Rumah Ramadhan
Rumahku Ramadhanku
Ditulis Dr Firdaus Muhammad, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel
Oleh: Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel
Rumah kini menjadi istimewa sejak adanya anjuran menetap di rumah, stay at home, #DiRumahAja. Bekerja dan beribadah di rumah.
Jika dulu waktu sangat terbatas di rumah. Paling akhir pekan disisihkan untuk keluarga.
Karena terbatasnya waktu, kita menyebutnya quality time. Maka kini jadi full time, seluruh waktu sepenuhnya bersama keluarga.
Kitapun merasakan suasana berbeda. Mungkin ada yang mulai jenuh, bosan. Tetapi sebagian besarnya telah menyelami makna filosofis rumah.
• Pesan AGH Sanusi Baco Menyambut Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19
Nabi Muhammad Saw mencontohkan kehidupan rumah tangganya, "baitii jannatii, rumahku adalah surgaku".
Maka sejatinya, kini kita jadikan rumah laksana taman surga, raodatul jannah ditengah deraan pandemi Corona.
Mungkin inilah bagian hikmah yang mesti dipetik, berada di rumah menciptakan suasana penuh kedamaian dan keharmonisan.
Bercerita soal rumah, menarik membaca Rumahku, Istanaku.
Demikian judul buku dieditori oleh Jack Canfield, Mark Victor Hansen dan Amy Newmark.
Buku berisi kumpulan tulisan sejumlah penulis itu. Mengisahkan 101 kisah ihwal rumah sebagai tempat tinggal, kerja keras dan kebahagiaan.
Rumah dengan segenap kesempurnaan hidup di dalamnya menjadi tempat kembali dan berbagi kasih sayang.
Mungkin selama ini, belum semua orang menghayatinya, menjadikan sebagai istana apalagi sebagai surga.
• UIN Alauddin Makassar Produksi Wastafel Matic Cegah Corona
Demikian halnya, momentum kehadiran Ramadhan, bulan suci penuh berkah dan pengampunan, kita tunaikan serangkaian amaliah di rumah saja sesuai fatwa MUI dan juga instruksi pemerintah.
Kini, kita selaiknya berucap, "Rumahku Ramadhanku".
Artinya menjalani Ramadhan, puasa di siang hari, tarawih berjamaah bersama keluarga seisi rumah di malam hari, tadarus, zikir, taubat dan berdoa di rumah.
Rumah menjadi surga kita di bulan Ramadhan kali ini. Rumah menjadi 'masjid' tempat sujud.
Nabi ingatkan, "Jangan jadikan rumahmu laksana kuburan". Sahabatpun bertanya, rumah yang bagaimana dianggap kuburan.
Nabi menjawabnya, rumah yang di dalamnya tidak pernah dibaca ayat-ayat Allah, Alquran.
Ramadhan di rumah berarti beribadah di rumah sepanjang Ramadhan.
Mungkin saja selama ini, terdapat rumah yang nyaris tak pernah terdengar lantunan ayat Alquran apalagi shalat berjamaah, makan bersama-sama.
Dalih kesibukan, terkejar ambisi dan target yang dipatok sendiri menjadikannya kehilangan substansi keluarga, kehilangan makna rumah.
Tidak sedikit yang justru gagal membangun keluarganya akibat ambisi karier dan keuntungan materil.
Tanpa sadar kalau ia terjerumus hingga kehilangan kebahagiaan berkeluarga, rumah tangga hancur.
Rumah sejatinya tempat kembali, istana dan surga. Mari menetap di rumah bersama kekuarga meraih berkah Ramadhan.
Setidaknya camkan, 'Rumahku, Ramadhanku'. 'Rumahku Istanaku'. 'Rumahku Surgaku'.
Tunaikan Ramadhan di rumah saja. Semoga berkah!
2 Ramadhan 1441 H