Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Luwu Lawan Corona

Dituding Pembawa Virus Corona, ABK Diamond Princess Asal Luwu Perlihatkan Surat Keterangan Sehat

Pelaut asal Desa Tanarigella, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menemui kepala desa guna melakukan klarifikasi.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Sudirman
Satti Amir
Mantan ABK Diamond Princess, M Tasrif bersama Kepala Desa Tanarigella Satti Amir meperlihatkan surat keterangan sehat dari Kemenkes. 

TRIBUNLUWU.COM, BUA - Mantan anak buah kapal (ABK) Diamond Princess, M Tasrif tak terima dituding sebagai penyebar Virus Corona atau Covid-19.

Pelaut asal Desa Tanarigella, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menemui kepala desa guna melakukan klarifikasi.

"Dia mendatangi saya memperlihatkan surat keterangan sehat dari Kemenkes RI," kata Kepala Desa Tanarigella, Satti Amir, Rabu (25/3/2020).

Kedatangan Tasrif, sekaligus menepis isu yang menuding dirinya sebagai sumber Covid-19 di Bua.

"Dia datang melapor untuk menepis isu yang selama ini bergulir di masyarakat bahwa dia membawa Covid-19," kata Satti Amir.

Satti Amir berharap masyarakat tidak segan berinteraksi dengan Tasrif.

"Karena sudah membawah bukti kalau dia negatif Covid-19," katanya.

Tasrif merupakan satu dari 68 WNI ABK Diamond Princess yang sudah menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Tasrif pulang kampung setelah dinyatakan negatif Covid-19.

"Saya punya surat keterangan sehat yang ditandatangani langsung oleh dr Andhika Chandra Putra dan dr Robert Sinto dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia," katanya.

Ada Warga Tega Usir Perawat dan Dokter Perawat Pasien Corona

Sungguh memiriskan perlakuan warga +62.

Tenaga kesehatan yang bertugas di RS Persahabatan, yang menjadi rumah sakit rujukan nasional penanganan pasien teinfeksi Virus Corona ( Covid-19 ), mendapat perlakukan tidak menyenangkan dari masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadhillah menjelaskan, ada perawat dan tenaga kesehatan yang diusir dari tempat kostanya karena ditakutkan menularkan virus.

"Sejak tahu RS Persahabatn rujukan nasional Covid-19 walaupun perawat tidak menangani Covid-19, bukan bekerja di ruang isolasinya mereka diminta tidak kost disitu," kata Harif kepada Tribunnews.com, Selasa (24/3/2020).

Laporan terkait adanya perawat yang diusir dari kosannya itu diterima pihak Persatuan Perawat Nasional sejak Minggu, 2 Maret 2020 lalu.

Saat ini perawat yang disuir dari rumah kos tersebut untuk sementara waktu mengungsi dan tinggal di Rumah Sakit Persahabatan.

"Sehingga perawat dan dokter itu sekarang yang saya dapat informasinya dan sudah saya tanya kembali mereka sedang menginap di rumah sakit," ucap Harif.

Harif menyebutkan pihak rumah sakit sedang berkoordinasi mencari tempat tinggal yang layak untuk perawat yang diusir.

"Sementara ini pihak rumah sakit sedang mencarikan tempat ya," kata Harif.

Selain dari lingkungan tempat tinggal, ada beberapa stigma negatif lainnya yang diterima perawat terkait Covid-19 seperti sulit mendapatkan perawatan maupun stigma negatif dari keluarga. 

Namun Hanif mengatakan itu baru kabar mulut ke mulut saja, ia harus melakukan konfirmasi lebih detil lagi.

"Saya sedang konfirmasi misalnya perawat yang satu ruanan dengan perawat yang positif berobat ke rumah sakit lain, enggan diterima menerima jadi stigma dari tenaga kesehatan dan ada anak dan suami yang merasa khawatir tapi saya masih konfirmasi tapi kalau RS Persahabatn sudah betul ada," ujar Harif.

Hal miris ini juga diungkapkan presenter Kompas TV, Sofie Syarief yang telah berbincang dengan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

"Tadi Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Pak Harif Fadhillah bilang perawat (dan sejumlah dokter) mulai jadi sasaran stigmatisasi warga. Beberapa cerita masuk soal upaya pengusiran oleh tetangga karena dianggap jadi pembawa virus. Bahkan anak-anaknya jadi sasaran," tulis Sofie Syarief melalui kicauannya di Twitter di akun @sofiesyarief pada Senin (21/3/2020).

Alhasil unggahan ini pun menuai beragam komentar warganet.

Bahkan tak sedikit dari mereka yang menceritakan kondisi lingkungannya hampir sama dengan yang diceritakan dalam kicauan Sofie Syarief tersebut.

Warganet ceritakan pengucilan terhadap petugas medis.
Warganet ceritakan pengucilan terhadap petugas medis.

"Kakakku perawat dan ada temannya yang sesama perawat harus dirumahkan buat isolasi karena ada kontak sama pasien Corona dan selama isolasi banyak ibu-ibu gosipin dia bahkan anak-anak mereka terang-terangan ke depan rumahnya cuma buat teriakan dia "Corona"," tulis seorang warganet.

Tak hanya itu, ada juga perawat yang diusir dari indekosnya oleh pemilik rumah tersebut karena takut tertular Virus Corona.

"Teman banyak yang disuruh pindah dari kost karena yang punya kost takut karen aperawat RS Persahabatan. Sekarang kalau belanja yang jual tau pegawai RSUP langsung jauh-jauh tutup mulut dan hidung lewat dan papasan mereka kayak jijik. Ada teman yang bilang anaknya dikucilkan karena orang tuanya bilang pegawai rs corona," tulis warganet tersebut.

Warganet ceritakan pengucilan terhadap petugas medis.
Warganet ceritakan pengucilan terhadap petugas medis.

Harif mengonfirmasi cuitan itu.

"(Peristiwa) Itu terjadi di kos sekitar rumah sakit rujukan Covid-19, Rumah Sakit Persahabatan," ucapnya.

Melihat hal ini, beberapa warganet pun geram dan mengkhawatirkan kondisi psikis para dokter dan perawat di Indonesia.

"COVID19 BUKAN AIB!!! TAPI PENYAKIT. Tolong berhenti seperti ini, kalian sakit yg akan mengurus/mengobati nanti siapa kalau bukan mereka yg ada di garis terdepan saat ini," tulis lainnya.

Bagaimana tidak, kini para petugas medis dan keluarganya seakan dicap buruk layaknya pembawa virus bahkan pelaku tindak kriminalitas.

Penelitian yang dipublikasikan dalam New Directions for Youth Development, efek pengusiran dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan, ketakutan untuk dikucilkan, bahkan depresi berkepanjangan.

Kejadian ini sepertinya menjadi cambukan bagi para masyarakat untuk tetap waspada tapi harus selalu menomorsatukan rasa kemanusiaan.

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved