Ramai Stadion Mattoanging Jadi Kebun Sayur, Begini Kisahnya, Hanya Pria Ini yang Berani, untuk Apa?
Dia juga merupakan orang yang merawat rumput stadion baik di dalam maupun di luar.
Utamanya jika kompetisi memasuki libur panjang (pra musim) dan lain sebagainya.
Sebab saat liga tidak ada, pemasukannya dari pengelola juga disetop.
"Makanya inimi yang dilakukan (menanam sayur) kalau tidak ada kompetisi. Apalagi liga dihentikan karena Corona, daripada tidak dipakai mending ditanami sayur," ujar Bece.
Hasil panen sayur ini kata Bece juga tidak dinikmati seorang diri.
Melainkan dibagikan ke beberapa warga yang tinggal di dalam maupun disekitar Stadion Mattoanging.
Menurutnya, dampak Virus Corona sangatlah besar bagi masyarakat kecil semisal dirinya.
Oleh sebab itu, salah satu langkah yang diambil adalah menanam sayur dan dibagikan kembali.
"Ini saya tanam selama ada Covid-19, hasilnya kita bagi-bagi di dalam gedung stadion dan tukang becak. Kalau ini kangkung dibeli di pasar harganya 5000, satu ikat uang lagi keluar," jelasnya.
Ia menambahkan, pihak pengelola stadion juga tidak melarangnya untuk menyulap sebagian area menjadi kebun.
Sebab sejauh ini, pihak pengelola yang diketahui masih dipegang Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS) memberikan kebebasa.
Bahwa, selama tanaman tersebut berstatus jangka pendek tak masalah ditanami.
Asalkan tanaman tersebut tidak masuk dalam golongan yang tinggi seperti pohon pisang, dan lain sebagainya
"Kalau di kampung 20 sampai 25 hari siap panen. Karena tidak ada kegiatan kita manfaatkan ini lahan," imbuhnya.
Media Officer PSM Makassar, Sulaiman Abdul Karim yang dikonfirmasi terpisah menambahkan pihaknya lepas tangan dengan adanya kebun dalam stadion.
Sebab sejauh ini, PSM Makassar merupakan pihak ketiga untuk menggunakan stadion sebagai markas di Liga 1.