Helmi Yahya
Nasib Tak Terduga Helmi Yahya Usai Dipecat dari Dirut TVRI 'Ada Hikmahnya Dapat Tiga Kali Lipat'
Mantan Direktur Utama TVRI Helmy Yahya mengaku bahagia meski dipecat dari Dirut TVRI.
"Allah punya rencana lebih baik untuk kita. Hari ini saya diberhentikan, saya dapat banyak kesempatan, rezeki mengalir luar biasa," papar Helmy Yahya.

Helmy lantas mengatakan, jadwalnya kian padat meski tak lagi jadi Dirut TVRI.
"Tarif saya jadi tiga kali lipat tetapi tetap dibeli orang, jadi menurut saya ada hikmahnya," ujar Helmy Yahya.
• 5 Penyebab Helmi Yahya Dicopot sebagai Dirut TVRI, Partner Alya Rohali di Kuis Siapa Berani Melawan
ini videonya:
Cerita Helmy Yahya Sebelum Menjadi Dirut TVRI
Mantan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Helmy Yahya mengaku sebenarnya enggan menjadi pucuk pimpinan di televisi milik negara.
"Apakah saya menyesal (dipecat)? Tentu saja tidak, bagi saya inilah pengalaman hidup yang sangat mahal," ujar Helmy saat rapat dengar pendapat umum dengan Komisi l DPR, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Helmi menjelaskan, pada dua setengah tahun yang lalu, dirinya berdiskusi dengan kakaknya Tantowi Yahya bahwa kondisi TVRI sangat berat dan sulit dibenahi menjadi lebih baik.
"Saya ikutin dia (Tantowi), tapi ada godaan lebih besar, seseorang datang ke saya," ucap Helmy.
Seseorang tersebut, kata Helmy, menyebut diri saya menjadi besar dan kesejahteraan selama ini didapat dari dunia televisi, bahkan TVRI pernah menjadi tempat belajar.
"Iya saya belajar 10 tahun di TVRI, dia bilang tidak terpikir kamu untuk kembangi dan kembali ke dunia televisi, terurama TVRI," ujar Helmy.
"Saya berunding dengan istri saya dan saya lanjutkan mengikuti menjadi direktur utama dan alhamdulimah saya terpilih pada 29 November 2017," sambung Helmy.
Setelah masuk ke TVRI dengan posisi sebagai direktur utama, Helmy mengaku kaget dan benar apa yang dikatakan kakanya Tantowi Yahya, bahwa kondisi televisi negara tersebut sangat memprihatinkan.
"Beberapa tahun yang lalu, usia SDM tidak ideal, 4.800 karyawan kami 72 persen usianya non milenial atau kolonial, di atas 40 tahun. Tentu ini tidak ideal untuk media, sebuah lembaga yang bergerak dalam industri kreatif," tutur Helmy.
Kemudian rating dan share TVRI, kata Helmy, pada urutan paling akhir yaitu 15 dan logonya kata orang sangat jadul, bahkan anggaran maupun remunisasinya sangat kecil.