Wabah Virus Corona
Puncak Wabah Corona Diprediksi April-Mei, Prof Armin Arsyad: Sulsel Harus Lockdown
Pengamat Politik Unhas Prof Dr Armin Arsyad menuturkan pembatasan wilayah sebenarnya sudah terjadi kendati di Sulsel agak terlambat.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Armin Arsyad menuturkan pembatasan wilayah sebenarnya sudah terjadi kendati di Sulawesi Selatan (Sulsel) agak terlambat.
"Sekarang sudah diredefinisi pengertian lockdown, tafsiran bahwa dikunci wilayah atau pembatasan wilayah sebenarnya sudah terjadi dalam skala wilayah," ungkap Armin kepada tribun-timur.com via pesan WhatsApp, Sabtu (28/3/2020).
"Kendatipun sudah agak terlambat pembatasan-pembatasan tertentu dalam pengertian lockdown, tapi lockdown dalam arti mengunci per wilayah penyebaran virus corona harus segera dilakukan," tegasnya.
Meningkatnya jumlah terinfeksi positif suspect covid-19, kata Armin menunjukkan kita tak memiliki sense of crisis atau nanti terlambat 60 hari baru mendengar dan membaca bahwa begitu dahsyatnya Wuhan di porak poranda oleh virus corona.
"Kalau Sulsel dinyatakan diisolasi, tentu banyak hal yang harus ditaati masyarakat terutama ketaatan dan disiplin menjadi kata kunci, sehingga plusnya adalah penyebaran covid-19 di Sulsel tidak meluas," jelasnya.
Lalu apa minusnya? Kata Armin, kegiatan dan aktivitas sosial kemasyarakatan akan berkurang dan terganggu, tetapi apalah ini kan demi kemaslahatan masyarakat juga.
"Jika dibandingkan di provinsi lain, terus terang DKI, Banten, Jabar, Jateng, Jatim lebih antisipatif dan lebih punya sense of crisis daripada Sulsel," katanya.
Ia menjelaskan bahwa gugus tugas Pemprov Sulsel dalam penanganan kasus virus corona harus lebih cepat dan tancap gas karena perkembangan kasus positif terinfeksi virus corona di Sulsel menunjukkan trend meningkat.
"Apa yang dilakukan oleh gugus tugas Pemprov perlu dukungan masyarakat agar tidak terstigma biasa-biasa saja penanganan kasus virus corona di Sulsel. Selamat bekerja teman-teman gugus tugas Pemprov Sulsel," katanya menambahkan.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Sulsel Muzayyin Arif mendorong Pemprov Sulsel melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19 secara efektif di Sulsel.
Ia menegaskan bahwa DPRD Sulsel mencermati betul kondisi di daerah terkait penyebaran Covid-19.
Data yang disampaikan gugus pengendalian dampak covid Provinsi Sulsel yang menunjukkan angka warga yang terjangkit meningkat signifikan dalam dua hari terakhir ink membuat kita semua mesti lebih siaga atas kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.
"Apalagi dalam rapat terbatas pimpinan daerah pada hari Kamis, Kabinda Sulsel sudah menyampaikan prediksi wabah virus ini akan mengalami puncak pada April dan Mei mendatang," jelasnya.
Karena itu kata Muzayyin, DPRD sebagai bagian dari pemerintahan Sulsel tidak mau setengah-tengah memberikan support kepada Pemprov dalam hal ini gugus tugas pengendalian covid-19, untuk mengendalikan, meminimalisir penyebaran virus itu.
"Sesuai kewenangan kami DPRD di bidang anggaran, maka kami berkomitmen mendukung penuh penggunaan APBD Sulsel 2020 untuk penanggulangan corona ini. Kemarin kita sudah putuskan memberi ruang kepada Pemprov untuk melakukan realokasi anggaran sampai Rp 500 miliar," jelasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Abd Azis Alimuddin
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)