Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Forum Dosen Tribun Timur

Ini Alasan Prof Irawan Anggap Virus Corona Bukan Konspirasi

Namun Ia menyebut bisa saja ada pihak di dunia bisnis farmasi yang mencoba memanfaatkan munculnya virus ini untuk mendapat keuntungan.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Sudirman
TRIBUN TIMUR/WAHYU SUSANTO
Dialog Virtual Forum Dosen Majelis Tribun Timur dengan tema Demi Pancasila, Covid-19 : Virus, Bisnis atau Konspirasi? mulai pukul 15.20 Wita, Senin (1/5/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Prof Irawan menolak jika Virus Corona disebut konspirasi.

Namun Ia menyebut bisa saja ada pihak di dunia bisnis farmasi yang mencoba memanfaatkan munculnya virus ini untuk mendapat keuntungan.

Hal itu disampaikan dalam dialog virtual Forum Dosen Tribun Timur#4 bertema 'Demi Pancasila, Covid-19: Virus, Bisnis, atau Konspirasi?', Senin (1/6/2020).

Prof Irawan mengemukakan alasannya menolak Covid-19 sebagai konspirasi.

Menurut Prof Irawan, ada bukti scientific yang menunjukkan bahwa Virus Corona bukanlah buatan manusia, melainkan berasal dari kelelawar.

"Saya tak melihat ini adalah sebuah konspirasi, karena bukti-bukti scientific menunjukkan virus yang menyebar sama seperti yang pertama kali ditemukan di kelelawar," kata Prof Irawan.

Terkait penyebarannya yang cepat dan luas, Ia menyebut virus ini sangat cocok dengan manusia sebagai inangnya, apalagi manusia dan hewan sangat mudah berinteraksi.

"Ternyata manusia enak untuk virus ini, sebab usia manusia panjang dan menjadi predator tertinggi, sehingga relatif aman di dalam manusia. Selain itu mobilitasnya juga tinggi, sehingga virus juga pindah ke mana-mana untuk survive," bebernya.

Hal lain yang menjadi bukti, Lanjut Prof Irawan adalah kemampuan virus ini bermutasi dengan cepat di tempat Ia berkembang biak.

"Di Eropa virus sudah dipetakan A,B, C, tapi di Indonesia justru unclassifed, tidak seperti di Eropa. Ini yang membuat desain vaksin sulit sebab dia cepat sekali bermutasi, sementara kemampuan kita membuat vaksin sangat terbatas," imbuhnya.

Ditanya soal kemungkinan ada negara yang mencoba mengebangkan virus ini, Prof Irawan menyebut itu sangat berisiko.

"Kalau ada negara, dia harus berfikir 100 kali untuk bangsanya sendiri. Sebab sekali virusnya lepas, tidak akan bisa terkontrol, itu riskan sekali," jelasnya.

"Kedua orang di laboratorium, hambatan utama adalah kalau mau mengembangkan virus itu, karena mereka tahu konsekuensinya. Scientist kan hanya mengembangkan untuk ilmu, tapi akan dijadikan apa itu keputusan politik," tambahnya. (tribun-timur.com)

 Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur

(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved