CV Athaya Abadi dan CV Delima Indah Pratama Menangkan Tender Benih Kakao-Kopi Rp 5,336 M
Dilansir laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Sulsel, Rabu (3/6/2020), ada tiga paket benih kopi dan dua paket benih kakao yang selesai te
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sulsel melakukan tender lima paket benih perkebunan kopi dan kakao, dengan total pagu Rp 8,245 miliar.
Dilansir laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Sulsel, Rabu (3/6/2020), ada tiga paket benih kopi dan dua paket benih kakao yang selesai tender.
Paket pengadaan benih kopi siap tanam peremajaan tanaman kopi Enrekang pagu Rp 1,925 miliar, dimenangkan CV Athaya Abadi (Makassar) dengan penawaran terkoreksi Rp 1,256 miliar.
Pengadaan benih siap tanam peremajaan tanaman kopi Arabika Toraja Utara pagu Rp 3,08 miliar, dimenangkan CV Delima Indah Pratama (Selayar) dengan penawaran terkoreksi Rp 2,1 miliar
Lalu pengadaan benih kopi siap tanam peremajaan tanaman kopi arabika Jeneponto dan Gowa pagu Rp 1,54 miliar, dimenangkan CV Athaya Abadi (Makassar) penawaran terkoreksi Rp 980 juta
Kemudian, pengadaan benih siap tanam peremajaan tanaman kakao Soppeng pagu Rp 850 juta, dimenangkan CV Delima Indah Pratama (Selayar) penawaran terkoreksi Rp 500 juta.
Dan terakhir, pengadaan benih kakao siap tanam peremajaan tanaman kakao Bone pagu Rp 850 juta juga dimenangkan CV Delima Indah Pratama (Selayar) penawaran terkoreksi Rp 500 juta.
Artinya, dari pagu Rp 8,245 miliar dapat terkoreksi menjadi Rp 5,336 miliar.
Sebelumnya, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sulsel Andi Ardin Tjatjo mengatakan, saat ini Sulsel bahkan Indonesia dihadapkan tiga masalah.
"Yakni pandemi Covid-19, persoalan iklim kering yang diramalkan FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) akan menimpa Sulsel dan bagaimana membangkitkan ekonomi kita yang turun akibat badai Corona," ujar Ardin via pesan WhatsApp, pertengahan Mei lalu.
Pertanian, lanjut dia, merupakan katub pengaman ekonomi Sulsel, yang tidak boleh berhenti.
"Untuk mengantisipasi ketersediaan air, maka kita harus memastikan sarana produksi kita berupa bibit (benih) bisa secera cepat diterima petani di lapangan," ujarnya.
"Untuk benih pangan umumnya sudah e-catalog. Sedangkan benih perkebunan belum e-catalog. Baru ini yang berjalan," jelasnya.
Proses tender paket ini, kata Ardin bertujuan untuk peningkatan produksi perkebunan di Sulsel
"Kita berupaya pertahankan, kalau bisa kita naikkan. Apalagi harga ekspor alhamdulillah tidak terpengaruh," ujarnya.