RILIS
Wangi Nilam Indonesia Memikat hingga ke Mancanegara
Nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri (essential oil) yang banyak diminati masyarakat Indonesia bahkan hingga mancanegara.
JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri (essential oil) yang banyak diminati masyarakat Indonesia bahkan hingga mancanegara.
Dalam dunia perdagangan internasional minyak nilam sering dikenal dengan patchouli oil.
Minyak nilam kerap digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kosmetik, farmasi, dan aroma terapi yang berfungsi sebagai zat pengikat/fixative agent dan farmasi.
“Minyak nilam ini menjadi primadona di Indonesia. Di pasaran dunia, mutu minyak nilam Indonesia dikenal paling baik dan menguasai pangsa pasar dunia sebesar 90 persen,” ujar Direktur Jenderal Perkebunan Kementan RI, Kasdi Subagyono di Kantor Pusat Kementerian Pertanian RI ( Kementan ), Jumat (17/4/2020).
Lebih lanjut, Kasdi Subagyono menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 40 jenis tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri.
• Ekspor Coconut Charcoal Melonjak di Tengah Pendemi Covid-19 atau Virus Corona
Sebagian besar minyak atsiri tersebut berasal dari komoditi binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.
Di antaranya tanaman nilam, serai wangi, akar wangi, cengkeh, pala, lada, dan lain sebagainya.
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil dari komoditi perkebunan yang bernilai ekspor tinggi dan telah memberikan devisa bagi Indonesia.
Minyak atsiri memiliki berbagai macam manfaat, di antaran sebagai wewangian (pada kosmetik, produk perawatan tubuh), minyak aromaterapi, minyak gosok (untuk masuk angin, penghangat badan, karminatif), pengharum ruangan, menolak serangga, antiseptik, pestisida hayati serta lainnya.
Minyak atsiri yang beredar di pasaran dunia sekitar 70 jenis.
“Indonesia merupakan negara produsen utama minyak nilam dunia, menguasai berkisar 95 persen pasar dunia. Saat ini berkisar 85 persen ekspor minyak atsiri Indonesia didominasi oleh minyak nilam dengan volume 1.200-1.500 ton/tahun, dan diekspor ke beberapa negara di antaranya Singapura, Amerika Serikat, Spanyol, Perancis, Switzerland, Inggris, dan negara lainnya,” kata Kasdi Subagyono.

Kasdi Subagyonomenambahkan bahwa prospek ekspor komoditi nilam pada masa yang akan datang masih cukup besar, mengingat tingginya permintaan dunia akan minyak nilam.
Fungsi minyak nilam adalah sebagai bahan pengikat (fiksator) dalam industri parfum (fragrance), kosmetik, farmasi, dan aromaterapi, sampai saat ini belum dapat disubstitusi oleh bahan yang lain.
“Beberapa jenis nilam yang banyak dikembangkan di Indonesia di antaranya varietas tapak tuan, varietas sidikalang, varietas lhoksumawe dan varietas pachoullina 1, dan 2 yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro),“ ujar Kasdi Subagyono.
Berdasarkan data statistik yang diolah Ditjen Perkebunan Kementan, luas areal dan produksi minyak nilam berfluktuatif seiring dengan animo petani untuk menanam nilam masih menyesuaikan dengan permintaan pasar.
• Kementan, Grab dan Mitra Usaha Pastikan Kebutuhan Pangan Masyarakat Terpenuhi