Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

Jumlah Korban Virus Corona di Indonesia Tertinggi di Dunia, YLKI Desak Pemerintah Lockdown Parsial

Jumlah Korban Virus Corona di Indonesia Tertinggi di Dunia, YLKI Desak Pemerintah Lockdown Parsial

Editor: Ilham Arsyam
tribunnews.com
Jokowi Perintahkan Gelar Test Covid-19 Massal 

Jumlah Korban Virus Corona di Indonesia Tertinggi di Dunia, YLKI Desak Pemerintah Lockdown Parsial

TRIBUN-TIMUR.COM -Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI desak pemerintah agar Indonesia dilockdown parsial.

Alasan YLKI desak pemerintah lockdown Indonesia, karena jumlah korban virus corona di Indonesia tertinggi di dunia.

Semakin merebak virus corona di Indonesia, dengan jumlah korban Covid-19 capai 227 orang positif Covid-19 dan 19 orang meninggal dunia dinilai YLKI sangat mengkhawatirkan.

Terlebih, mortality rate di Indonesia akibat virus corona tercatat tertinggi di dunia, yakni sebesar 8,37 persen.

Terkait hal tersebut, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi tegaskan pemerintah harus menerapkan langkah progresif guna mengendalikan persebaran Covid-19 tersebut.

Pemerintahan Joko Widodo-KH Maruf Amin katanya harus belajar dari kota dan negara lain di dunia yang telah lebih dulu mengalami outbreak Covid-19. 

Mengingat kondisi yang makin mengkhawatirkan, YLKI meminta pemerintah segera melakukan tes Covid-19 secara masal, guna mengetahui keterpaparan sesungguhnya yang ada di masyarakat.

Sebab data resmi yang disampaikan pemerintah patut diduga tak cerminkan data lapangan yang sesungguhnya.

"Diperlukan transparansi data terkait hal ini. Ironisnya masyarakat yang berinisiatif melakukan tes mandiri di rumah sakit juga mengalami kesulitan, karena antrian yang sangat panjang," ungkap Tulus Abadi dalam siaran tertulis pada Kamis (19/3/2020).

Selain itu, YLKI meminta sgar pemerintah segera melakukan lockdown secara parsial, yaitu melakukan larangan total penerbangan internasional ke Indonesia, dari manapun asal negaranya.

Hal ini sudah dilakukan oleh banyak negara, termasuk oleh Malaysia.

"Penerbangan internasional terbukti berkontribusi secara signifikan terhadap kasus Covid-19 khususnya untuk kategori imported case," jelasnya.

Selanjutnya YLKI meminta pemerintah secara serius menimang lockdown untuk wilayah Jabodetabek, mengingat di area Jabodatabek merupakan epicentrum Covid-19, khususnya area Kota Jakarta. 

Tidak hanya itu, YLKI pun meminta pemerintah, khususnya Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat untuk secara tegas melarang pertemuan-pertemuan yang melibatkan konsentrasi massa.

Seperti hajatan, pernikahan, juga acara-acara peribadatan yang meminta masyarakat berkumpul di suatu tempat. 

Bersamaan dengan hal tersebut, YLKI mendesak pemerintah melakukan kolaborasi dan sinergisitas dengan perguruan tinggi, sektor swasta dan elemen masyarakat sipil untuk menghalau wabah virus corona.

"Dan sangat mendesak menjadikan kalangan mahasiswa dari rumpun ilmu kesehatan di seluruh Indonesia untuk menjadi relawan dan membackup tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan," imbuhnya.

Hal tersebut ditegaskannya sangat penting, bahkan mendesak, mengingat tenaga kesehatan di rumah sakit, termasuk dokter, semakin kewalahan dalam menangani lonjakan pasien Covid-19.

Serta sudah banyak tenaga kesehatan dan dokter yang terinfeksi Covid-19, karena tenaganya dieskploitasi dan makin minimnya tenaga kesehatan yang berkualitas dan punya kualifikasi terstandar.

Termasuk kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis.

Pemerintah menurutnya harus menjamin kecukupan stok APD di rumah sakit, demi perlindungan pada tenaga kesehatan dan dokter.

"Dalam suasana tanggap darurat ini, managemen rumah sakit swasta harus di bawah kendali pemerintah. Hal ini juga dilakukan di negara lain, khususnya di Italy," jelas Tulus Abadi.

"Dikarenakan kapasitas rumah sakit milik pemerintah sudah tidak mampu lagi menampung luapan jumlah pasien Covid-19, dan lonjakan masyarakat yang ingin tes mandiri," tambahnya.

Pihak rumah sakit pun katanya tidak boleh menolak pasien Covid-19, hanya karena pertimbangan bisnis semata.

Hal itu tersebut menurutnya merupakan bentuk tindakan tidak manusiawi.

Imbauan YLKI selanjutnya adalah mengatur ulang tata niaga bahan pokok, termasuk mengendalikan pembelian bahan kebutuhan pokok secara terukur.

Termasuk juga melarang ekspor masker dan hand sanitizer dan prioritaskan untuk keperluan dalam negeri.

"Penjualan alat-alat kesehatan (alkes) yang berkait langsung atau tidak langsung dengan wabah ini, juga perlu diawasi," jelas Tulus Abadi.

Penumpang memakai masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran Virus Corona Baru, COVID-19, di Bandara Internasional Jorge Chavez, di Lima, Peru, pada 6 Maret 2020. Pemerintah Peru mengonfirmasi kasus pertama Virus Corona. Presiden Martin Vizcarra melaporkan bahwa itu adalah pasien pria berusia 25 tahun, yang tiba dari perjalanan ke Spanyol, Prancis dan Republik Ceko.
Penumpang memakai masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran Virus Corona Baru, COVID-19, di Bandara Internasional Jorge Chavez, di Lima, Peru, pada 6 Maret 2020. Pemerintah Peru mengonfirmasi kasus pertama Virus Corona. Presiden Martin Vizcarra melaporkan bahwa itu adalah pasien pria berusia 25 tahun, yang tiba dari perjalanan ke Spanyol, Prancis dan Republik Ceko. (Luka GONZALES / AFP)

Isolasi Mandiri

YLKI meminta masyarakat untuk secara sungguh-sungguh melakukan isolasi mandiri, dengan cara tetap tinggal di rumah, dan konsisten melakukan social distancing atau menjaga jarak dari keramaian.

Kalau diperlukan aktivitas di luar rumah, lanjutnya peran masyarakat berkontribusi signifikan terhadap pelambatan dan atau percepatan penularan Covid-19.

Masyarakat juga seharusnya konsisten menjaga kesehatannya, dan tidak melakukan aktivitas yang bisa mereduksi sisi kesehatannya, misalnya merokok.

"Seorang perokok lebih berisiko terpapar Covid-19 karena mengalami masalah pada saluran pernafasannya," jelasnya.

Sejurus dengan gerakan social distancing, YLKI juga meminta kepada perusahaan swasta untuk merumahkan karyawannya.

Jika tidak memungkinkan merumahkan secara total, Tulus Abadi mengusulkan kerja di rumah bisa dilakukan sebagian atau bergantian.

Tujuannya untuk mengurangi tingkat kepadatan masyarakat di terminal, stasiun dan tempat kerja.

"Selamatkan dan lindungi warga negara Indonesia dari intervensi penyakit Covid-19 ini, dengan langkah-langkah progresif, baik dari pemerintah, perguruan tinggi, sektor swasta dan masyarakat," tutupnya.

Persentase Pasien Virus Corona

* Pasien Virus Corona Meninggal sampai Kamis (19/3/2020) 25 Orang.

* Tingkat kematian atau persentase kematian pasien Corona di Indonesia jadi 8,04 persen. 

* Total Pasien Virus Corona sampai hari ini 309 Orang

* Jumlah Pasien Virus Corona naik 36,12 persen dalam sehari ini.

* Pasien Virus Corona Meninggal Dunia naik 31,5 %.

Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk penangan Virus Corona, Kamis (19/3/2020) menjelaskan total orang terinfeksi Virus Corona dan total pasien pasien Virus Corona meninggal dunia.

Pasien virus corona meninggal dunia sampai siang ini tercatat 25 orang,

Sementara itu, total pasien positif Virus Corona atau Covid-19 tercatat 309 orang.

Selain itu, jika sehari sebelumnya penyebaran Virus Corona hanya terjadi di 15 provinsi, hari ini meluas menjadi 17 provinsi.

Dua provinsi baru yang melaporkan ada kasus Virus Corona adalah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Di Provinsi Sultra, jumlah pasien Virus Corona yang dilaporkan hari ini adalah 3 orang, belum ada yang meninggal dan belum ada yang sembuh.

Di Provinsi Sulsel, jumlah pasien Virus Corona yang dilaporkan hari ini adalah  2 orang, belum ada yang meninggal dan belum ada yang sembuh.

Sementara itu, jumlah pasien meninggal dunia di beberapa provinsi, terutama Provinsi DKI Jakarta juga bertambah dari sebelumnya 12 orang menjadi 17 orang.

Pasien meninggal di Provinsi Jabar tercatat 1 orang, Banten 1 orang (bukan 2 orang seperti tertulis dalam berita sebelumnia, link berita ini), Jateng 3 orang, Jatim 1 orang, Bali 1 orang, dan Sumatera Utara 1 orang.

"Total pasien Virus Corona yang meninggal jadi 25 orang," ujar Achmad Yurianto dalam penjelasannya yang disiarkan secara langsung Kompas Tv. 

Achmad Yurianto juga menyebutkan total pasien saat ini berjumlah 309 orang. 

Persentase kematian pasien Corona di Indonesia mencapai 8,04 persen, yaitu jumlah pasien virus corona yang meninggal dunia (25 orang) dibagi total pasien Virus Corona (309 orang).

Persentase kematian pasien Corona di Indonesia dua kali lipat dari persentase rata-rata kematian pasien virus Corona di dunia yang hanya 4,08 persen.

Data WHO sampai dengan Rabu (18/3/2020), total pasien Virus Corona adalah 19.1127 orang dan dari jumlah itu yang meninggal dunia adalah 7.807 orang (4,08 persen). 

Sebelumnya Wartakotalive.com memberitakan, jumlah pasien Virus Corona sampai hari ini tercatat 311 orang seperti dimuat dalam situs  https://kawalcovid19.

Inilah tabel jumla Pasien Virus Corona dan Pasien Meninggal Dunia hingga Kamis (19/3) berdasarkan keterangan Achmad Yurianto.

Jumlah pasien Virus Corona sampai Kamis (19/3/2020) sebanyak 309 orang dan pasien meninggal dunia 25 orang.
Jumlah pasien Virus Corona sampai Kamis (19/3/2020) sebanyak 309 orang dan pasien meninggal dunia 25 orang. (Kemenkes/diolah wartakotalive.com/pro)

Pasien Meninggal Naik 31,57 %

Sebelumnya diberitakan, jumlah pasien virus corona meninggal dunia di Indonesia terus bertambah.

Di samping itu, jumlah mereka yang positif terinfeksi Covid-19 juga terus naik.

Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk penangan Virus Corona, Rabu (18/3/2020) mengatakan, jumlah pasien positif Virus Corona tercatat 227 orang dan 19 orang di antaranya meninggal dunia.

Tetapi, data terkini, Kamis (19/3/2020) pukul 12:00 WIB, total pasien Virus Corona di Indonesia tercatat 311 orang (kasus).

Dengan demikian, dalam waktu sehari (Rabu-Kamis), terjadi kenaikan jumlah pasien sebanyak 84 orang atau 37 persen.

Selain itu, jumlah pasien virus corona meninggal dunia atau angka kematian pasien Corona juga terus bertambah. 

Jika sebelumnya pasien meninggal dunia hanya tercatat 19 orang, hari ini naik menjadi 25 orang.

Dengan demikian, dalam waktu sehari, pasien positif Virus Corona yang meninggal dunia bertambah 6 orang atau naik 31,57 persen.

Berdasrkan data https://kawalcovid19, data pasien positif Virus Corona itu tersebar di 15 provinsi.

Jumlah kematian terbesar terjadi di Provinsi DKI Jakarta, yakni 17 orang.

Jumlah pasien Virus Corona meninggal di Jabar sebanyak 1 orang, Babten 2, Jateng 3, Jatim 1, dan Bali 1 orang. 

Jumlah orang terinfeksi Virus Corona di Jakarta tercatat 208 orang, tak diketahui 43 orang, Jabar 22, Banten 10, Jateng 10, Jatim 8, Yogyakarta 2, Bali 1, Kalbar 1, Kaltim 1, Kep Riau 1, Lampung 1, Riau 1, Sulut 1, dan Sumut 1 orang.  

Lihat data dalam tabel berikut ini.

Jumlah pasien Virus Corona sampai Kamis (19/3/2020) tercatat 311 orang dan pasien Virus Corona meninggal dunia mencapai 25 orang.
Jumlah pasien Virus Corona sampai Kamis (19/3/2020) tercatat 311 orang dan pasien Virus Corona meninggal dunia mencapai 25 orang. (kawalcovid19/grafis diolah wartakota/pro)

Data yang dipublish di website https://kawalcovid19, juga sama dengan data di https://corona.jakarta.go.id/peta, khususnya untuk pasien di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan data https://corona.jakarta.go.id Kamis (19/3/2020) pukul 12:00 WIB, jumlah kasus positif Virus Covid-19 di DKI Jakarta adalah 208 orang.

Dari 208 orang tersebut, rinciannya adalah 108 orang dirawat, 13 orang sembuh, 70 orang self isolation, dan 17 orang meninggal dunia.

Sementara itu, situs resmi pemerintah, https://www.covid19.go.id/situasi-virus-corona/, data pasien Virus Corona sampai Kamis siang ini, sekitar pukul 12:49 WIB, masih sama dengan data kemarin.

Di dalam situs itu disebutkan, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 adalah 227 orang (bertambah 55 orang dibandingkan sehari sebelumnya).

Jumlah pasien Virus Corona dalam perawatan sebanyak 19 orang, pasien sembuh 11 orang, dan pasien meninggal dunia 19 orang. 

Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka pasien Virus Corona berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 orang, perempuan 31 orang, dan belum terdata jenis kelaminnya sebanyak 159 orang.

Sebaran Pasien Virus Corona

Sebelumnya diberitakan, Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk penangan Virus Corona, menjelaskan perkembangan terakhir penanganan Virus Corona di Indonesia, Rabu (18/3/2020).

Perkembangan secara keseluruhan, saat ini sedang akselerasi untuk semakin menaik jumlah penderita atau pasien Virus Corona.

Menuru Achmad Yuriato, hal ini bisa dimaklumi, lazim, seperti di negara lain. 

"Kita akan dapatkan gambaran yang semakin naik, semoga tidak terlalu panjang, setelah dilaksanakan kegiatan bersama dengan masyarkat, diharapkan bulan April 2020 bisa lebih terkendali," kata Achmad Yurianto, seperti disiarkan Kompas Tv.

Saat ini sedang naik karena kontak treking dilakukan secara intens, sehingga penderita bisa cepat diketahui.

Selain itu ada kesadaran dari masyarakat yang semakin peduli dan mau diperiksa sehingga bisa cepat diketahui positif Virus Corona.

Para pejabat negara juga sudah diperiksa, tetapi Achmad Yurianto tidak mau menjelaskan secara detail hasil pemeriksaan tersebut.

Perkembangan kasus positif Virus Corona, periode 17 Maret-18 Maret pukul 12:00 WIB data yang diperoleh sebagai berikut:

1. Total kasus sampai 17 Maret ada 172 kasus positif Virus Corona.

2. Kemudian 17 Maret 2020 pukul 12:00 sampai 18 Maret pukul 12:00 WIB ada tambahan pasien Virus Corona sebanyak 55 orang, sehingga total pasien Virus Corona menjadi 227 orang (naik 55 orang).

3. Pasien Virus Corona yang sembuh dan bisa dipulang jumlahnya 11 kasus (orang) dengan rincian:

      a. 1 kasus (orang) dari Banten.

      b. 9 kasus (oranbg) dari Jakarta.

      c. 1 kasus (orang) dari Jawa Barat.

4. Jumlah pasien meninggal sampai 18 Maret pukul 12:00 adalah 19 orang dengan rincian sebagai berikut.

   a. Bali 1 orang pasien Virus Corona meninggal.

   b. Banten 1 orang pasien Virus Corona meninggal.

   c. DKI Jakarta ada 12 orang pasien Virus Corona meninggal.

   d. Jawa Barat 1 orang pasien Virus Corona meninggal.

   e. Jawa Tengab 2  orang pasien Virus Corona meninggal

   f.  Jawa Timur 1 orang pasien Virus Corona meninggal.

   g. Suamtera Utara 1 orang pasien Virus Corona meninggal.

Terdapat permasalahan data yang meninggal. Ada beberapa rumah sakit belum melaporkan kasus kematian sejak 12-17 Maret 2020.

Data sekarang sudah di-upgrade sudah diperbaiki sehingga total yang pasien Virus Corona meninggal naik drastis menjadi 19 orang.

Jika dibandingkan dengan jumlah pasien meninggal sebelumnya atau sampai 17 Maret 2020 yang tercatat 7 orang, berarti terjadi peningkatan pasien meninggal hingga 171,43 persen.

Persentase kematian Virus Corona di Indonesia jadi 8,37 persen.

Jumlah Pasien Virus Corona naik 31,97 persen karena sebelumnya tercatat 172 pasien dan hari ini naik jadi 227 pasien. (Wartakotalive.com)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul YLKI Desak Pemerintah Lockdown Parsial, Jumlah Korban Virus Corona di Indonesia Tertinggi di Dunia, https://wartakota.tribunnews.com/2020/03/19/ylki-desak-pemerintah-lockdown-parsial-jumlah-korban-virus-corona-di-indonesia-tertinggi-di-dunia?page=all.


Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved