Kelas Online
PETAKA Kelas Online, Remaja Perempuan Ini Minum Racun untuk Bunuh Diri karena Tak Punya Kuota
Kuat dugaan, Devika melakukan aksi bunuh diri akibat takut ketinggalan kelas selama masa lockdown yang diterapkan di India.
TRIBUN-TIMUR.COM - Petaka kelas online, Remaja perempuan ini minum racun untuk bunuh diri karena Tak Punya Kuota
Kasus bunuh diri terjadi di India, seorang remaja perempuan mengakhiri hidupnya lantaran tak punya kuota untuk ikut kelas online, Minggu, (7/6/2020).
Seorang remaja ditemukan dalam keadaan meninggal dengan botol kosong bekas cairan beracun di dekatnya.
Kejadian ini terjadi di Valencherry sebuah kota kecil yang berada di negara bagian Kerala, India.
Diketahui, jenazah tersebut milik remaja bernama Devika Balakrishnan yang tinggal tak jauh dari lokasi penemuan.
Kuat dugaan, Devika melakukan aksi bunuh diri akibat takut ketinggalan kelas selama masa lockdown yang diterapkan di India.
• Tak Direstui Menikah, Pemuda di Palopo Bunuh Diri: Terbujur Kaku dengan Lilitan Tali Rafia di Leher
• LINK Daftar Kartu Prakerja Gelombang 4 Lengkap Panduan Cara Swafoto dan Unggah Ulang Foto

Seperti diketahui, pandemi Virus Corona atau Covid-19 juga menyebar di India, Perdana Menteri Narendra Modi telah mengeluarkan kebijakan lockdown total.
Sejak keluarnya kebijakan lockdown, sekolah juga ikut ditutup dan dialihkan pada kelas online atau daring.
Devika takut ketinggalan kelas yang diselenggarakan secara online lantaran keluarganya tak mempunyai cukup uang untuk membeli kuota internet.
Ayah Devika juga diketahui sudah tak bekerja karena dalam kondisi sakit. Ia menjelaskan bahwa putrinya sempat mengalami depresi karena tak bisa ikut kelas online.
"Dia selalu mengatakan agar kami membetulkan televisi, sehingga dia bisa segera ikut kelas yang diselenggarakan daring," ujar ayahnya seperti dikutip oleh Kompas dalam artikel berjudul "Tak Punya Kuota Internet untuk Ikut Kelas Online, Remaja Ini Bunuh Diri"
Namun seperti dilansir Daily Mirror Jumat (5/6/2020), ayahnya menerangkan mereka tak punya uang memperbaiki televisi, apalagi membeli ponsel.
Diberitakan India Today, terdapat catatan yang ditinggalkan Devika ketika mereka menggelar investigasi. "Saya pergi," begitu ucapan terakhir dari dia.
Kasus itu memantik gelombang protes di Kerala, karena menjadi bukti nyata ketimpangan di India buntut adanya pandemi virus corona.
Siswa miskin yang tinggal di pedesaan mengalami kesulitan selama wabah ini, kata Abhijith, Ketua Serikat Siswa Negara Bagian Kerala.