Dampak Virus Corona
Dampak Virus Corona, Istri Anwar Faruq Jadi Guru Buat 7 Anaknya di Rumah
Proses belajar mengajar dilakukan di rumah secara online dengan pemantauan oleh guru dan orang tua.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah menetapkan meliburkan sekolah selama 14 hari.
Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.
Selama 14 hari bukan berarti tidak ada aktivitas proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar dilakukan di rumah secara online dengan pemantauan oleh guru dan orang tua.
Malikati Qiptiyah, istri anggota DPRD Kota Makassar dari Fraksi PKS, Anwar Faruq, membagikan keseruannya ketika mengajar anaknya di rumah.
Malikati tinggal di Jl Tidung 3 Setapak 2, Blok 17 No 97B, Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, Makassar.
Ia memiliki tujuh anak. Anak pertama dan kedua telah kuliah.
Anak ketiga duduk di kelas 11 sekolah menengah atas (SMA). Anak keempat duduk duduk di kelas 9 sekolah menengah pertama (SMP).
Anak kelima masih kelas 6 sekolah dasar.
Anak keenam kelas 3 sekolah dasar.
Dan anak ketujuh masih duduk di taman kanak-kanak.
Malikati mengatakan menikmati kesibukannya untuk mengurus lima anaknya
yang masih sekolah.
"Selama satu pekan ini, saya sebagai guru di rumah yang mendampingi anak-anak belajar. Kami bisa melaksanakan semua kegiatan dan tugas yang diberikan sekolah," katanya kepada tribun-timur.com via WhatsApp, Kamis (26/3/2020).
Ia bersyukur dapat merasakan kesibukan yang dialami para guru, ustaz dan ustaza anaknya.
"Saya menyadari betapa sibuknya dan besar jasa para guru, ustaz dan uztaza di sekolah mengajar dan mendidik anak-anak kami," ucapnya.
Malikati tak memungkiri mendapatkan kesulitan ketika ada soal yang tidak ditahu oleh anak-anaknya. Beruntung, katanya ada buku paket yang bisa dijadikan rujukan.

Selain itu, ada anak-anaknya yang lain dapat membantu mengerjakan.
Dalam memulai pelajaran sekolah di rumah. Ia telah membuat jadwal kegiatan.
"Saya infokan semua tugas hari itu dari guru kepada anak-anak. Saya infokan jam berapa bisa istirahat, mengerjakan tugas lagi, makan, ibadah," tutur Malikati.
Malikat menyampaikan pelajaran di rumah di mulai dari pukul 09.00 Wita.
Kemudian pukul 11.00 hingga 13.00 Wita istirahat.
Pukul 13.00 hingga 16.00 Wita dilanjutkan proses belajar.
Tugas yang diberikan sekolah, kata Malikati, batas pengumpulannya hingga pukul 20.00 Wita.
Namun, ia membuat kesepakatan dengan anak-anaknya untuk tugas telah dikerjakan dan dikirim ketika sore.
Dalam mengontrol proses belajar mengajar anak-anak, selalu ada lembar evaluasi yang diisi.
Malikati mengaku semua pekerjaan itu dapat dilakukan tidak lepas dari bantuan suami dan anak-anaknya yang sudah dewasa.
"Alhamdulillah, suami dan anak-anak saya yang sudah dewasa sangat membantu proses belajar di rumah," ucapnya. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Kaswadi Anwar
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: