Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

‘Gelabah’ Masjid 99 Kubah

Sedianya masjid ini sudah rampung sejak 2019 lalu. Namun hingga kini, masjid yang dibangun dengan dana lebih Rp 150 M ini belum rampung.

Editor: Jumadi Mappanganro
wahyu/tribun-timur.com
Dr Hasrullah 

Mesjid Raya 99 Kubah ini sebenarnya milik rakyat Sulsel. Diharapkan sudah dimanfaatkan untu tempat ibadah.

Sayang, hingga tahun 2020 ini belum dapat terlaksana. Dari beberapa laporan media massa dan online, bangunan masjid baru rampung sekitar 70-80 persen.

Padahal menurut perencanaan, bangunan ini harusnya rampung dan sudah dapat digunakan di tahun 2019.

Untuk kemauan baik dari pemerintah Provinsi Sulsel, sesuai pemberitaan detiknews, tertanggal 14 Maret 2019 menuliskan berita bahwa Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah berharap Masjid 99 ubah yang dibangun di Kawasan Center Point Indonesia (CPI) sudah dapat digunakan pada bulan Ramadan tahun ini (baca : 2019).

“Proses perampungan masjid megah ini juga menunggu laporan dari pihak Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulsel,” kata Nurdin Abdullah saat itu.

Sudah 115 Perusahaan dan Asosiasi Menyumbang ke Pemprov Sulsel, Penyalurannya?

Teks berita menunjukkan, kemauan baik dari ubernur Sulsel sudah dikomitmenkan. Namun waktu yang sedang berjalan, belum menampakkan proses kelanjutan dan kesinambungan pembangunan.

Harus diakui, ikon kota Makassar ini telah terpublikasi dan telah menjadi daya tarik untuk beribadah dan ikon pariwisata keagamaan.

Tokoh nasional sekaliber Pak JK (waktu itu masih Wapres) dan Ketua Partai Nasdem Suryo Paloh, dan kedua tokoh ini sangat kagum bangunan Masjid 99 Kubah karena desain arsitek,
keunikannya, tempat ibadah yang sejuk, dan destinasi wisata.

Wajah Masjid 99 Kubah sekarang dan fakta di lapangan teropinikan ‘terlantar’.

Sebagai rumah ibadah sepantasnya tidak perlu terjadi keterlambatan, Perlunya tergedor hati dan pikiran secara jernih untuk melakukan uluran tangan penyelesaian masjid kebanggaan rakyat Sulsel ini.

Perlu pula dibangun image/kesan positif bahwa pembangunan segera dilanjutkan. Jangan sampai kita sebagai pemangku kepentingan dan masyarakat tidak tergugah hati untuk menyelesaikan ‘rumah ibadah’.

Tidak perlu kita mempersoalkan siapa penggagas awal masjid ini dibangun.

Kita hanya perlu berpikir jernih-objektif, menghilangkan egoisitas, dan mengedepankan kelanjutan pembangunan masjid.

Akhirnya, seandainya Masjid 99 Kubah mempunyai ‘nyawa dan dapat berbicara”, tentu gelabah (gelisah) mengatakan: wahai umat Islam di daerah ini, selesaikan jiwa ragaku ini sebagai tempat ibadah yang dapat mengumandangkan adzan dan surat-surat Ilahi dalam setiap
sholat lima waktu.

Lupakan sengketa pikiran dan hati untuk tujuan mulia. Seperti tawaran pikiran genial Firdaus
Muhammad dalam whatsApp singkat kepada penulis, menyoal Masjid 99 Kubah ini mengatakan : “Secara simbolik Masjid 99 Menara itu mencerminkan relegiutas masyarakat Sulsel.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved