Update Corona Sulsel
Update Corona Sulsel Rabu 8 April, Unhas Prediksi Puncak Covid-19 Akhir Mei, Kota Makassar Waspada!
Info Terbaru Update Corona Sulsel Rabu 8 April, Unhas Prediksi Puncak Covid-19 Akhir Mei, Kota Makassar Waspada!
Penulis: Rudi Salam | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penderita Positif Virus Corona atau Covid-19 di Sulawesi Selatan sudah tembus angka seratusan. Tepatnya 122 kasus.
Provinsi Sulawesi Selatan adalah provinsi penularan tertinggi di luar Pulau Jawa.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah saat sesi jumpa pers Selasa (7/4/2020), mewanti-wanti seluruh warga Sulsel taat imbauan p emerintah dengan menjaga jarak (phisycal distancing) dan mengenakan masker tiap ke luar rumah.
Sementara Universitas Hasanuddin Makassar kampus terkemuka di Sulsel menerbitkan modeling terkait prediksi Covid-19 di Sulsel.
Universitas Hasanuddin (Unhas) mengeluarkan hasil modeling terkait kasus Covid-19 (Virus Corona) di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Modeling dilakukan oleh Tim Departemen Epidemiologi FKM Unhas, Tim Departemen Statistika, FMIPA Unhas, Tim Departemen Matematika, FMIPA Unhas yang diketuai oleh Ansariadi PhD.
Hasilnya, estimasi dari dua model perkiraan total yang terinfeksi di Sulsel berjumlah 143,390, perkiraan yang asymptomatic atau gejala ringan 70.000 sampai 80.000 orang.

Kemudian Perkiraan jumlah orang yang memerlukan penaganan (masuk RS) 28.678 orang dan perkiraan jumlah yang memerlukan penanganan intensive 5.736.
"Namun kesimpulannya adalah puncak pandemic pada akhir bulan Mei dengan jumlah kasus diperkirakan
sekitar 80 ribu. Kemudian puncak pertambahan kasus baru diperkirakan terjadi pada hari ke-30 di bulan tersebut," bunyi hasil modeling Unhas.
Ketua Tim, Ansariadi PhD yang dikonfirmasi terpisah menjelaskan pihaknya membuat modeling tersebut setelah melakukan zoom call dengan tim Gugus Covid Sulsel pekan lalu.
"Dan kami mendapatkan informasi bahwa Tim Gugus belum memiliki prediksi kasus Covid di Sulsel," ujar Ansariadi yang juga dosen Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas.
Modeling ini menurutnya, penting dipaparkan agar ada bayangan seperti apa besaran masalah yang akan dihadapi selama pandemi global itu merebak.
Sehingga, bisa dilakukan persiapan berupa logistik yang dibutuhan untuk menghadapi masalah tersebut.
Apalagi, modeling prediksi ditingkat nasional sudah ada beberapa yang buat dari beberapa universitas berbeda.
Namu untuk tingkat provinsi lanjut Ansariadi belum ada yang membuatnya termasuk di Sulsel.
"Teman-teman dari UGM, UI, ITB sudah buat untuk level nasional. Tetapi kami merasa perlu membantu menyiapkan informasi ini ke Tim Gugus Covid 19 Sulsel," pungkasnya.
Dari data yang dihimpun Tribun-Timur.com, pembuatan modeling ini didasari beberapa latar belakang.
Yakni Covid 19 telah menjadi pandemic global (WHO, 2020), penyebaran cepat dan bersifat exponential.
Kemudian dalam satu bulan, di Indonesia telah mencapai 2000-an kasus dan sekitar 200 yang meninggal.
Jumlah yang dilaporkan belum menggambarkan keadaan covid 19 dipopulasi, karena sebagian besar asymptomatic (R Li et al, 2020).
Sangat tergantung keaktifan melakukan case finding dan deteksi, sudah ada prediksi nasional tapi belum ada prediksi tingkat provinsi.
"Serta perlu prediksi provinsi untuk persiapan sumberdaya dan evaluasi program pencegahan dan penyebaran." Demikian bunyi poin-poin latar belakang modeling yang dikeluarkan Unhas dan diterima Tribun-Timur.com, Selasa (7/6/2020).
Metode yang digunakan ada dua yakni estimasi jumlah total kasus berdasarkan estimasi attack rate dalam populasi.
Itu dihitung dari estimasi attack rate scenario 1,6%, 20% dan 30% (ECPDPC, 2020).
Kemudian jumlah penduduk Sulsel 8,851,240 (BPS, 2019) dan data positif Covid-19, dibandingkan Tempat Tidur, ICU, Ventilator (Kemenkes data from SIRS Yankes).
Kemudian metode kedua modeling kurva peningkatan kasus Richard’s Curve.
Berikut Update Corona Sulsel Selasa 7 April 2020 pukul 19.00 wita.
Termasuk Data Update Corona Makassar, Update Corona Gowa, Update Corona Maros, Update Corona Toraja dan kabupaten/kota di Sulsel hingga malam ini.
Kota Makassar sebagai episentrum penularan Virus Corona atau Covid-19 di Sulawesi Selatan semakin perlu meningkatkan kewaspadaan.
Demikian juga dengan dua kabupaten penyanggah Kota Makassar sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan; Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa.
Bukti Ketegasan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Lawan Covid-19, PNS Diinstruksikan Tidak Mudik!
LOGIN www.prakerja.go.id Cara Daftar Kartu Pra Kerja Online, Pastikan Email Aktif, Ingat Password
Dokter Cantik Clarin Hayes Tiba-tiba Viral Karena Marahi Penjual Masker N95, Berikut Fakta-faktanya
Tingkat infeksi penularan Covid-19 di tiga wilayah ini terus bertambah dan patut menjadi evaluasi pemangku kebijakan agar lebih tegas menegakkan protokol pencegahan Covid-19.
Berikut data terbaru dilansir tribun-timur.com dari website resmi Dinas Kesehatan Sulsel:

Total pasien positif hingga Selasa 7 April 2020 di Sulsel sebanyak 122 kasus.
Sebanyak 23 pasien dinyatakan sembuh.
Sebanyak 11 meninggal dunia.
Kasus PDP juga meningkat sekarang 306. Sebanyak 262 dalam perawatan tenaga medis.

Sementara di Kota Makassar sudah 76 kasus positif.
Kabupaten Gowa sekarang 17 kasus positif.
Maros dan Sidrap juga perlu waspada sudah ada 11 yang positif.

Daerah lainnya:

Anggaran Covid-19 Rp 500 Miliar, Sudah Terpakai Rp 10 Miliar
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah, melarang keras Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mudik jelang Ramadan.
Larangan ini merupakan langkah taktis untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di Sulsel.
Larangan ini berdasarkan surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Nomor 36 Tahun 2020, yang mengatur pembatasan berpergian keluar daerah atau mudik.
“Perlu kita antisipasi sekarang ini adalah para pemudik. Saya ingin tegaskan sekali lagi bahwa keputusan Menpan-RB itu melarang ASN untuk mudik. Ini tegas dan kita tidak akan memberikan tolerir bagi ASN yang mudik,” tegas Nurdin Abdullah saat video conference dengan awak media, Selasa, 7 April 2020.
Selain memberikan penegasan kepada ASN, juga diharapkan kepada petugas terkait agar betul-betul menjaga pintu-pintu masuk. Seperti bandar udara, pelabuhan, dan perbatasan masing-masing daerah.
“Jangan sampai ada penularan baru lagi selain yang ada sekarang. Nah, kita bisa lihat Makassar ini salah satu penularan itu dari kloter umroh, yang kedua bawaan dari keluarga,” jelasnya.
Sementara untuk kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) sendiri, Sulsel segera mendatangkan ribuan dari berbagai sumber.
“APD kita sudah ada. Insyaallah beberapa hari kedepan kita ada satu kontainer APD, ada dua ratus ribu masker, dua ribu lima ratus APD, kacamata lengkap, dan kita akan distribusikan,” bebernya.
Adapun rumah sakit rujukan yang dianggap bisa melayani pasien Covid-19 yakni RSUD Sayang Rakyat, RSKD Dadi dan RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Adapun RS lain seperti RSUD Haji Makassar, RSUD Labuang Baji Makassar dan swasta lainnya, hanya menjadi rumah sakit penyangga.
“Ada tiga rumah sakit yang disiapkan, yang lain itu hanya penyangga. Tidak boleh menerima pasien Covid-19, baik PDP maupun positif selain tiga rumah sakit ini,” tegasnya.
Sedangkan untuk anggaran, Sulsel menyediakan Rp 500 miliar, dan yang terpakai baru terhitung sekitar Rp10 miliar. Termasuk untuk memobilisasi massa peserta Ijtima Ulama Zona Asia di Gowa.
“Semuanya sentral di BPBD. Anggaran kita alokasikan ke BPBD, saya cek tadi pagi itu belum sampai Rp 10 miliar digunakan, itu termasuk untuk menangani pembubaran Ijtima,” tutupnya. (*)