Fakta Charlie Chaplin, Tokoh Film Bisu Dunia yang Lahir Hari Ini, Ternyata Pernah Datang ke Garut
Legenda film bisu, Charlie Chaplin berulang tahun. Ia lahir di London, 16 April 1889.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Siapa yang tak mengenal sosok Charlie Chaplin?
Ia merupakan tokoh dunia yang menjadi legenda dalam film bisu.
Pada era 1890-an diusia yang masih sangat muda, Charlie Chaplin meniti kariernya.
Perjuangan dan kerja kerasnya, membuahkan hasil yang amat luar biasa.
Ia mencapai kesuksesannya di dunia hiburan.
Namun perjalanannya tak mudah, ia pernah bertahun-tahun merasakan penderitaan, hidup miskin, hingga mengganti peran orangtua.
Hari ini, 16 April adalah hari kelahiran Charlie Chaplin, tokoh dunia yang menjadi legenda film bisu.
Charlie Chaplin lahir di London pada 16 April 1889, memiliki nama lengkap Charles Spencer Chaplin.
Untuk mengenang sosoknya, berikut fakta tentang Charlie Chaplin:
1. Sosok yang Perfeksionis
Charlie Chaplin merupakan seorang perfeksionis.
Kecintaannya pada eksperimen dalam menghasilkan karya tak terhitung jumlahnya.
Dia pernah meminta pembangunan kembali seluruh set film dan mengulang seluruh pengambilan gambar hanya karena dia salah memilih aktor.
Kesempurnaannya dalam menyusun adegan film menghasilkan buah yang baik, seperti The Kid (1921), The Pilgrim (1923), A Woman in Paris (1923), The Gold Rush (1925), dan The Circus (1928). Film The Circus membuatnya memenangkan penghargaan Oscar pertamanya pada 1929.
Tiga film terakhir di atas dihasilkan oleh United Artist, perusahaan milik Chaplin yang berdiri pada 1919 bersama dengan Douglas Fairbanks, Mary Pickford, dan DW Griffith.
Pada tahun 1967, Charlie Chaplin sempat memproduksi film A Countess from Hong Kong.
Namun sayang, film tersebut tidak masuk dalam box office.
Di tahun 1975, Ratu Elizabeth II memberikan gelar ksatria padanya sehingga Chaplin mendapat julukan "Sir".
2. Kidal
Charlie Chaplin merupakan pria kidal.
Sebenarnya, penelitian tentang tangan yang kidal dan yang bukan ini sudah mengusik pemikir tangguh Aristoteles dan Plato.
Baru tahun 1648 seorang dokter Inggris, Sir Thomas Browne, dalam bukunya Vulgar Errors, untuk pertama kalinya menghubungkannya dengan otak.
Belahan kanan otak besar dominan terhadap organ belahan kiri, sebaliknya belahan kiri mengatur organ tubuh bagian kanan.
Belahan kiri juga berfungsi sebagai pusat pemikiran logis, sedangkan belahan kanan lebih berperan dalam bidang keterampilan visual.
Selama ini, sebagian besar orang di dunia dituntut untuk berpikir rasional, akibatnya lebih banyak pula orang yang terbiasa memakai belahan otak kiri.
Alhasil, organ bagian kanan yang dominan terpengaruh, termasuk tangan.
Maka diduga, seniman yang lebih banyak menggunakan belahan otak kanan, tentu kecenderungan kidalnya lebih besar.
Sesuai penelitian, persentase seniman yang kidal dua kali lipat dibandingkan dengan populasi umumnya.
Di dalam kelompok ini antara lain Leonardo da Vinci, Charlie Chaplin, Judi Garland, dan Ringo Starr.
3. Kematian Bertepatan dengan Hadirnya Apple
Charlie Chaplin meninggal pada tahun 1977.
Itu adalah tahun yang sama perusahaan Apple didirikan.
4. Jenazah dicuri
Pada 25 Desember 1977, legenda film bisu dunia Charlie Chaplin meninggal dunia.
Dilansir dari charliechaplin.com, sosok pelawak film bisu ini meninggal pada usia 88 tahun di rumahnya, Corsier-sur-Vevey, Vaud, Swiss.
Setelah dimakamkan di dekat Danau Geneva, jasadnya dicuri oleh dua pria yang meminta tebusan uang senilai 400.000 dollar AS.
Pelaku ditangkap dan tubuh Chaplin ditemukan sekitar 11 pekan berikutnya.
5. Pernah Singgah ke Garut
Siapa sangka bintang film bisu yang sangat terkenal di zaman dahulu, Charlie Chaplin ternyata pernah singgah di Garut, Jawa Barat.
Tempat yang dikunjungi aktor multitalenta asal Inggris itu adalah sanatorium atau petirahan untuk merawat pasien penyakit menahun di Ngamplang, Cilawu, Garut.
Fakta ini merujuk pada catatan kaki sebuah foto lawas di Sanotarium, Ngamplang yang terpampang pada pameran foto "Garut Tempo Dulu" di aula kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV (Bakorwil) Jawa Barat, Jl Ahmad Yani, Garut.
"Foto-foto lawas ini koleksi Rumah Bambu. Karena space terbatas, yang kami pajang hanya sedikit. Ada 47 foto lawas Garut, Bandung 45 buah dan Sumedang ada 17 foto. Sebetulnya masih banyak, Tasikmalaya dan Ciamis," kata Dasep, salah satu staff Rumah Bambu, Sabtu (17/8/2013) sore.
Kebanyakan foto-foto yang dipajang adalah pemandangan alam dan aktivitas masyarakat di sekitar perkebunan teh peninggalan Belanda di Garut pada tahun 1800-an.
"Pak Kuswandi (pendiri Rumah Bambu) pernah bekerja di PTPN. Foto-foto itu didapat dari Yayasan Family Teh Belanda yang sering melakukan napak tilas di Garut waktu itu," ungkap Dasep.
Cahya Priatna (40) seorang pengunjung mengaku takjub melihat puluhan foto-foto lawas itu.
Fakta tentang Garut tempo dulu yang terperangkap dalam foto itu, menurutnya sangat penting bagi generasi muda.
"Senang karena jadi tahu sejarah. Saya sengaja membawa anak saya, supaya punya nasionalisme tinggi," kata Cahya.
Banyak foto yang membuat pengunjung terperangah. Salah satunya adalah sebuah foto proses pengepakan karet di perkebunan Bunisari Lendra yang konon dipasok untuk pabrik ban kelas wahid, Pirelli.
Pameran foto-foto kuno tentang kota Garut dan sekitarnya berlangsung hingga Minggu (18/8/2013).(*)
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)
Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Charlie Chaplin Ternyata Pernah Singgah ke Garut