Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mata Najwa Tadi Malam

Mata Najwa Tadi Malam, Anak Buah Jokowi Tak Berkutik Dicecar Najwa Shihab, Unsur Politis?

Dalam tanyangan Youtube NajwaShihab yang mengangkat tema ' Hati-hati Relaksasi' itu Najwa Shihab sungguh berani menyindir anak buah Presiden Jokowi hi

Editor: Rasni
Youtube
Kolase Foto Najwa Shihab dan Juri 

TRIBUN-TIMUR.COM - Serunya program Talkshow Mata Najwa Tadi Malam, Rabu (13/5/2020). 

Dalam tanyangan YouTube NajwaShihab yang mengangkat tema ' Hati-hati Relaksasi' itu Najwa Shihab sungguh berani menyindir Anak Buah Presiden Jokowi hingga tak berkutik.

Deputy IV Kantor Staf Kepresidenan, Juri Ardiantoro sejenak tak bisa berbicara saat putri Quraish Shihab itu mencecar pertanyaan adakah unsur politis saat Menteri dan Presiden membaha relaksasi PSBB. 

Raffi Ahmad Tawar Oplet Legendaris Si Doel dengan Mobil Rolls Royce, Rako Karno Mimpi Tak Enak

Jarang Dimainkan, Lucas Paqueta Belum Mau Tinggalkan AC Milan

Giliran Anies Baswedan Sindir Pemerintahan Jokowi, Ternyata Ada Utang Belum Dibayar Sejak 2019

Cek selengkapnya di sini: 

Awalnya Najwa menanyakan apakah relaksasi PSBB yang teranjur mendapat tanggapan negatif masyarakat, benar-benar diinginkan pemerintah pusat. 

"Kita dengar wacana relaksasi atau pelonggaran PSBB muncul dari berbagai pernyataan menteri, jadi apakah memang  ya relaksasi itu sesuatu yang diinginkan oleh pemerintah pusat?"

Juri menjelaskan bahwa pemerintah masih konsisten dengan menjalankan PSBB.

Menurut dia wacana soal relaksasi yang berseliweran hanya sekedar arahan presiden untuk para menteri. 

Memikirkan langkah-langkah ke depan. 

"Sampai saat ini PSBB masih berlaku," katanya. 

Yuk Join di Kultum Ramadan Akun Facebook Al Jasiyah Siang Ini, Bahas Tentang Zakat

Gambarkan penjumlahan yang hasilnya bilangan 5! Berikut Jawaban untuk Kelas 1-3 SD di TVRI Hari Ini

Resmi dari Menteri Agama! Umat Muslim Diminta Salat Idulfitri Jamaah di Rumah, Berikut Tata Caranya

Najwa lalu menyanggah tentang wacana yang bermunculan justeru saat kurva pasien makin meningkat. 

Namun menurut Juri wacana menteri hanya sekedar wacana dan tidak dijalankan pemerintah. 

Selanjutnya Najwa menampilkan simulasi pelonggaran detail yng diusulkan pihak menteri. 

Mentah-mentah dibantah Juri bahwa bagan tersebut hanya silumasi belaka dan belum tentu dijalankan. 

Terakhir Najwa mencecar soal indikasi politis dalam pelonggaran PSBB

"Ini menimbulkan pertanyaan. Kalaupun simulasi, seharusnya simulasinya supaya berguna. itu didasarkan ada kajian atau data yang akurat. Timbul pertanyaan, jadi wacana relaksasi ini pertimbangannya medis atau politis?" cecar Najwa. 

Cek Video lengkapnya: 

(RASNIGANI/TRIBUNTIMUR)

Disindir Asrul Sani

Pribadi Najwa Shihab diserang Arsul Sani anggota DPR eks Wakil Ketua Tim Kampanye Jokowi.

Arsul Sani mengungkit soal latar belakang pendidikan putri ulama Quraish Shihab itu.

Serangan balik Arsul Sani merupakan bagian dari respon anggota DPR terhadap kritikan Najwa Shihab.

Seperti diketahui, wanita yang akrab disapa Nana itu sempat memberi kritikan terhadap kinerja DPR di tengah pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Kritikan tersebut ia rekam dan unggah dalam bentuk video bertajuk 'Kepada Tuan dan Puan Anggota DPR yang Terhormat' melalui platform YouTube.

Video yang ditayangkan pada Sabtu (2/5/2020) itu viral dan jadi perbincangan banyak orang.

Wanita yang menjadi tuan rumah program Mata Najwa itu menilai DPR justru terkesan tidak serius dalam mencari solusi agar persoalan Covid-19 di Indonesia segera teratasi.

Dengan nada satire, Najwa Shihab mulai memberikan kritik kepada para anggota partai politik yang duduk di kursi parlemen tersebut.

Tidak sedikit anggota DPR yang menanggapi kritikan Najwa Shihab.

Salah satunya adalah anggota DPR dari Fraksi PPP Arsul Sani.

Semasa Pilpres 2019, Arsul Sani adalah Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi dan Ma'ruf Amin. 

Menurut Arsul Sani, kritik dari figur publik seperti Najwa Shihab seharusnya mengedepankan klarifikasi kepada anggota DPR.

"Untuk individu dengan kapasitas intelektual seperti Najwa tidak boleh dengan prasangka duluan, tanpa keinginan dulu untuk klarifikasi. Dia bisa lakukan itu semua, karena anggota DPR yang dia kenal banyak termasuk saya yang sering jadi narasumbernya," ujar Arsul Sani, Senin (4/5/2020).

Ungkit Pendidikan Najwa Shihab

Arsul Sani juga menjawab kritikan Najwa Shihab terkait DPR yang kini ini sibuk dalam pembahasan sejumlah RUU, termasuk RUU Cipta Kerja.

Menurut Arsul Sani, RUU yang dikritik Najwa Shihab adalah inisiatif pemerintah, sehingga DPR memiliki kewajiban untuk merespons RUU tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan.

"Kenapa yang dikritisi DPR-nya?" ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com.

"Ini menandakan Najwa yang sarjana hukum tapi tidak mengerti kewajiban DPR baik menurut konstitusi maupun UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan," ucapnya lebih lanjut.

Arsul Sani sekaligus juga penyandang gelar sarjana hukum menjelaskan, dalam UU tersebut, RUU yang diajukan pemerintah harus disegera direspons maksimal dalam 60 hari.

"Kalau mau pembahasan RUU-nya dihentikan maka ya pengusul atau pihak yang berinisiatif yang harus meminta berhenti atau menarik RUU usulannya," tuturnya.

Kabar Gembira THR Pensiunan PNS dan TNI-Polri Segera Cair, Utuh Tak Dipotong Asuransi Kesehatan

Di samping itu, Arsul Sani menjawab kritikan Najwa Shihab terkait anggota-anggota Satgas Lawan Covid-19 DPR yang berfoto mengenakan alat pelindung diri (APD).

Kritik ini sebenarnya juga disampaikan masyarakat saat anggota Satgas Lawan covid-19 berfoto di Gedung Nusantara III DPR dengan menggunakan pakaian serupa APD.

Namun, Arsul Sani menjawab bahwa Satgas Lawan covid-19 DPR hanya mengenakan APD ketika berkunjung ke RS Darurat covid-19 Wisma Atlet Kemayoran guna menyerahkan bantuan.

"Karena kunjungan itu sampai ke area di mana semua orang harus pakai APD maka sekitar 15 anggota Satgas yang ikut pakai APD ketika berangkat dari DPR. Lalu di mana tidak pantasnya kalau hanya 15 APD dipakai sendiri sementara ribuan APD disumbangkan," kata Arsul Sani yang mengeritik balik lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Melbourne Law School itu.

Lebih lanjut, Wakil Ketua MPR ini menyoroti alat rapid test yang juga sempat dikritisi publik.

Arsul Sani mengatakan, 25.000 ribu alat rapid test disumbangkan DPR dan hanya 2.000 digunakan untuk anggota.

Ia juga menegaskan, APD, alat rapid test dan obat herbal yang diadakan DPR tanpa menggunakan anggaran negara.

"Tapi sumbangan dari pribadi-pribadi anggota DPR dan koleganya dalam bentuk barang-barang tersebut," kata dia.

Sebelumnya, Nana sempat menyoroti foto sejumlah anggota Satgas Covid-19 DPR yang berpose mengenakan APD.

Sejumlah anggota Satgas Covid-19 DPR yang berpose mengenakan APD.
Sejumlah anggota Satgas Covid-19 DPR yang berpose mengenakan APD. (DPR RI)

Nana menjelaskan, foto tersebut diambil saat Satgas Covid-19 DPR mengunjungi rumah sakit darurat Wisma Atlet untuk menyerahkan sumbangan.

Namun, foto itu justru banjir dengan kritikan warganet.

Foto tersebut, lanjutnya, dinilai melukai hati masyarakat.

"Makanya sempat ramai juga warganet mengkritik Satgas Covid-19 DPR RI yang berfoto mengenakan APD saat hendak berkunjung ke rumah sakit darurat Wisma Atlet untuk menyerahkan sumbangan DPR," kata Nana seperti dikutip dari tayangan YouTube Najwa Shihab, Sabtu, 2 Mei 2020.

"Ini dinilai melukai hati masyarakat," imbuhnya mengatakan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved