Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harian Kompas Tampilkan Dekan FTI UMI Zakir Sabara H Wata di Rubrik Sosok, Ulas soal Kerelawanannya

Dekan Fakultas Teknologi Industri pada Universitas Muslim Indonesia atau FTI UMI, Zakir Sabara H Wata mengisi rubrik Sosok di halaman 14 harian Kompas

Editor: Edi Sumardi
KOMPAS
Dekan FTI UMI, Zakir Sabara H Wata tampil di rubrik Sosok di halaman 14 harian Kompas edisi 13 Mei 2020. 

Saat gempa bumi di Lombok, NTB, Juli 2018, Zakir Sabara H Wata dan FTI UMI juga memberi bantuan, namun tak sempat mendatangi lokasi bencana.

Jejak Gerakan Aksi Sosial Relawan FTI UMI, Bencana Gempa Lombok 2018 hingga Penanganan Covid-19

Kegiatan kerelawanan itu tak berhenti setelah di Sulawesi Tengah.

Saat bencana banjir dan longsor melanda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara pada 2019, pengajar ilmu kimia itu juga aktif memberi bantuan langsung di lokasi bencana.

"Sejauh ini, Zakir dan mahasiswanya telah berpengalaman menjadi sukarelawan di berbagai medan bencana. Mereka antara lain terjun ke lokasi bencana gempa di Lombok, NTB; gempa dan likuefaksi di Palu, Sulawesi Tengah; serta banjir besar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara."

Demikian ditulis koran harian terbesar di Indonesia itu.

Zakir Sabara H Wata menjadi relawan bencana dengan modal pengalaman panjang dalam kegiatan sosial dan kerelawanan sejak masih kuliah di UMI.

Tulis Kompas, "Saat itu, bersama sejumlah rekan mahasiswa UMI, ia ikut membentuk Yayasan Pekabata yang berposko di dekat TPA Tamangapa, Makassar. Secara rutin, Zakir dan kawan-kawan mengajar anak-anak dan warga di sekitar TPA."

"Mereka juga berkeliling kota untuk mengajar anak-anak jalanan. Zakir dan kawan-kawan menemui pekerja seks komersial sekadar untuk mendengarkan kisah hidup mereka dan membagikan pengetahuan atau saran."

Kabar Baik, Mahasiswa FTI UMI yang Jadi Relawan Saat Pandemi Covid-19 Dapat SKS, Ada Edaran Dekan

Zakir Sabara H Wata bersyukur ketika pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) mengapresiasi kegiatan kerelawanan mahasiswa dengan cara mengonversi kerja kerelawanan dengan hitungan SKS.

”Sebenarnya mahasiswa saya tak peduli. Mereka sudah senang melakukan kerja-kerja kerelawanan. Tetapi, dengan keputusan ini, setidaknya ada apresiasi bagi mahasiswa yang menghabiskan waktu di lapangan dan kadang bertaruh nyawa,” kata Zakir Sabara H Wata dalam petikan wawancaranya dengan Kompas.

Berita selengkapnya dapat Anda baca di harian Kompas edisi hari ini atau di link ini Zakir Sabara, Dekan di Medan Bencana.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved