Perbedaan Istilah Herd Immunity dan New Normal Terkait Covid-19 yang Ramai Diperbincangkan
Apa itu herd immunity dan juga new normal? Kenapa dianggap bisa melawan virus corona?
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM - Belakangan ini, istilah Herd Immunity dan New Normal menjadi viral dan banyak dicari di mesin pencarian.
Di tengah pandemi Covid–19 sejumlah istilah memang ramai diperbincangan di antaranya kedua istilah tersebut.
Herd immunity, kemudian disusul dengan new normal, menjadi istilah yang viral terkait penanganan Covid-19. Apa perbedaanya?
Kedua istilah tersebut belakangan ramai diperbincangkan dan dianggap bisa meredakan pandemi.
Apa itu herd immunity dan juga new normal? Kenapa dianggap bisa melawan virus corona?
Dikutip dari Healthline, herd immunity terjadi ketika begitu banyak orang dalam suatu komunitas menjadi kebal terhadap penyakit menular sehingga menghentikan penyebaran penyakit.
Ini dapat terjadi dalam dua cara, yaitu ketika:
- Banyak orang terjangkit penyakit ini dan pada waktunya membangun respons kekebalan terhadapnya (kekebalan alami);
- Banyak orang divaksinasi terhadap penyakit untuk mendapatkan kekebalan.
WHO Sebut Bahaya Herd Immunity
Alih-alih mendukung kepercayaan bahwa herd immunity bisa jadi alternatif pencegah corona, WHO justru mengingatkan bahayanya jika hal itu diterapkan.
Menurut WHO, konsep ini justru berbahaya jika diterapkan pada manusia.
Direktur eksekutif program darurat kesehatan WHO, Mike Ryan, menegaskan bahwa manusia bukanlah kawanan ternak.
"Ini adalah penyakit serius. Ini adalah musuh publik nomor satu. Kami mengatakannya lagi, lagi, dan lagi," kata Dr Ryan diberitakan The Telegraph, Selasa (12/5/2020).
Sementara itu, epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa strategi herd immunity berbahaya jika diterapkan.
Dicky menjelaskan bahwa herd immunity lebih tepat disebut sebagai kondisi ketika sudah ditemukannya vaksin.
Sebaliknya, jika vaksin belum ditemukan, maka istilah tersebut menurutnya kurang pas untuk dikaitkan dengan pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pendekatan herd immunity sebelum ada vaksin justru sangat berbahaya jika diterapkan.
"Karena ini bukan penyakit flu biasa," pungkas Dicky.
Apakah Indonesia akan Terapkan Herd Immunity?
Timbul spekulasi di masyarakat mengenai pemerintah yang akan menempuh langkah herd immunity.
Menjawab hal tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan pemerintah tidak akan menggunakan strategi itu.
"Pertanyaannya apakah kita pakai itu? Jawabannya tidak," ujar Yuri seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (13/5/2020).
Perbedaan Herd Immunity dan New Normal
Setelah herd immunity, muncul istilah baru yang tak kalah viral, yakni new normal.
Ini adalah konsep pola hidup normal baru yang diimbau oleh WHO untuk mengatasi virus corona.
Dalam unggahan melalui Twitter-nya, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebutkan sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah suatu wilayah atau negara untuk melonggarkan pembatasan terkait pandemi Covid-19.
Salah satunya adalah mendidik, melibatkan, dan memberdayakan masyarakatnya untuk hidup di bawah new normal.
Perihal new normal atau tatanan kehidupan baru ini juga disampaikan oleh Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi menggunakan istilah 'berdamai dengan Covid-19'.
"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," katanya di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Sekretariat Presiden pada Kamis (7/5/2020).
Lantas pada Jumat (15/5/2020), Jokowi menyamakan perihal berdamai dengan Covid-19 dengan istilah new normal.
"Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," kata Presiden.(*)
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Viral Istilah Herd Immunity dan New Normal Terkait Covid-19, Apa Perbedaannya? Simak Penjelasan Ini