Apa Itu Sidang Isbat yang Selalu Jadi Penentu Hari Raya Idulfitri? Cek Sejarahnya di Sini
Kementerian Agama (Kemenag) dijadwalkan menggelar sidang isbat awal bulan Syawal 1441 Hijriyah.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Menurut Kamaruddin, hisab berarti menghitung, sedangkan rukyat berarti memantau.
Sesuai namanya, BHR bertugas melakukan hisab dan rukyatul hilal untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Djulhijjah.
"Kemudian, hasil datanya akan dijadikan bahan pertimbangan dalam penetapan saat Sidang Isbat berlangsung," papar Kamaruddin.
Kamaruddin menerangkan, ada beberapa metode yang dilakukan untuk menetapkan awal bulan dalam tahun Hijriah.
Wujudul hilal atau hisab Pertama yakni wujudul hilal. Wujudul hilal yaitu cara perhitungan pergantian bulan qomariyah yang berdasarkan perhitungan astronomis atau biasa disebut dengan hisab.
"Ini berarti bahwa pergantian bulan terjadi jika posisi hilal sudah di atas ufuk atau 0 derajat," terang dia.
Sehingga, pada derajat 0,1 pun sudah dapat ditetapkan terjadinya pergantian bulan.
Kemenag, kata Kamaruddin, juga melakukan cara perhitungan semacam ini dengan menurunkan tim BHR.
Hasil yang diperoleh akan dijadikan informasi awal oleh pemerintah pada saat melakukan rukyatul hilal.
Rukyatul hilal Kedua, rukyatul hilal. Rukyatul hilal adalah metode penentuan awal bulan Hijriah dengan mengamati hilal secara langsung.
"Caranya, dengan melihat langsung posisi hilal menggunakan teropong atau alat-alat pemantau hilal lainnya," papar Kamaruddin.
Apabila hilal tidak terlihat, maka akan diberlakukan Istikmal. Yaitu menggenapkan hitungan bulan menjadi 30 hari.
Namun, jika hilal terlihat, berarti esok hari adalah bulan baru.
Kamaruddin menjelaskan, setiap tahun, Kemenag menurunkan petugas pemantau hilal yang disebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Dalam pelaksanaan sidang isbat, terdapat beberapa rangkaian yang harus dijalankan.