Sekolah Kembali Dibuka
Sekolah di Makassar Akan Kembali Dibuka, Guru SMK Telkom: Sekolah dan Orangtua Siswa Harus Siap
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kota Makassar rencana akan mengaktifkan kembali proses belajar mengajar di sekolah.
Penulis: Alfian | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kota Makassar rencana akan mengaktifkan kembali proses belajar mengajar di sekolah.
Hal itu tertuang dalam notulen hasil rapat Disdikbud Makassar, Rabu (27/5/2020) lalu.
Terdapat enam poin yang dihasilkan sebagai kesimpulan rapat.
Diantaranya yakni jika aktivitas belajar mengajar tatap muka kembali digelar, sekolah wajib mengikuti protokol kesehatan dalam pencegahan Covid-19.
Seperti physical distancing, menyediakan hand sanitizer, alat pemeriksa suhu tubuh dan lainnya.
Tekait dengan rencana itu guru atau staf pengajar SMK Telkom Makassar, Amran Hapsan, menyebut bahwa hal itu bisa saja dilakukan asalkan sekolah siap.
"Menurut saya pribadi, bisa sja dimulai asalkan sekolah harus siap memfasilitasi semua komponen yang trlibat, menyediakan handsaniter, kemudian pemeriksaan ksehatan secara rutin, membatasi pergerakan di lingkungan sekolah yang tidak terlalu penting," ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat (29/5/2020).
Dalam hasil rapat Disdikbud juga dijelaskan beberapa poin terkait waktu belajar.
Jika sebelumnya masa belajar berlangsung enam hari atau lima hari dalam sepekan, maka di masa pandemi ini terjadi pengurangan.
Untuk jenjang Sekolah Dasar dilakukan secara bergantian yakni kelas I-III masa belajar setiap hari Senin, Rabu dan Jumat.
Kelas IV-VI pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
Sementara tingkatan SMP masing-masing tingkatan belajar dua hari dalam sepekan.
Kelas VII pada hari Senin dan Kamis, Kelas VIII hari Selasa dan Jumat, Kelas IX hari Rabu dan Sabtu.
Sedangkan tingkat PAUD tetap sesuai waktu belajar pada masa normal sebelumnya, namun akan dilakukan evaluasi setelah berjalan selama dua pekan.
Mengenai aturan ini Amran Hapsan yang juga Sekretaris Ikatan Guru Indonesia (IGI) Makassar ini menilai skema tersebut bisa dijalankan.
Namun dengan syarat belajar tatap muka harus tetap dikombinasikan dengan belajar di rumah.
"Yah (bagus), jadi bisa dikombinasikan antara belajar di sekolah (luring) dengan belajar di rumah (daring)," terangnya.
Adapun masukan lainnya yang perlu diperhatikan menurut Amran dalam menyukseskan sistem pembelajaran baru ini yakni kesiapan para guru dan juga orangtua peserta didik.
Dengan perubahan tersebut menurutnya para guru harus menyiapkan modul pembelajaran jika nantinya belajar dengan tatap muka dilakukan.
"Guru harus membuat modul dalam bentuk emodul yg nantinya dkirimkan ke anak-anak sebagai solusi jika luring, krena tidak ada juga jaminan corona akan hilang kalau menunggu tahun ajaran baru," paparnya.
Sementara itu untuk para orangtua diharapkan memperhatikan kondisi kesehatan anaknya.
Jika segala langkah tersebut diambil menurut Amran semuanya bisa berjalan lancar, meskipun tetap ada kekhawatiran.
"Kekhawatiran itu pasti ada, tapi kalau semua yang terlibat mengikuti anjuran dari pemerintah secara disiplin, maka Insyaa Allah kita bisa lewati semua.
Semua komponen pendidikan, dalam hal ini di sekolah harus saling berkoordinasi," tutupnya.(tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Alfian
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/guru-smk-telkom-makassar-amran-hapsan-2952020.jpg)