Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anggota DPRD Ngamuk

KRONOLOGI Anggota DPRD Ngamuk, Banting Botol Bir dan Kue di Pendopo Bupati, Polisi Juga Ditantang

Tak hanya itu, anggota dewan tersebut juga menantang Satpol PP dan polisi yang turut menyaksikan.

Editor: Ansar
Istimewa
Toples kue nastar di Pendopo Kabupaten Tulungagung yang pecah dibanting anggota DPRD Tulungagung (kiri) dan botol bir yang dibanting di lantai Pendopo Kabupaten Tulungagung (kanan). 

Fenomena anggota DPRD ngamuk biasanya terlihat di ruang rapat. Seperti diperlihatkan Sukri Wailissa.

Aanggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah itu mengamuk dan membalikan meja saat rapat bersama dengan Tim Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 viral di media sosial dan grup WhatsApp. 

Video ngamuknya Sukri viral di media sosial. Politikus PKB ini terlihat marah sambil melempar mikrofon dan sejumlah dokumen.

Dalam video berdurasi 3,36 menit yang beredar, Sukri terlihat kesal, memukul-mukul meja sambil terus memprotes kebijakan Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua dengan nada tinggi.

Sampai pada akhirnya Sukri melempar mikrofon dan dokumen ke arah pimpinan rapat. 

Sekretaris Daerah Maluku Tengah juga hadir dalam rapat tersebut.

o
Video anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah, Sukri Wailissa, mengamuk dan membalikkan meja saat rapat bersama dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 viral di media sosial dan grup WhatsApp. (Tangkapan layar WhatsApp)

Dalam video itu, Sukri menjelaskan bahwa dia kesal dengan sikap Tuasikal yang dinilainya lambat dalam menangani dampak Covid-19.

"Kalau saudara Bupati ikhlas pasti tidak mungkin langkah yang dilakukan seperti ini. Hari ini kita sudah melakukan pertemuan seperti ini sebanyak tiga kali," ujar Sukri.

"Tapi apa hasil dari pertemuan-pertemuan itu? Buang-buang energi."

"Kita tahu regulasi, kita datang ke sini, kita panggil tim gugus tugas bukan untuk diceramahi pimpinan."

"Tapi bagaimana kita cari solusi apa yang menjadi harapan masyarakat,“ ujar Sukri dengan nada tinggi.

Sukri menilai Tuasikal tidak menghormati DPRD lantaran sudah tiga kali diundang, tapi tak pernah mau hadiri rapat.

Padahal, rapat tersebut untuk membahas kebijakan yang akan diambil terkait penanganan Covid-19, serta langkah yang akan dilakukan untuk masyarakat yang terdampak.

“Kerja model apa ini? Masyarakat butuh sentuhan tapi apa yang kita berikan buat mereka. Pak Sekda buka mata, buka hati jangan karena ada kepentingan, makanya pimpinan hadirkan bupati,” pintanya.

“Ini kekesalan saya pimpinan, tidak sewajarnya saya lakukan ini, tapi ini sudah lebih makanya pertemuan begini bubar saja, bubar, bubar sudah."

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved