Ketua HIPMI Takalar
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ketua HIPMI Takalar Sebut Investor Berkurang
Mengutip data Bloomberg, Selasa (24/3/2020) kemarin, rupiah ditutup pada level Rp 16.500 per dollar AS atau melemah 75 poin sebesar 0,45 persen diband
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat di pasar spot mengalami pelemahan.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (24/3/2020) kemarin, rupiah ditutup pada level Rp 16.500 per dollar AS atau melemah 75 poin sebesar 0,45 persen dibanding penutupan pada Senin Rp 16.575 per dollar AS.
Ketua BPC HIPMI Kabupaten Takalar, Akhmad Syafar mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah adalah imbas dari wabah Virus Corona.
Menurutnya, penyebaran Virus Corona yang telah menjadi pandemi memunculkan kepanikan pasar.
" Sehingga ada beberapa sektor yang kurang bergerak, bahkan tidak bergerak," katanya saat dihubungi Tribun Timur, Rabu (25/3/2020).
Faktor kedua, katanya, sejumlah investor yang dinilai melepaskan asetnya di tanah air.
Akhmad menilai, para investor cenderung melepas aset karena situasi yang tidak pasti di tengah wabah Virus Corona.
"Dampak langsung yang kami rasakan di daerah adalah beberapa harga sembilan bahan pokok mengalami kenaikan harga," bebernya.
Meski demikian, Akhmad meyakini bahwa fundamental perekonomian Indonesia masih cukup kuat untuk menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah.
Kurangi Informasi Hoaks
Akhmad Syafar mengatakan, pemerintah harus mengambil peran untuk memulihkan nilai tukar rupiah.
Langkah tersebut antara lain, katanya, pemerintah harus mampu menjelaskan dan menetralisir informasi hoaks mengenai penyebaran Corona.
" Karena di daerah kami sendiri banyak yang diinfokan masyarakat yang terkena covid 19, padahal kenyataannya tidak seperti itu," ujar Akhmad.
Kedua, lanjutnya, pemerintah dinilai tidak boleh ikut panik.
Akhmad mengatakan, jangan sampai aparat pemerintah kurang melayani karena mereka sendiri yang takut terhadap masyarakatnya