Ruben Onsu
Sarwendah Nangis Liat Pengorbanan Ruben Onsu Hidupi 6.500 Karyawan Saat Corona, Betrand Peto Saksi
Selain Luna Maya dan Raffi Ahmad, Ruben Onsu juga kena imbas Corona.Bisnis Ruben Onsu bahkan goyang di tengah pandemi Corona ini.
"Udah bund, aku udah leave grup-grup di WhatsApp," tutur Ruben Onsu.
Agar kepanikan Ruben Onsu tak muncul lagi, Sarwendah pun mewanti-wanti karywannya agar jangan pernah membahas virus corona di depan Ruben Onsu
"Saya berpikir untuk setiap yang datang, atau asisten saya briefing semua untuk jangan pernah membahas tentang virus corona di rumah ini," ucap Sarwendah.
"Karena kami sudah harus bisa memilih mana yang bisa dijadikan edukasi dan mana yang tidak bisa diterima oleh pikiran kami. Karena kami ingin dijauhkan dari segala pkiran atau berita hoax yang menakuti kami," tambahnya.

Akan tetapi, kesedihan Ruben Onsu semakin menjadi ketika memikirkan nasi dan gaji karyawannya.
Bagimana tidak? Selama hampir sebulan ini gerai bisnis Ruben Onsu mengalami kerugian yang cukup banyak.
Namun di sisi lain, karyawan tentu masih mengharapkan gaji yang sama seperti bulan-bulan seblumnya sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Di sisi lainnya, Ruben Onsu pun masih tetap harus memikirkan keluarganya, Sarwendah, Betrand Peto, Thalia dan Thania yang juga jadi prioritas utama.
"Di saat kondisi begini, pikiran suami saya sudah bisa dibilang campur aduk. Pasti semua orang yang punya usaha kena imbasnya akibat virus corona," tutur Sarwendah.
Sarwendah pernah bertanya kepada Ruben Onsu terkait masalah bisnisnya yang kena imbas besar akibat pandemi virus corona.
"Apa sih yang buat kamu itu mumet banget yank?" tanya Sarwendah kepada Ruben Onsu
"Doain aku sehat dan kuat aja ya," jawab Ruben Onsu singkat tak ingin membuat Sarwendah ikut nmemikirkan nasib bisnisnya.
"Yank apasih yang kamu bebani dalam pikiranmu saat ini?" cecar Sarwendah lagi.
Setelah dicecar, akhirnya Ruben Onsu blak-blakan mengungkapkan kecemasnnya soal ribuan karyawan yang berkeja padanya.
Diakui Ruben Onsu, ia tidak ingin melihat ribuan karyawannya ini menjadi pengangguran