Bincang Bola Virtual
ADS Prihatin dengan Pemain Bola Indonesia, Dibayar Klub Hanya 25 Persen dari Kontrak
Mantan Ketua Badan Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabussala (ADS) turut prihatin dengan kondisi saat ini.
Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mantan Ketua Badan Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabussala (ADS) turut prihatin dengan kondisi saat ini.
Dimana gaji pemain bola di Indonesia harus dipangkas menjadi 25 persen dari kesepakatan kontrak lantaran liga dihentikan imbas Covid-19.
Hal itu dia sampaikan dalam Bincang Bola Virtual yang dilaksanakan Media Tribun Timur.
Bincang ini mengambil tema 'Nasib Pemain Liga Indonesia' yang terlaksana Selasa (9/6/2020) mulai pukul 15.30-17.30 Wita.
Menurut sepengetahuan ADS sapaan akrabnya, tak ada pembicaraan langsung yang dilakukan antara PSSI, asosiasi pemain, klub bahkan pemain sendiri.
Tentang adanya keputusan untuk pemotongan gaji sampai 25 persen dari kontrak yang ditentukan sejak awal.
"Saya sangat prihatin dengan keputusan itu, sebab tidak ada pembicaraan langsung dengan berbagai pihak. Karena yang saya tahu, pemain Liga 1 dan Liga 2 berbeda dalam hal gaji," papar ADS.
Ia menjelaskan, pemain di Liga 1 jelas memiliki penghasilan yang lebih besar ketimbang pemain Liga 2.
Apalagi dengan adanya keputusan tersebut, kedua kompetisi ini masing-masing klub juga membagi golongan pemain dalam hal upah.
Misalnya di Liga 1, pemain-pemain dibagi menjadi tiga golongan yakni A, B sampai C.
Begitu juga dengan pemain di Liga 2, dibagi golongannya menjadi A, B dan C.
"Tapi saya menaruh hormat kepada seluruh pemain yang ikhlas menerima keputusan. Bahkan saya malah sedih ada pemain di Liga 2, hanya menerima kurang dari satu juta," tuturnya.
Maka dari itu, ADS berharap agar PSSI dan pemilik klub bisa mencari jalan dalam menyelamatkan para pemain.
Utamanya mengambil keputusan apakah liga dilanjutkan atau diganti dengan format turnamen.