Survei Kepuasan Terhadap Jokowi Jeblok, Juga Ada Kabar Buruk untuk Prabowo dan Anies
Survei Kepuasan Terhadap Jokowi Jeblok, Juga Ada Kabar Buruk untuk Prabowo dan Anies
TRIBUN-TIMUR.COM - Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan survei kepuasan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurun selama masa pandemi Virus Corona (Covid-19).
Ia memaparkan kepuasan masyarakat terhadap pemerintah pusat saat ini hanya 56 persen dan kepuasan terhadap sosok Jokowi sendiri 66 persen.
Menurut dia, angka tersebut turun cukup jauh dari survei yang diadakan bulan Februari 2020.

• Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo dan Jokowi Menurun, Ganjar dan Ridwan Kamil Makin Meningkat
Burhanuddin menilai perbedaan angka antara kepuasan terhadap Jokowi dengan pemerintah secara keseluruhan tampak signifikan.
Dilansir TribunWow.com, rincian survei itu ia sampaikan dalam tayangan Kompas TV, Senin (8/6/2020).
"Pertanyaan umum, tapi kita menanyakan variabel lain berkaitan dengan Covid-19," kata Burhanuddin Muhtadi.
Ia memberi contoh kejadian bantuan sosial (bansos) yang diterima tidak tepat sasaran di beberapa daerah.
Kesalahan penerima bansos tersebut terjadi akibat perbedaan data dengan kenyataan di lapangan.
"Misalnya yang kita tanyakan dan itu terlihat betul responsnya sangat negatif adalah bansos," kata Burhanuddin.
"Jadi penyaluran bansos lebih banyak yang mengatakan salah sasaran ketimbang yang tepat sasaran," lanjutnya.
Ia memberi contoh lain yang membuat kepuasan masyarakat semakin menurun.
Sebelumnya terdapat wacana untuk mengizinkan tenaga kerja asing (TKA) bekerja di Indonesia pada masa pandemi Virus Corona.
Seperti diketahui, beberapa negara sudah sangat membatasi akses keluar-masuk batas negaranya untuk mencegah penularan virus.
"Kemudian juga kita tanyakan hal-hal yang berkaitan dengan TKA, misalnya," ungkap Burhanuddin.
• LOWONGAN KERJA BUMN-Pegadaian Makassar Cari Pegawai Baru Lulusan SMA, Cek Syarat dan LINK Daftar!
"Ada beberapa statement dari menteri yang mengatakan enggak apa-apa tenaga kerja asing masuk di saat pandemi karena SDM kita dianggap kurang berkualitas," lanjutnya.
Dari peristiwa tersebut, Burhanuddin menilai ada perbedaan harapan masyarakat dengan keputusan pemerintah.
"Data kami di bulan Mei 60 persen meminta agar TKA dilarang sama sekali di masa sekarang," katanya.
"Artinya ada perbedaan ekspektasi publik dengan sebagian menteri yang itu sepertinya tidak sesuai dengan harapan publik," jelas Burhanuddin.
Burhanuddin lalu menyinggung pernyataan beberapa menteri pada masa awal pandemi yang dianggap kurang sensitif dengan situasi.
Ia bahkan menyebut beberapa pernyataan para menteri tersebut yang terkesan meremehkan pandemi.
"Termasuk misalnya saat kita bandingkan dengan respons awal saat pandemi, itu banyak statement dari menteri yang menurut saya tidak responsif," papar Burhanuddin.
"Misalnya mengatakan birokrasi di Indonesia terlalu rumit sehingga wabah Virus Corona tidak akan dapat izin masuk ke Indonesia," lanjut dia.
"Kemudian ada juga pernyataan sebagian menteri yang mengatakan lebih baik kita santai saja terkait dengan virus karena virus ini bisa sembuh sendiri," kata Burhanuddin.
Burhanuddin menilai pernyataan para pejabat negara tersebut dapat berpengaruh pada sikap masyarakatnya dalam menghadapi Covid-19 .
"Ada banyak pernyataan meng-underestimate Virus Corona yang kemudian masuk ke dalam alam bawah sadar rakyat," jelasnya.
Ia menambahkan survei kepuasan masyarakat terhadap pemerintah berkurang dari angka 71
persen menjadi 66 persen.
Lihat videonya mulai menit 3:00
Elektabilitas Ganjar dan Ridwan Kamil Meningkat
Berdasar survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas dan kepuasan publik pada sejumlah tokoh menunjukkan hasil yang bervariasi.
Kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinyatakan menurun meski tidak signifikan.
Sementara itu, elektabilitas Ketua Umum Parta Gerindra, Prabowo Subianto, juga mengalami penurunan drastis dibanding sebelumnya.
Sedangkan, dua tokoh lain yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, malah semakin bertambah.
Dilansir Kompas.com, Senin (8/6/2020), survei tersebut dilakukan pada 16-18 Mei 2020 dan melibatkan sekitar 1.200 responden.
Dalam survei yang membandingkan elektabilitas tokoh politik selain Jokowi tersebut, Prabowo masih memiliki elektabilitas tertinggi meski dengan koreksi sebesar 8,1 persen.
Namun, jumlah responden yang memilih Prabowo hanya sebesar 14,1 persen dibandingkan pada bulan Februari yang capai hingga 22,2, persen.
Berbanding terbalik dengan Prabowo, Ganjar mengalami peningkatan elektabilitas dari 9,1 persen menjadi urutan kedua dengan nilai elektabilitas sebesar 11,8 persen.
Sementara, Ridwan Kamil yang pada bulan Februari memiliki tingkat elektabilitas sebesar 3,8 persen kini menjadi 7,7 persen.
Dalam halaman resmi Indikator, dicatat bahwa kedua kepala daerah tersebut memiliki tren elektabilitas yang makin meningkat.
"Dukungan pada Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil kini cenderung meningkat dibandingkan temuan Februari lalu," bunyi keterangan dari hasil survei tersebut, Senin (8/6/2020).

Berikut hasil survei tersebut secara lebih jelas:
- Prabowo Subianto (Mei 14,1 persen; Februari 22,2 persen),
- Ganjar Pranowo (Mei 11,8 persen; Februari 9,1 persen),
- Anies Baswedan (Mei 10,4 persen; Februari 12,1 persen),
- Ridwan Kamil (Mei 7,7 persen; Februari 3,8 persen),
- Sandiaga Uno (Mei 6 persen; Februari 9,5 persen),
- Agus Harimurti Yudhyono (Mei 4,8 persen; Februari 6,5 persen),
- Khofifah Indar Parawansa (Mei 4,3 persen; Februari 5,7 persen),
- Mahfud MD (Mei 3,3 persen; Februari 3,8 persen),
- Gatot Nurmantyo (Mei 1,7 persen; Februari 2,2 persen),
- Erick Thohir (Mei 1,6 persen; Februari 1,9 persen),
- Puan Maharani (Mei 0,8 persen; Februari 1,4 persen),
- Tito Karnavian (Mei 0,6 persen; Februari 0,8 persen),
- Budi Gunawan (Mei 0,4 persen; Februari 0,4 persen),
- Muhaimin Iskandar (Mei 0 persen; Februari 0,3 persen). (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Noviana)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Survei Kepuasan Jokowi Turun, Burhanuddin Muhtadi Singgung 'Blunder' Menteri: Santai Saja soal Virus,