Rilis Kementan
Mentan Syahrul Pastikan Sektor Pertanian Lebih Maju Dimasa New Normal
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa sektor pertanian di masa yang akan datang tidak bisa diolah dengan cara yang biasa.
TRIBUN-TIMUR.COM - Persiapan pemerintah dalam menyambut masa transisi new normal terus dilakukan dengan berbagai cara.
Sektor Pertanian merupakan sektor yang paling penting dan harus menjadi perhatian bersama. Utamanya dalam memperbaiki dan mengembangkan sarana prasarana pertanian berbasiskan teknologi.
Mengenai hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa sektor pertanian di masa yang akan datang tidak bisa diolah dengan cara yang biasa.
Namun harus dikerjakan dengan cara yang serba maju, serba baru dan lebih modern.
"Minimal dengan terjadinya Covid 19 ini kita semakin menyadari bahwa pertanian tidak boleh lagi diolah dengan cara yang biasa. Harus ada inovasi dan ide-ide kreatif dalam mengelola pertanian," ujar Mentan saat menghadiri webinar menuju new normal yang digelar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Jumat (5/6/2020).

Menurut Syahrul, dengan cara pengelolaan yang baru, maka, sektor pertanian menjadi lebih yakin untuk dikelola secara serius serta mampu menjawab tantangan masa depan soal ketersediaan pangan.
Bahkan, melalui ide kreatif, sektor pertanian berpotensi mencapai swasembada serta memenuhi kebutihan ekspor.
"Di masa new normal, yang memiliki prospek untuk menghidupi masyarakat ada di sektor pertanian. Jika pangan tersedia maka masyarakat bisa hidup," tuturnya.
Untuk merealisasikan kemajuan pertanian, pemerintah akan terus mengawal 11 komoditas utama serta stabilisasi harga hulu ke gilir.
Langkah ini penting dilakukan mengingat kebutuhan pangan adalah komdoitas utama yang menjadi konsumsi masyarakat Indonesia.
"Kesebelas bahan pokok tersebut adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula, dan minyak goreng," katanya.
Sebagai informasi, perkiraan ketersediaan beras saat ini kurang lebih mencapai 21 juta ton dengan prediksi kebutuhan 12 juta ton. Adapun perkiraan stok beras sampai dengan bulan September mendatang mencapai 8,5 juta ton.

Untuk menjaga ketersediaan ini, pemerintah sudah mengeluarkan tiga program. Pertama adalah mengembangkan rawa di Kalimantan Tengah, kemudian diversifikasi pangan lokal, serta cadangan beras pemerintah dan lumbung pangan masyarakat (LPM).
"Melalui tiga program ini diharapkan mampu menjadi upaya dalam membantu pangan utama kita tetap tersedia meski di tengah krisis apapun," tutupnya.
Stok Pangan Aman
Mentan Syahrul Yasin Limpo di sela kesibukannya melakukan kunjungan ke Desa Bayu Lor, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang melakukan panen padi, Sabtu (6/6/2020).
Dengan demikian, hal ini membuktikan kesiapan sektor pertanian di masa new normal dapat menyediakan pangan secara mandiri.
Pada panen padi tersebut, Mentan Syahrul menegaskan peran pemerintah untuk memastikan kebutuhan pangan aman dan tercukupi bagi rakyat Indonesia. Dalam hal ini Kementan melakukan langkah strategis dengan gerakan percepatan tanam, diversifikasi pangan lokal, pengembangan rawa dan penyediaan cadangan beras.
"Kita butuh kebersamaaan untuk melakukan keperpihakan agar pertanian bisa berjalan dengan akselerasi yang cepat, apalagi adanya ancaman kekeringan yang telah disampaikan FAO serta krisis pangan dunia, harus segera kita respon untuk antisipasinya," sebut Syahrul.
Percepatan tanam padi sudah dilakukan sejak awal bulan ini. Jajaran di Kementan langsung turun ke lapangan memastikan semua wilayah satu suara melakukan perceparan tanam.
Pada MT II target tanam seluas 5,6 juta hektar. Dari situ nantinya bulan juli sampai desember akan ada 12,5 - 15 juta ton beras.
Luas panen Januari Juni 5,83 juta hektar dengan produksi 29,31 juta ton. Untuk stok beras akhir Juni diperkirakan masih aman sebesar 6,84 juta ton.
Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan kehadiran Mentan diyakini memberi dampak positif bagi masyarakat.
Ia menilai Kementan dipimpin Mentan Syahrul Yasin Limpo terus berupaya dalam meningkatkan produksi pertanian dengan berbagai program-program yang diterapkan.

Upaya tersebut juga terus dipantau sehingga target yang sudah ditetapkan dapat tercapai.
"Saya berharap para petani jangan terlena di situasi Covid ini. Pak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo muter dari satu provinsi ke provinsi lain. Kenapa tidak insan-insan pertanian pun bergerak untuk bertani di daerah masing-masing," terangnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi meyakini Kementan akan bisa mengambil peran utama pemenuhan kebutuhan pangan.
Oleh karenanya, ia mendukung penuh program yang sedang dijalankan Mentan Syahrul Yasin Limpo yakni gerakan percepatan tanam April- September (ASEP) 2020.
Program tersebut dinilai dapat menjadi senjata ampuh dalam memerangi dampak pandemi Covid-19.
"Saya sangat mendukung adanya program percepatan tanam padk untuk memerangi dampak dari pandemi Covid-19," tegasnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan program percepatan tanam padi pada April-September 2020 dilaksanakan di 8 wilayah andalan, 9 wilayah utama dan 16 wilayah pengembangan.
Kementan memberikan bantuan benih, alat mesin pertanian, asuransi pertanian dan pendampingan agar percepatan tanam sukses dan memberikan hasil yang tinggi.
"Ini saatnya setiap wilayah membuktikan komitmennya. Komitmen untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat, maka dari itu gerakan percepatan tanam menjadi yang utama," tuturnya.(*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: