Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kronologi Bupati dari Kubu Jokowi Vs Prabowo 'Bertengkar' di Bulan Ramadhan Terkait Bantuan Covid-19

Kronologi bupati dari kubu Jokowi vs Prabowo Subianto 'bertengkar' di bulan puasa Ramadhan terkait bantuan warga yang terdampak pandemi Virus Corona

Editor: Edi Sumardi
DOK SURYA DAN HANDOVER
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq dengan Bupati Bolang Mongondow Timur atau Boltim, Sehan Salim Landjar. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kronologi bupati dari kubu Jokowi vs Prabowo Subianto 'bertengkar' di bulan puasa Ramadhan terkait bantuan warga yang terdampak pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Kedua bupati itu adalah Bupati Lumajang, Thoriqul Haq dengan Bupati Bolang Mongondow Timur atau Boltim, Sehan Salim Landjar.

Thoriqul Haq merupakan kader Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, kubu pendukung Jokowi.

Sementara Sehan Salim Landjar merupakan kader Partai Amanat Nasional atau PAN, kubu pendukung Prabowo Subianto.

Dalam video yang beredar, Thoriqul Haq menyayangkan sikap Sehan Salim Landjar yang menyebut menteri bodoh.

“Saya Cak Thoriq, Bupati Lumajang, saya tentu kecewa bila ada seorang bupati mengatakan menteri bodoh. Kalau tidak salah Bupati Bolang Mongondow Timur,” kata Thoriqul Haq dalam video tersebut.

Thoriqul Haq menilai para menteri sedang bekerja keras untuk menyelesaikan semua persoalan di seluruh daerah.

“Kalau ada bupati menyatakan menteri bodoh, jangan-jangan dia enggak bisa mengurus daerahnya. Jangan-jangan enggak bisa mengurus wilayahnya,” ujar Thoriqul Haq.

Thoriqul Haq dalam video tersebut justru berterima kasih pada menteri yang telah melakukan upaya terbaik untuk masyarakat.

Bupati Boltim Sehan Salim Landjar kemudian menanggapi video Thoriqul Haq.

Sehan Salim Landjar menilai dirinya merasa tidak boleh memberikan bantuan beras ke rakyatnya yang mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT), meskipun BLT-nya belum tiba.

“Perlu diingat Bupati Lumajang, anda cuma kasih 5 kilo, saya minimal 15 kilo dan beras premium,” ujar dia.

Selain itu, Sehan Salim Landjar juga mengaku tidak memotong gaji PNS untuk bantuan tersebut.

Sehan Salim Landjar menilai Thoriqul Haq tidak tahu kondisi warga yang ada di Boltim.

“Anda tidak tahu, ratusan ribu (dikeluarkan) untuk mendapatkan uang Rp 600.000. Saya mencak-mencak di situ,” terang dia.

“Anda juga kasih sedikit, lalu kerja, kerja, kerja apa. Saya sudah 4 April udah mulai, anda baru mulai sekarang,” ucap dia.

Terkait video yang viral, Bupati Lumajang Thoriq Haq menjelaskan, polemik tersebut bermula dari pernyataan Bupati Boltim Sehan Salim Landjar yang dia nilai kurang pantas.

Pernyataan yang dimaksud, yaitu Sehan Salim Landjar menyebut menteri bodoh.

Seharusnya, kata-kata tersebut tidak muncul. 

“Prinsipnya, boleh protes dengan menteri, tapi kalau sampai menyebut bodoh, goblok, perlu dikoreksi,” kata Thoriqul Haq saat dihubungi Kompas.com via telepon, Kamis (7/5/2020).

Thoriqul Haq menilai, di tengah pandemi Covid-19 ini, banyak masalah yang dihadapi oleh berbagai daerah.

Namun, semua daerah sedang berupaya untuk memperbaikinya.

“Kami juga berulang kali ada video conference dengan bupati, wali kota, gubernur, dan hampir semua kementerian,” kata dia.

Video conference untuk membahas serta mencari solusi masalah yang dihadapi.

Termasuk soal anggaran, seperti Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dikurangi karena pendapatan negara dan daerah sedang turun.

“Sekarang hotel tidak ada yang menginap, pariwisata tutup, semua sekarang pendapatan turun,” jelas dia.

Pekerjaan harian juga dalam kondisi tidak normal.

Untuk itu, perlu cara yang luar biasa untuk mengatasi dampak pandemi.

Kondisi itulah yang harus dipahami oleh semua kalangan.

“Protes ya protes, kalau ada yang tidak sepakat dengan apa yang hari ini dilakukan programnya oleh kementerian, sampaikan saja, tapi jangan bilang goblok, jangan bilang bodoh,” papar Thoriqul Haq.

Selain itu, hal rumit lain yang merupakan kewajiban pemimpin, yaitu untuk berinovasi agar masalah bisa diatasi.

Thoriqul Haq mencontohkan Bupati Boltim yang mengeluh rumit membuat tabungan untuk warganya.

“Masak segitu ribetnya membuat tabungan. Sekarang zaman sudah berubah, buka tabungan enggak perlu buku, pakai akun virtual,” jelas politisi PKB ini.

Menurut dia, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyiasati rumitnya persoalan.

Selain kecanggihan teknologi, juga bisa turun langsung melalui kecamatan, tanpa harus ke kota.

“Itu kalau dipikir ruwet ya ruwet, tapi kalau dipikir mudah ya mudah,” ujar Thoriqul Haq.(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved