Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Mamasa

Ini Imbauan Ketua MUI Bone Terkait Maklumat Bersama

Isi maklumat tersebut yaitu, tidak melaksanakan kegiatan salat Jumat dan salat berjamaah lainnya di masjid.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Syamsul Bahri
Kaswadi Anwar
Ketua MUI Kabupaten Bone, Prof Amir 

TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG BARAT - Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bone bersama toko agama Kabupaten Bone menandatangani Maklumat Bersama.

Isi maklumat tersebut yaitu, tidak melaksanakan kegiatan salat Jumat dan salat berjamaah lainnya di masjid.

Kemudian tidak melaksanakan salat berjamaah sunah tarawih dan seluruh jenis kegiatan keagamaan di masjid.

Tidak melaksanakan salat Idul Fitri 1441 Hijriah di masjid, lapangan, musalah, dan tempat lainnya.

Pengumpulan zakat fitrah, infak, dan sedekah dipercepat melalui UPZ agar dapat dimanfaatkan oleh mustahiq.

Terkait maklumat tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bone, Prof Muhammad Amir menyampaikan hati siapa yang tidak sakit, perasaan siapa yang tidak sedih melihat masjid kosong.

" Selama ini kita memanggil dan ajak semua orang ke masjid. Sementara sekarang kita dengan berat hati mengeluarkan keputusan untuk mengosongkan masjid sementara waktu," ucapnya dengan nada yang berat saat ditemui tribunbone.com di ruangannya, Selasa (21/4/2020).

Prof Amir menyampaikan kepada masyarakat bahwa bukan salat yang dilarang.

"Intinya, bukan salatnya yang dilarang, akan tetapi berkumpulnya. Salat berjamaah dan salat Jumat berpotensi mengumpulkan banyak orang. Kalau banyak orang berpotensi terjadi penyebaran virus corona," tuturnya.

Ia menyampaikan dalam hal tertentu Nabi pernah memerintahkan untuk tidak salat Jumat. Dasar itulah yang kami pakai. Walaupun banyak masyarakat kita mengatakan di Bone masih zona hijau.

"Yang kita sepakati ini menolak kemudaratan. Menolak mudarat itu seharusnya yang belum terjadi. Tapi kalau sudah ada yang positif baru berusaha, itu namanya kita sudah kecolongan dan kita tidak mengharapkan itu," jelasnya.

Prof Amir menyampaikan dalam menghadapi virus corona ada tiga pendekatan yang digunakan.

Pertama, pendekatan secara akidah. Artinya kita yakin bahwa ada qada dan qadarnya Allah.

Prof Amir menjelaskan qada sekali pun sudah terlaksana itu rahasia Allah. Rahasia Allah, sambung Prof Amir tentu bisa berubah kalau Allah akan merubah sesuai keinginanya dan sangat mungkin dengan adanya usaha manusia.

"Allah menetapkan sesuatu dan akan menghapus sesuatu sesuai kehendaknya," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved