Pilkada Ditunda
Dosen UIN Alauddin Makassar: Petahana Diuntungkan Saat Pilkada Ditunda
Firdaus menjelaskan, petahana secara politik dapat diuntungkan terkait mengunduran jadwal pilkada karena dapat membangun
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Firdaus Muhammad menilai, pasangan calon kepala daerah petahana (incumbent) paling banyak diuntungkan dari penundaan Pilkada Serentak 2020.
Firdaus menjelaskan, petahana secara politik dapat diuntungkan terkait mengunduran jadwal pilkada karena dapat membangun pencitraan politik melalui kinerjanya, termasuk dalam penanganan Covid-19,
“Namun kalau gagal tangani Covid-19, justru bakal merugikannya. Sementara pendatang baru semakin kesulitan untuk bangun citra, popularitas serta biaya tinggi,” katanya via pesan WhatsApp Messenger, Rabu malam.
Petahana bisa saja mencuri kesempatan untuk melakukan kampanye dengan membagi-bagikan bantuan sosial, yang masuk dalam program darurat daerah mereka.
“Petahana sangat diuntungkan semasa jabatan karena kegiatan-kegiatan protokoler dan formal, sangat sulit untuk dipisahkan dengan momentum kampanye,” jelasnya.
Seperti diketahui, ada 18 petahana baik bupati dan wakil bupati yang bakal ikut dalam kontestansi 5 tahunan itu.
Tercatat, ada delapan bupati dan 10 wakil bupati yang masih melayani rakyat hingga waktu yang belum ditentukan, mengingat Pilkada Serentak 2020 ditunda.
Berikut 18 Petahana (Bupati-Wakil Bupati) Bakal Maju
- Selayar (Muh Basli Ali-Zainuddin)
- Bulukumba (wakil bupati)
- Gowa (Adnan Purichta Ichsan-Abdul Rauf Mallaganni)
- Maros (ndi Harmil Mattotorang)
- Pangkep (Syahban Sammana)
- Barru (Suardi Saleh-Nasruddin AM)
- Soppeng (Andi Kaswadi Razak),
- Tanah Toraja (Nicodemus Biringkanae-Victor Datuan Batara)
- Toraja Utara (Kalatiku Paembonan-Yosia Rinto Kadang)
- Luwu Timur (Thoriq Husler-Irwan Bachri Syam)
- Luwu Utara (Indah Putri Indriani-Muh Thahar Rum).