Tak Lazim, Cita-cita Penjual Jalangkote Korban Bullying di Pangkep Bikin Anggota DPRD Sulsel Kaget
Ia viral setelah menjadi korban bully dari beberapa anak muda di kampungny, tempat jualan jalangkote.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM - Rizal (12), anak penjual jalangkote di Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan mendadak viral.
Ia viral setelah menjadi korban bully dari beberapa anak muda di kampungny, tempat jualan jalangkote.
Rizal korban bully hingga videonya viral karena sempat terjatuh dan luka.
Kisah yang dialami oleh Rizal mendapat perhatian dari sejumlah pihak, baik pemerintah, swasta dan aktivis.
Sejumlah kalangan datang menemui dan memberikannya bantuan. Kini Rizal mendapat sejumlah bantuan, termasuk dari Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah.
Tak mau ketinggalan, anggota DPRD Sulsel, Irfan AB juga mengunjungi Rizal di Polres Pangkep.
• Janda ini Ketagihan Kirim Foto Vulgar ke Pacar, Baru Menyesal saat Putus dan Sudah Tersebar
• Kisah Murid Asal Pangkep Dianiaya Kelompok Remaja saat Jual Jalangkote, Biaya untuk Sekolah dan Adik
Di depan Irfan, Rizal bercerita tentang hal yang dialaminya tersebut. Bahkan cita-citanya pun disampaikan.
Rizal tak bercita-cita seperti anak pada umumnya, ingin jadi polisi, tentara dan dokter.
Tapi dia ingin menjadi pengantar jenazah. Hal itu dipilihnya, supaya lebih bermanfaat bagi orang banyak.
Hal tersebut disampaikan oleh Irfan ke tribun-timur.com, Selasa (19/5/2020).
"Sehari setelah viral, saya bersama beberapa rekan sejawat DPRD Sulsel Ismail Bahtiar dan Fian Syam , menyempatkan diri bertemu dengan Rizal di Polres Pangkep," kata Irfan.
Tujuan Irfan datang, untuk menyemangatinya pasca pembully-an, jangan sampai terjadi dampak psikologi terhadap Rizal.
"Alhamdulillah sampai hari ini banyak simpati yang mengalir dan menguatkan. Bentuk simpati bermacam-macam : ada yg memberi semangat, ada yang memberi sepeda, ada yang memberi motor," lanjut Irfan.
Tak hanya itu, Rizal juga mendapat beasiswa, dan banyak pula yang memberi bantuan finansial.
"Memang seringkali setiap peristiwa selalu ada blessing indisgues. Setiap bencana akan ada berkah didalamnya," ujar dia.
• Janda ini Ketagihan Kirim Foto Vulgar ke Pacar, Baru Menyesal saat Putus dan Sudah Tersebar
• Kisah Murid Asal Pangkep Dianiaya Kelompok Remaja saat Jual Jalangkote, Biaya untuk Sekolah dan Adik
Irfan menyampaikan, silaturrahmi tersebut berlangsung cukup santai bahkan sambil bercanda.
Rizal akan tetap sekolah dan jualan jalangkote, serta bermain-main dengan rekan sebayanya.
"Salah satu jawaban spontan ketika saya bertanya soal cita-citanya, Rizal menjawab bahwa dia ingin jadi pengantar jenazah. Jawaban ini membuat kami kaget karena beda anak kebanyakan. Rizal tidak dapat menjawab mengapa bercita-cita seperti itu," katanya.
Dia berharap, viralnya video bully ini dan besarnya simpati yang mengalir serta kutukan terhadap pelaku bully mengindikasikan bahwa masyarakat, tidak membenarkan budaya bully.
"Dan semoga tidak ada Rizal-Rizal lainnya yang mengalami perundungan yang sama," ujar dia.
Hasil jualan jalangkote Rp 10.000 Per hari
Sementara Ibu Rizal, Dahlia mengatakan anaknya biasa membawa pulang uang Rp 10 ribu sehari dari hasil jualannya.
Kemudian uangnya diberikan ke ibunya agar membelikan popok untuk adiknya, yang baru berusia satu bulan.
"Na kasi tauka kalau maui bantuka cari uang. Ia bilang ingin belikan popok adek," ujarnya, Senin (18/5/2020).
Sehingga hasil jualan jalangkotenya ia bagi dua, Rp5 ribu ia kasihkan ke ibunya dan Rp5 ribu, ia gunakan untuk jajan di sekolah.
Rizal merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, tapi hanya dia yang berjualan.
Menurut penuturan ibunya, hal ini ia lakukan atas keinginannya sendiri.
"Pernah ada yang sampaikan kalau Rizal sering diganggu, sehingga saya minta untuk berhenti jualan," ujarnya.
Tapi Rizal malah menangis, dan pergi berjualan tanpa memberi tahu ibunya.

"Jadi biasami pergi menjual tanpa sepengetahuan saya, karena ia bilang nanti tidak ada uang na kasika kalau tidak pergi jualan," ungkapnya.
Sebenarnya sebelum berjualan jalangkote, Rizal berjualan putu.
Rizal yang baru duduk di bangku kelas 5 SD ini, berjualan sebelum berangkat ke sekolah, dan hasil jualannya pun disisihkan sebagian untuk Ibunya.
"Pertamanya putu na jual, dia pergi jualan sebelum ke sekolah. Itumi nanti hasil jualannya ia pakai jajan," tuturnya
Tapi sejak bulan ramadhan, ia tidak lagi berjualan putu, dan hanya berjualan jalangkote.
Terkait pembullyan yang dialami anaknya, awalnya Dahlia tidak mengetahui hal itu.
• Janda ini Ketagihan Kirim Foto Vulgar ke Pacar, Baru Menyesal saat Putus dan Sudah Tersebar
• Kisah Murid Asal Pangkep Dianiaya Kelompok Remaja saat Jual Jalangkote, Biaya untuk Sekolah dan Adik
Minta Maaf ke Adiknya
Sampai suatu hari, Rizal pulang ke rumah dan kemudian menciumi adiknya.
Ia meminta maaf ke adiknya karena sudah tidak ingin berjualan, sehingga tidak lagi bisa membelikannya popok.
Setelah ditanyai, Rizal enggan mengakui masalah yang sedang dihadapinya, lantaran tidak mau sampai Ibunya khawatir.

Bahkan ia berkelit saat ditanyai tentang luka yang ada dilengannya.
"Kemarin pulang, terus langsung pergi cium adeknya. Sudahnya itu minta maaf sama adeknya karena sudah tidak bisa carikan uang beli popok.
Mendengar perkataan Rizal, ibunya pun mengaku kaget.
"Saya sempat tanya, ada apa? tapi ia malah tidak mau menjawabnya dan hanya bilang nanti pi lagi mama menjual ka," ujar Dahlia mengingat apa yang dikatakan Rizal.
Ia baru mengetahui video anaknya viral setelah diberitahukan oleh tetangganya.
"Pas saya liat, langsungka teriak - teriak. Tidak bisaka lihat sampai habis, kasihan lihat ada yang jahati begitu anak ku.
"Saya saja orang tuanya tidak pernah ada yang pukul," katanya sambil membasuh air matanya.
"Waktu Rizal dikasi liat itu video, langsung bilang, janganki kasih liat mamaku, karena nanti kaget baru masuk rumah sakit," tuturnya
Setelah kejadian itu, Rizal tidak sempat berjualan lagi, bukan lantaran sepedanya yang rusak.
• Janda ini Ketagihan Kirim Foto Vulgar ke Pacar, Baru Menyesal saat Putus dan Sudah Tersebar
• Kisah Murid Asal Pangkep Dianiaya Kelompok Remaja saat Jual Jalangkote, Biaya untuk Sekolah dan Adik
Karena ia harus memenuhi panggilan di Mapolres Pangkep untuk diminta keterangan sebanyak dua kali.
Ia juga menemui beberapa orang atau lembaga yang datang untuk memberi bantuan.
Ibunya sangat bersyukur karena ternyata banyak orang baik yang mau membantu anaknya, mulai dari memberi bantuan sembako, uang tunai, dan membelikan sepeda untuk Rizal.
"Dari dulu anakku mau beli sepeda polygon, tapi karena tidak ada uangku, jadi sepeda bekas ji bisa kubelikan," ungkap ibunya mengenang.
"Tapi Alhamdulilah sekarang sudah ada dua sepeda barunya," ujarnya
Ia pun berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang. Dan pelaku dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Kalau saya memang sudah memaafkan, tapi pelaku tetap harus dihukum sesuai peraturan yang ada, supaya kejadian begini tidak terulangmi," pungkasnya. (*)