Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prof Idrus Paturusi

Kisah Prof Idrus Paturusi Sembuh dari Covid-19: Tak Mau Lihat Wajah Cucu Saat Masuk Ruang Isolasi

Itu artinya, mantan Rektor Unhas ini sembuh, dan diperbolehkan pulang untuk isolasi mandiri di rumah.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
alfian/tribun-timur.com
Prof Idrus Paturusi saat menjadi narasumber saat wawancara virtual eksklusif bersama Tribun Timur, Rabu (27/5/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof Idrus Paturusi adalah satu dari sekian banyak pasien positif yang sembuh dari Covid-19.

Prof Idrus tercatat dinyatakan positif pada 25 Maret 2020, dan setelah sembilan hari diisolasi di rumah sakit, hasil swab tesnya dinyatakan negatif untuk kedua kalinya.

Itu artinya, mantan Rektor Unhas ini sembuh, dan diperbolehkan pulang untuk isolasi mandiri di rumah.

Namun tak banyak yang tahu, ada kisah "sehidup semati" selama Prof Idrus menjalani isolasi di rumah sakit.

Selama diisolasi, Prof Idrus tak sendiri, Ia selalu didampingi istri tercintanya yang bersikeras menemani sang suami di ruang isolasi.

"Waktu saya mau masuk ruang isolasi istri saya mau ikut. Saya bilang pulang saja, biar saya masuk sendiri, tapi dia berkeras mau masuk juga," kata Prof Idrus saat mengikuti wawancara virtual dengan Tribun Timur, Rabu (27/5/2020).

Meskipun istrinya negatif, namun Ia tetap nekat ingin menemani Prof Idrus selama masa isolasi, dan memberi semangat melewati mas sulit itu.

"Untung juga istri saya ikut, karena kalau tidak ada, stresnya itu bisa luar biasa. Ini bisa dikatakan sehidup semati, karena waktu periksa, saya positif dia negatif," kata Prof Idrus sambil tertawa.

Menurutnya, kehadiran istrinya yang selama isolasi mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, membantu Prof Idrus mengurangi stres.

"Saya kira itu salah satu faktor karena kalau stres imunitas kita menurun, karena beliau ada di kamar pakai APD lengkap bisa membantu mengurangi stres dan membantu saya sembuh. Selain itu kita selalu doa dan salat bersama," ucapnya.

Saat awal mengidap virus ini, Prof Idrus juga sempat paranoid tak akan lagi bertemu keluarganya.

Ia bahkan tak mau melihat wajah cucu-cucunya saat akan masuk ke ruang isolasi.

"Orang-orang juga paranoid dengan Covid. Orang stres karena masuk isolasi tak dijenguk keluarga, meninggal tak diantar ke kuburan. Makanya waktu saya divonis, saya tak mau lihat cucu saya, tak berani melihat mukanya, saya berfikir apa saya masih bisa kembali ke rumah. Itu yang semua saya pikirkan," pungkasnya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved