Covid 19
Ketum ISMI Ilham Habibie Ungkap 3 Perubahan Besar Usaha Selama Pandemi Covid-19
Ketua ISMI Sulsel A Yusran Paris menjelaskan tema tersebut sengaja dipilih sebagai motivasi kepada pengusaha dan pengurus ISMI secara khusus.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Sulsel melangsungkan halalbihalal secara online melalui jaringan virtual, Kamis (28/5/2020).
Hadir langsung dalam jaringan daring yakni Ketua Umum ISMI Pusat Dr Ilham Habibie, Ketua ICMI Sulsel Prof Dr Arismunandar MPd dan sejumlah pengurus ICMI Sulsel, Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Amerika Serikat Dwitypoetra, maupun para pengurus ISMI se-Indonesia.
Halalbihalal bertema "Merajut Silaturahmi dan Berpikir Positif di masa Pandemi Covid19."
Ketua ISMI Sulsel A Yusran Paris menjelaskan tema tersebut sengaja dipilih sebagai motivasi kepada pengusaha dan pengurus ISMI secara khusus.
“Tetap bersilaturahmi dan berpikir positif adalah imun terbaik dan solusi untuk masalah bisnis yang dihadapi saat ini,” katanya.
Sementara itu, Ilham Habibie berharap kepada saudagar muslim untuk tetap optimis tapi realistis menghadapi perubahan kondisi ekonomi baru ke depan.
“Langkah antisipatif itu untuk hadapi tantangan dan tangkap peluang di kondisi yang berubah karena Covid-19 dengan lakukan segera efisiensi dan meningkatkan SDM yang menguasai IT (informasi dan teknologi) karena ke depannya semua bisnis dan kegiatan ekonomi akan banyak dipengaruhi oleh IT,” katanya.
Ilham memastikan akan terjadi sedikitnya tiga perubahan besar di sektor usaha riil.
Pertama, pasca Covid-19 akan terjadi de-globalisasi di beberapa sektor usaha.
Kedua, terjadi peningkatan penggunaan aplikasi hi-tech di segala bidang.
Ketiga, akses dan penggunaan hi-tech untuk daily living meningkat yang membutuhkan otomatisasi pekerjaan yang didukung dengan aplikasi teknologi.
Sementara itu, pada ceramah virtualnya dari New York, Imam Shamsi Ali, menjelaskan, syukur merupakan esensi keimanan karena merupakan pengakuan atas maha besarnya otoritas Allah dan bentuk penyerahan diri sebagai hamba.
“Sehingga kesyukuran adalah pondasi untuk membangun pikiran positif. Orang yang bersyukur adalah orang yang bisa memahami keadaan dan menerima yang dialaminya. Kesyukuran juga akan membawa kepuasan batin,” kata Presiden Nusantara Foundation ini.
Shamsi Ali mengingatkan para saudagar muslim untuk tidak latah dan menelan mentah-mentah konsep dan proyeksi New Normal Society
“New normal jangan ditelan bulat-bulat karena ini wacana dari barat. Kita harus berhati-hati dengan wacana ini. Maka perhatikan beberapa hal yang menjadi konsepsi Islam, tentang perubahan” ujarnya.
Ia menguraikan karakter utama Islam adalah independensi, dengan lailaha ilallah. Sehingga Islam sebagai agama paling antisipatif terhadap kondisi baru dan perubahan apapun.
Malah Islam selalu menuntut adanya perubahan. Ada ayat quran menjelaskan lahirnya generasi baru pada setiap fase kehidupan manusia. Bisa berupa pergantian generasi dengan mentalitas, perilaku dan konsep hidup baru.
Dengan akan adanya perubahan maka dibutuhkan tiga transformasi. Yakni transformasi mentalitas dengan mengurangi rasa minder, transformasi karakter dengan memiliki akhlak karimah dan transformasi social behavior.
Lebih rinci, Shamsi menjelaskan transformasi sosial membutuhkan perubahan pemahaman agama dari pasif ke proaktif, adanya visi keumatan yang solid, tujuan yang sama sebagai ummat Rasulullah.
“Terakhir miliki visi global. Yakni siap memenangkan kompetisi global tidak menjadi negara konsumtif tapi sebagai produsen. Inilah seharusnya definisi new normal dari Islam,” katanya.