Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Legenda PSM Syamsul Chaeruddin, 2 Kali Tak Diinginkan Robert Alberts

Banyak pecinta sepak bola Indonesia, khususnya Makassar masih antusias dengan kabar sang legenda.

Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Imam Wahyudi
wahyu/tribun-timur.com
Striker PSM Makassar, Ferdinand Sinaga (kiri) dan mantan pemain PSM, Syamsul Chaeruddin (kanan) saat bertemu di kediaman Ferdinand di kawasan Tanjung Bunga Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Walau namaya tak lagi pernah muncul dan memperkuat PSM Makassar, Syamsul Chaeruddin masih tetap dikenang.

Banyak pecinta sepak bola Indonesia, khususnya Makassar masih antusias dengan kabar sang legenda.

Sejak dinyatakan pensiun dari PSM 2017 lalu, sosok Dg Sila sapaan akrabnya memang sangat jarang tampil di layar kaca dan berbagai media.

Apalagi, setelah trial di Borneo FC di musim 2018 tetapi resmi di PSS Sleman di tahun yang sama, Syamsul kemudian tak lagi memperkuat tim Liga 1 pada tahun berikutnya.

Namun baru-baru ini, striker PSM Makassar, Ferdinand Sinaga melakukan pertemuan dengan Syamsul.

Pertemuan itu dilakukan di kediaman The Dragon, yang terletak di kawasan Tanjung Bunga Makassar.

Keduanya melakukan bincang-bincang dan direkam kemudian diunggah di YouTube pribadi Ferdinand sejak Kamis (21/5/2020).

Dari hasil bincang-bincang tersebut, Syamsul Chaeruddin mengungkapkan alasan ia hengkang dari PSM Makassar pada musim 2010-2011 silam.

Saat itu, pemilik nomor punggung 8 yang dipensiunkan di PSM mulai 2018 itu hengkang ke Persija Jakarta.

"Seumpamanya kita tidak dibutuhkan dengan tim, terus kita kan pemain bola. Jadi biar bagaimana pun harus keluar," ujar Syamsul Chaeruddin, ditulis Jumat (22/5/2020).

Syamsul kemudian menyindir sang pelatih yang menangani PSM pada saat itu, Robert Rene Alberts.

Pelatih asal Belanda itu memang sempat menangani Laskar Pinisi pada 2010 silam.

Walau tidak menyebutkan nama Robert, tetapi Syamsul menekankan pelatih saat itu tidak menginginkan jasanya.

Alasannya tidak lain karena ia tak masuk skema permainan pelatih yang kini menangani Persib Bandung di musim 2020 ini.

"Tapi itu hal yang biasa di sepak bola (tidak masuk skema). Jadi saya harus pindah. Kebetulan saya dikontak pelatih Persija waktu itu untuk gabung," ungkap Syamsul.

Pelatih Persija Jakarta saat itu adalah Rahmad Darmawan yang mengontak langsung Syamsul.

Kebetulan, sosok Rahmad adalah idola dari gelandang asal Kabupaten Gowa, Sulsel ini.

Walhasil, ia mengiyakan ajakan Rahmad Darmawan untuk berlabuh ke tim Macan Kemayoran.

Berbagai anggapan pun bermunculan di kalangan suporter Makassar setelah Syamsul hengkang.

"Dia (suporter) harus mengerti juga masalahnya apa sampai saya pindah. Karena kita sudah tidak dibutuhkan dalam tim. Mau tidak mau harus pindah," kenang Syamsul.

Usai Syamsul hengkang ke Persija, gonjang ganjing kemudian terjadi di kubu PSM Makassar.

Yang mana Robert Alberts mundur dari jabatannya sebagai pelatih dan tim harus memilih tampil di IPL.

Sementara Syamsul, tetap di Persija selama satu musim dan kemudian hengkang ke Sriwijaya FC.

Di sana, ia hanya setengah musim tepatnya pada 2012 kemudian kembali ke PSM Makassar di musim yang sama.

Setelah berlama-lama di PSM, masalah lama kembali muncul dengan datangnya Robert Alberts melatih tim.

Robert kala itu resmi didatangkan manajemen PSM menggantikan Luciano Leandro pada TSC 2016.

Diawal kemunculan Robert, Syamsul Chaeruddin sebenarnya tetap mendapat tempat untuk tampil.

Maklum saja, pemain yang didatangkan Robert, Ronald Hikspoors mendapat cedera panjang dan memaksanya pulang ke Belanda.

Ronald kemudian tidak kembali ke PSM sampai akhir kompetisi TSC.

Namun di musim 2017, Syamsul kemudian tersingkirkan lantaran Robert membawa gerbong baru, Marc Anthony Klok.

Dia tampil sebagai starter itupun jika Klok mendapat akumulasi kartu kuning dan menjadi pelapis Rizky Pellu.

Dari statistiknya, pada musim tersebut Syamsul mencatatkan enam penampilan terdiri dari empat starter dan dua masuk menggantikan.

Dia lebih banyak parkir di bangku cadangan sebanyak 16 partai.

Namun jangan salah, Syamsul berhasil mencetak gol emosional saat melawan Bhayangkara FC di Makassar yang berkhir 2-1 untuk tuan rumah.

Bagi Syamsul, ia kembali hengkang di akhir musim 2017 di bawah kepemimpinan Robert karena lagi-lagi masalah gaya permainan.

Selain itu, faktor usia juga menjadi kendala lantaran saat itu dirinya talah menginjak 34 tahun.

Tetapi yang pastinya, sewaktu mengumumkan pensiun dari PSM ia mengaku sangat sedih.

Sebab tim tertua di Indonesia ini merupakan rumah kedua yang berjasa mengangkat karir sepak bolanya dari level junior, senior, hingga ke Timnas Indonesia.

"Jelas saya sedih. Tapi saya pikir dalam sepak bola ada masalah usia. Banyak juga pemain-pemain yang baru ingin diberikan kesempatan. Saya pikir lebih bagus pindah," pungkasnya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved