Tribun Wiki
TRIBUN WIKI: Namanya Dijadikan Nama Jalan di Kota Masamba Luwu Utara, Siapa Andi Pattiware?
Dirangkum TribunLutra.com dari berbagai sumber, Minggu (7/6/2020), Andi Pattiware adalah Raja atau Datu Luwu ke-15.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Sudirman
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Masamba adalah sebuh kota kecil di utara Sulawesi Selatan.
Ibu kota Kabupaten Luwu Utara ini berjarak 450 kilometer dari Makassar.
Di Kota Masamba, terdapat jalan bernama Jl Andi Pattiware.
Lalu siapa itu Andi Pattiware?
Dirangkum TribunLutra.com dari berbagai sumber, Minggu (7/6/2020), Andi Pattiware adalah Raja atau Datu Luwu ke-15.
Pattiware yang bergelar Petta Matinroe Pattimang memerintah pada tahun 1587-1615 M.
Ia merupakan Datu Luwu pertama yang memeluk agama Islam.
Makamnya berada di Desa Pattimang, Kecamatan Malangke.
Konon sebelum Islam masuk ke Tana Luwu, masyarakat menganut kepercayaan Animisme dan penyembahan kepada Dewata Seuwae.
Setelah sepuluh abad lebih berdiri, kerajaan Luwu menerima agama Islam sebagai agama resmi kerajaan pada tahun 1603 saat masa pemerintahan Pattiware.
Sekaligus menjadikana Kerajaan Luwu sebagai kerajaan pertama di Sulsel yang menganut agama Islam.
Agama Islam sendiri dibawa ke Tana Luwu oleh Datu Sulaiman dan Datu Ri Bandang yang berasal dari Koto Tengah, Minangkabau.
Hal mistik banyak mewarnai proses awal masuknya Islam di Luwu.
Diyakini bahwa Datu Sulaiman dan Datu Ri Bandang datang ke Luwu dengan menggunakan perahu ajaib berupa kulit kacang.
Mereka pertama kali tiba di Luwu tepatnya di Lapandoso, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu (sekarang).
Keduanya lalu dipertemukan dengan pemimpin wilayah Bua yang saat itu dijabat oleh Tandipau.
Sebelum menerima agama yang dibawa oleh kedua datu itu, Tandipau terlebih dahulu mengadu ilmu kesaktian dengan Datu Sulaiman.
Setelah itu, Datu Sulaiman dan Datu Ri Bandnag kemudian pergi ke Kerajaan Luwu di Malangke untuk menghadap Pattiware.
Setelah terjadi dialog siang dan malam, Datu Pattiware pun bersedia diislamkan bersama seisi istana.
Islam lalu dijadikan sebagai agama kerajaan dan dijadikan pula sebagai sumber hukum.
Setelah berhasil mengislamkan Pattiware, Datu Ri Bandang atau Khatib Bungsu lalu pergi menyebarkan Islam di daerah Kerajaan Gowa.
Sedangkan Datu Sulaiman tetap tinggal di Luwu.
Datu Sulaiman kemudian wafat dan dimakamkan tepat disamping makam Pattiware.
Setelah berkembang, Islam kini menjadi agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Tana Luwu dan Sulawesi Selatan pada umumnya.
Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: