Update Corona Makassar
Apindo Sulsel: Anggaran Rp 500 M Tak Ada Artinya Jika Pengusaha Tak Membantu
La Tunreng menilai anggaran yang dipersiapkan pemerintah Provinsi Sulsel Rp 500 miliar tak ada artinya jika pengusaha tak ikut membantu.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
Menurutnya, pengusaha yang tenang dengan penundaan pembayaran maka, akan bertahan sebentar.
"Penundaan itu kan membuat utang pengusaha bertumpuk. Bagiamana kita mau bayar utang yang banyak itu kalau usaha tak jalan," katanya.
Karena, anggaran pemerintah tak akan pernah cukup untuk menghidupi kebutuhan masyarakat.
Menurut data Apindo Sulsel, ada sekitar 12 ribu pengusaha di Makassar. Setengah dari pengusaha itu adalah level menengah ke atas.
"Kalau mereka menyumbang Rp 1 juta saja maka ini bisa mengumpulkan anggaran untuk membantu pemerintah membantu masyarakat," katanya.
Menurutnya, saat ini, butuh kerja sama tim yang kuat antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sehingga Covid-19 bisa berlalu.
"Hal itu lah yang selalu saya sampaikan ke pengusaha di semua sektor supaya membantu masyarakat melalui pemerintah. Kita percayakan pemerintah untuk menyalurkan bantuan supaya bisa terukur dan tepat sasaran," katanya.
La Tunreng percaya setiap pengusaha pasti menyiapkan anggaran cukup besar di rekeningnya.
"Pengusaha menengah pasti punya uang di rekeningnya sekitar Rp 10 miliar, kalau kita donasikan sedikit saja maka akan membantu masyarakat," katanya.
Menurutnya, pemerintah mempunyai infrastruktur untuk sampai ke bawah.
"Kalau Pak Gubernur memerintahkan maka bisa turun hingga ke bupati/wali kota, camat, lurah, desa hingga RT/RW dan dusun, belum lagi dari TNI/Polri yang punya jaringan hingga ke bawah," katanya.
Langkah PSBB yang maju mundur dianggap La Tunreng adalah efek ketakutan pemerintah tak bisa menyiapkan logistik selama masa PSBB.
"Sehingga, inilah waktunya kita untuk saling membantu. Jangan memikirkan diri sendiri di tengah wabah Covid-19 ini karena penyakit ini tak mengenal Anda kaya atau miskin," katanya.
Tetap Bisnis Makanan
La Tunreng menyampaikan, saat ini bisnis yang naik adalah bisnis makanan dan kemasan. Kontribusinya sekitar 10 persen untuk ekonomi Sulsel.