Dampak Covid 19
Kisah Pasangan Beda Negara yang Harus Terpisah karena Corona, Jika Bertemu Hanya di Perbatasan
Salah satunya, banyak pasangan yang harus menggelar pernikahan dalam kondisi terbatas.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua negara di dunia.
Hal tersebut memberi pengaruh sangat signifikan dalam berbagai aspek kehidupan.
Mulai dari kesehatan, perekonomian, pendidikan, bahkan hingga percintaan.
Salah satunya, banyak pasangan yang harus menggelar pernikahan dalam kondisi terbatas.
• Alasan Kapten Persib Bandung Supardi Nasir Bahagia di Tengah Wabah Corona
• Cara Dapat Bantuan Rp 600 Ribu Per Bulan dari Dana Desa, Berikut Syarat & Penyaluran
Selain itu, beberapa pasangan juga harus terpisah karena aturan lockdown yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dikutip dari CNN, Sabtu (11/4/2020), pasangan kekasih tersebut tidak bisa lagi pergi bersama atau sekadar duduk berdampingan selama wabah Covid-19 belum berakhir.
Hal itu lantaran adanya pagar pembatas di kedua negara pada 16 Maret lalu.
Misalnya, pasangan kekasih yang berasal dari Jerman dan Swiss.
Keduanya adalah Andrea Rohde dan Markus Brassel yang telah menjalin hubungan selama 10 tahun.
Rohde merupakan warga Kota Konstanz di Jerman sisi selatan, sedangkan Brassel tinggal di Desa Tagerwillen, Swiss, yang sebenarnya hanya berjarak beberapa kilometer.
Biasanya, jarak itu bisa ditempuh hanya dalam waktu 10 menit menggunakan mobil.
Namun, kondisi yang ada sekarang tak lagi memungkinkan keduanya untuk melakukan pertemuan seperti biasanya.
Mereka pun sepakat untuk beberapa kali dalam seminggu mendatangi perbatasan wilayah yang membelah Kota Konstanz dan Kreuzlingen.
• Alasan Kapten Persib Bandung Supardi Nasir Bahagia di Tengah Wabah Corona
• Cara Dapat Bantuan Rp 600 Ribu Per Bulan dari Dana Desa, Berikut Syarat & Penyaluran
Bagi Rohde, bertemu secara langsung tetap lebih baik daripada melalui sambungan Skype.
Lebih baik, meskipun harus berjarak setidaknya 2 meter.