Tribun Makassar
Direktur KKH Ungkap Pentingnya Biosafety dan Biosecurity dalam Pelepasliaran Satwa di Masa Pandemi
BBKSDA menggelitik 1.000 peserta saat menyelenggarakan webinar dengan judul “Meretas Jalan Satwa Liar Kembali ke Alam di Masa Pandemi Covid-19”.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan menggelitik 1.000 peserta saat menyelenggarakan webinar dengan judul “Meretas Jalan Satwa Liar Kembali ke Alam di Masa Pandemi Covid-19”.
Webinar yang berlangsung, Jumat (30/5/2020), pukul 14.00-17.00 Wita, diikuti 1000 orang, berasal dari berbagai kalangan, pemerintah, swasta, NGO, akademisi, mahasiswa, asosiasi, komunitas, pemerhati, insan pers, dan kelompok pemuda dan perempuan dari seluruh Indonesia.
Webinar diselenggarakan serangkaian Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional 2020, yang bertema “Our solution are in nature”.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Drh Indra Eksplotasia, sebagai keynote speak menekankan pentingnya aspek biosafety dan biosecurity dalam pelepasliaran satwa liar di masa pandemic Covid-19.
"Apresiasi kepada BBKSDA Sulsel dan juga peserta webinar atas antusiasnya mengikuti webinar dari awal sampai akhir yang berasal dari seluruh Indonesia"
Sambutan Direktur KKH selanjutnya dikolaborasi melalui pemaparan narasumber yang terdiri dari dua sesi.
Sesi pertama tentang kebijakan pengelolaan satwa liar, aspek legal dan kesejahteraan satwa liar di masa pandemic yang dipaparkan secara berturut-turut oleh Kepala Balai Besar KSDA Sulsel Ir Thomas Nifinluri, Kepala Balai Gakkum LHK Wilayah Sulawesi Dodi Kurniawan, dan drh Zulfikar Basrul dari Fakultas Kedokteran Unhas.
Di sesi kedua didiskusikan tentang pembelajaran pengelolaan satwa liar di tingkat tapak oleh Manager Lembaga Konservasi Gowa Discovery Park dan tentang kelola satwa liar bersama masyarakat di Pantai Mampie Polewali Mandar, Provinsi Sulbar, oleh Ketua Sahabat Penyu (Yusri).
Webinar menghasilkan beberapa catatan dan rekomendasi dalam pengendalian perburuan satwa liar, menegakkan hukum terhadap pelaku perburuan satwa liar illegal, dan mengupayakan agar satwa yang dilepasliarkan adalah satwa yang betul-betul telah siap kembali ke alam.
“Indonesia harus mampu mengurangi jumlah satwa terancam punah, dapat menekan jumlah perdagangan satwa liar ke luar negeri dan dapat menyeleksi dengan baik calon penangkar dan lembaga konservasi dari segi finansial sehingga tidak kesulitan di masa pandemi,” kata Kepala Balai Besar KSDA Sulsel, Thomas Nifinluri.
Thomas mengatakan, hasil diskusi lain yang tidak kalah pentingnya, bagaimana meningkatkan literasi dan awareness publik tentang pentingnya keberadaan satwa liar di alam ,sebagai bagian dalam keseimbangan lingkungan dan ekosistem.
"Pembelajaran praktek cerdas yang dilakukan oleh masyarakat dan swasta tentang pengelolaan dan pelestarian satwa liar dengan tetap memperhatikan kesejahteraan satwa (animal welfare), dengan five freedom-nya juga penting dipromosikan melalui media sosial dan online news untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pelestarian satwa liar," tuturnya.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, @Fahrizal_syam
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)