Andi Taufan Garuda Putra
3 Camat Angkat Suara soal Surat Stafsus Jokowi Andi Taufan, Begini Tanggapannya
Tiga camat ini angkat suara terkait surat Stafsus Milenial Jokowi, Meski sudah ditarik begini tanggapan salah satu camat
TRIBUN-TIMUR.COM - Tiga camat akhirnya buka suara soal surat edaran Stafsus Milenial Presiden Joko Widodo, Andi Taufan Garuda Putra beberapa hari kemarin.
Tiga camat ini yakni mereka yang bekerja di Kota Solo tepatnya Solo Raya
Sebelumnya surat perihal pengajuan kerjasama dari perusahaan milik Andi Taufan Garuda yakni PT Amartha Mikro Fintek dengan seluruh camat di Indonesia beredar.
Ini kemudian menimbulkan persepsi di khalayak adanya tindakan mengungtungkan secara pribadi yang dilakukan Andi Taufan Garuda Putra.
• Terungkap Efek Menakutkan Penggunaan Vape Terhadap Virus Corona, Punya Resiko Tinggi Kena Covid-19
Apalagi dalam surat itu, Andi Taufan menggunakan namanya dan menandatangani sebagai staf khusus Presiden Joko Widodo
Tribunjateng.com (grup Tribun Timur) mencoba mengkonfirmasi sejumlah camat yang ada di Kabupaten Boyolali maupun Sukoharjo.
Misalnya saja Camat Cepogo, Boyolali, Tubinu, ternyata belum menerima surat tersebut.
"Tapi saya sudah tahu, tapi belum menerima suratnya," kata Tubinu, Kamis (16/4/2020) kemarin.
Tubinu pun tidak bisa berbuat banyak.
Sebab, secara fisik surat tersebut belum diterimanya.
"Kami kerja kan ada struktur organisasinya.
Meski kami sudah tahu dari media sosial," ucap Tubinu.
Sementara Camat Banyudono, Kabupaten Boyolali, Radityo Sumarno, juga sama.
Surat belum sampai di tangannya.
Namun dia telah mengetahui terkait kabar surat yang berisi kerja sama program antara pemerintah dengan PT Amartha Mikro Fintek yang ditandatangani oleh Andi Taufan Garuda Putra.
"Kalau surat belum terima.
Saya membaca secara langsung juga belum," kata Radityo.
Meski belum menerima surat, Radityo sudah membaca isi surat tersebut dari apa yang beredar di media sosial.
"Terlepas dari owner perusahaan ini siapa, programnya menurut saya bagus.
Substansinya pemberian APD ke Puskesmas kami sangat mendukung, dari Puskesmas turun sampai ke bidan desa," kata dia.
Sedangkan Camat Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatmo, juga belum menerima surat dari Stafsus Andi Taufan Garuda Putra.
Meski begitu, ramainya tanggapan terkait surat tersebut akhirnya menjadi perhatian banyak pihak.
"Saya tahu dari media massa.
Tapi karena belum menerima surat tersebut, saya belum bisa komentar," kata Bagas.
(goz)
Isi Suratnya
Dua minggu sejak surat Stafsus Milenial Jokowi, perihal kerjasama dengan relawan desa beredar, Andi Taufan Garuda Putra langsung meminta maaf.
Nama Andi Taufan Garuda Putra mendadak viral hari ini.
CEO dan Founder dari PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) ini sebelumnya mengirimkan surat dalam bentuk kerjasama menanggulangi dan memutus rantai penyebaran Covid-19, ke seluruh camat di daerah Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Tindakannya itu langsung jadi bahan omongan dan viral.
Sebab hal itu dinilai dilakukan Andi Taufan Garuda Putra untuk kepentingan pribadinya.
Dalam hal ini perusahaannya.
Yang lebih menjadi sorotan lagi, Andi Taufan menggunakan kop resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia dan didalamnya melibatkan perusahaannya
Dikutip dari Kompas.com, dalam surat tersebut, Andi Taufan mengenalkan dirinya sebagai Staf Khusus Presiden Jokowi.
Ada dua hal yang menjadi fokus Andi untuk diperhatikan para camat.
Pertama, Amartha akan melakukan edukasi seputar Covid-19.
Amartha disebut akan berperan aktif memberikan edukasi kepada masyarakat desa soal tahapan penyakit Covid-19 beserta cara-cara penanggulangannya.
Kedua, Amartha juga akan mendata kebutuhan APD di puskesmas atau layanan kesehatan lainnya di desa agar pelaksanaannya berjalan lancar.
Belakangan, surat tersebut dikecam sebagian warganet.
Mereka berpendapat, tindakan itu melibatkan perusahaan pribadi, apalagi sampai mengirimkan surat ke camat untuk membantu aktivitas perusahaannya merupakan hal yang tidak pantas.
Minta Maaf
Atas tindakannya tersebut, Andi Taufan Garuda Putra, menyampaikan permohonan maaf terkait keberadaan surat atas nama dirinya dengan kop Sekretariat Kabinet dan ditujukan kepada camat di seluruh Indonesia.
Surat itu merupakan permohonan agar para camat mendukung edukasi dan pendataan kebutuhan alat pelindung diri (APD) demi melawan wabah virus corona ( Covid-19) yang dilakukan oleh perusahaan pribadi Andi, yakni PT Amartha Mikro Fintek (Amartha).
"Saya mohon maaf atas hal ini dan menarik kembali surat tersebut," kata Andi melalui keterangan tertulis, Selasa (14/4/2020).
Andi menjelaskan, aktivitas perusahaan pribadinya dalam memerangi virus corona di tingkat desa itu merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
"Perlu saya sampaikan bahwa surat tersebut bersifat pemberitahuan dukungan kepada Program Desa Lawan Covid-19 yang diinisiasi oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi," lanjut dia.
Saat mengirim surat tersebut kepada semua camat di Indonesia, Andi Taufan bermaksud untuk bergerak cepat membantu mencegah dan menanggulangi Covid-19 di desa.
Menurut dia, hal itu dapat dilakukan melalui dukungan secara langsung oleh tim lapangan Amartha yang berada di bawah kepemimpinannya.
Dukungan tersebut murni atas dasar kemanusiaan dan menggunakan biaya Amartha serta donasi dari masyarakat yang akan dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.
Ia juga menegaskan bahwa dukungan yang diberikan itu dilakukan tanpa menggunakan anggaran negara, baik APBN maupun APBD.
"Saya akan terus membantu pemerintah dalam menangani penyebaran Covid-19. Bekerja sama dan bergotong royong dengan seluruh masyarakat, baik pemerintah, swasta, lembaga, dan organisasi masyarakat lainnya untuk menanggulangi Covid-19 dengan cepat," papar Andi Taufan.
"Sekali lagi terima kasih dan mohon maaf atas kegaduhan dan ketidaknyamanan yang timbul. Apa pun yang terjadi, saya tetap membantu desa dalam kapasitas dan keterbatasan saya," lanjut dia.
Profil Andi Taufan Garuda Putra

Presiden Joko Widodo menunjuk Andi Taufan Garuda Putra sebagai salah satu staf khususnya.
Andi diperkenalkan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019) sore, bersama dengan enam milenial lainnya.
“Andi Taufan Garuda Putra, usia 32 tahun, lulusan Harvard Kennedy School, bergerak di dunia Entreprenueur.
Banyak meraih penghargaan atas inovasi dan kepedulain di sektor UMKM," kata Jokowi saat memperkenalkan Andi.
Andi merupakan pendiri dan CEO Amartha, perusahaan pionir teknologi finansial peer to peer lending yang menghubungkan pendana di perkotaan dengan perempuan pengusaha mikro di pedesaan melalui teknologi.
Pria yang akrab disapa Taufan ini lahir di Jakarta, 24 Januari 1987 merupakan lulusan Sarjana bisnis, Institut Teknologi Bandung dan Master of Public Administration, Harvard Kennedy School.
Sebelumnya, Taufan bekerja sebagai konsultan bisnis untuk IBM Global Business Services selama hampir dua tahun.
Pada 2009, Taufan meninggalkan pekerjaannya ketika melihat banyak pelaku usaha mikro di pedesaan mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses finansial.
Taufan akhirnya mendirikan Amartha dengan berbentuk microfinance atau lembaga keuangan mikro.
Pada 2016, Amartha bertransformasi menjadi tekfin p2p lending sebagai upaya menjangkau jutaan pelaku usaha mikro perempuan di pedesaan.
Pada 2019, Amartha mengantongi izin usaha Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berhasil menyalurkan Rp1,6 triliun kepada lebih dari 340.000 mitra di 5.400 pedesaan.
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul 3 Camat di Solo Raya Bicara Soal Surat Stafsus Milenial Presiden Jokowi, Andi Taufan Garuda Putra
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Surati Camat demi Bantu Perusahaan Pribadi Perangi Covid-19, Stafsus Jokowi Minta Maaf"