Virus Corona di Hubei
Fakta-fakta di Balik Dokter yang Baring di Kasur Pasien Corona Rumah Sakit Sementara
Fakta-fakta di Balik Dokter yang Baring di Kasur Pasien Corona Rumah Sakit Sementara
TRIBUN-TIMUR,COM - Seorang dokter di Wuchang, Provinsi Hubei, China yang berbaring menjadi viral di media sosial.
Dokter tersebut berpakaian lengkap. Berbaring di ruangan yang penuh dengan kasur kosong.
Dokter tersebut tidur meski masih memakai pakaian serta kacamata pelindung.
Ia berbaring di atas kasur di antara sejumlah kasur lain yang juga kosong.
• Kontak Senjata TNI/Polri, Empat Anggota KKB Meninggal di Mimika Papua, Kronologi
• Bandar Narkoba Paksa Dua Istri Mudanya untuk Nyabu di Kontarakan Padahal Hamil Muda
Foto ini menyebar luas di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram resmi media China, CGTN, Sabtu (14/3/2020).
Warga internet pun langsung berkomentar dan memuji sosok dokter yang berbaring dalam foto tersebut.
"Kamu memang tidak bisa terbang, tapi kamu adalah pahlawan superku," komentar netizen China di foto itu.
Berikut fakta-faktanya.
Baru menyelesaikan tugas
Momen ini diambil saat dokter bernama Jiang Wenyang baru saja menyelesaikan tugasnya di RS Sementara Wuchang pada shift malam terakhirnya.
RS Sementara Wuchang adalah sebuah rumah sakit sementara yang dibangun pemerintah China untuk merawat pasien virus corona atau COVID-19 dengan gejala ringan.
Dokter bantu
Kini, dokter Jiang bisa bernapas lega karena tugasnya merawat pasien virus corona sudah usai.
Di hari berikutnya, Jiang dan rekan-rekannya menghadiri upacara singkat untuk merayakan penutupan RS Sementara Wuchang ketika 49 pasien COVID-19 yang terakhir dipulangkan.
Saat para dokter kembali ke tempat tugas asalnya, rumah sakit sementara yang semula adalah stadion juga mengakhiri misinya.
• Kontak Senjata TNI/Polri, Empat Anggota KKB Meninggal di Mimika Papua, Kronologi
• Bandar Narkoba Paksa Dua Istri Mudanya untuk Nyabu di Kontarakan Padahal Hamil Muda
RS Sementara di Wuchang Ditutup
RS Sementara di Wuchang adalah satu di antara 14 rumah sakit sementara yang akhirnya ditutup di Wuhan.
Saat Wuhan mulai menutup satu per satu RS sementara karena pasien dengan gejala ringan sudah banyak yang sembuh, virus corona justru mewabah ke sejumlah negara lain.
Data per Sabtu (14/3/2020), dikutip dari coronavirus.thebaselab.com, ada 148.375 kasus di dunia yang tersebar di 146 negara.
Dari jumlah tersebut, 71.488 pasien dinyatakan sembuh dan 5.526 pasien meninggal.
Oleh karenanya, sejumlah negara mengikuti upcaya China dengan membangun rumah sakit sementara.
Rumah sakit sementara ini memberikan perawatan medis bagi pasien virus corona dengan gejala ringan sekliagus mengisolasi pasien ini untuk mencegah penyebaran virus.
Iran, misalnya yang telah mengonfirmasi ada lebih dari 12 ribu kasus infeksi COVID-19.
Untuk menampung ribuan pasien itu, banyak pemerintah daerah yang mulai mengalihfungsikan ruang pameran dan stadion menjadi rumah sakit sementara.
Sebuah rumah sakit sementara dengan 200 tempat tidur dibangun di Azerbaijan Barat, Iran barat laut, awal pekan ini.
Sementara itu, di Israel, jumlah pasien COVID-19 mencapai 143 pada Jumat (13/3/2020) malam dengan 2.479 pekerja medis dikarantina.
Menteri Pertahanan Israel, Naftali Bennett menyatakan, pihaknya tengah membangun tiga fasilitas pemulihan - mirip dengan rumah sakit sementara - untuk menampung pasien yang diduga terkena virus corona dan pasien dengan gejala ringan.
Bennett mengatakan, hotel atau sekolah asrama kosong akan diubah menjadi rumah sakit sementara itu.
Bangunan itu akan dapat menampung 1.000 pasien dengan kapasitas maksimum 3.000 orang.
Hal serupa juga dilakukan Italia, negara dengan kasus virus corona terbanyak setelah China.
Giovanni Leonardi, seorang petugas dari Kementerian Kesehatan Italia mengatakan, mereka sedang membangun rumah sakit sementara di dekat Milan.
Rumah sakit itu mampu menampung 500 bangsal bagi pasien COVID-19 yang parah.
• Kontak Senjata TNI/Polri, Empat Anggota KKB Meninggal di Mimika Papua, Kronologi
• Bandar Narkoba Paksa Dua Istri Mudanya untuk Nyabu di Kontarakan Padahal Hamil Muda
Ide Rumah Sakit Sementara
Masih dari CGTN, keputusan untuk membangun rumah sakit sementara di Wuhan terjadi pada 3 Februari 2020.
Pasalnya, bangsal di pusat kota tidak cukup untuk menampung pasien yang jumlahnya semakin meningkat.
Dua puluh hari kemudian, 14 bangunan telah dialihfungsikan menjadi rumah sakit sementara.
Rumah sakit sementara ini menawarkan lebih dari 10.000 bangsal untuk pasien COVID-19.
Ma Yonggang, Direktur Tim Medis Rumah Sakit Sementara Wuchang mengatakan, bila pemerintah tidak membangun rumah sakit sementara, pasien dengan gejala ringan justru dapat menulari orang-orang di sekitar sebab mereka tidak diisolasi.
"Jika kita tidak memiliki 10.000 tempat tidur ini, pasien dengan gejala ringan akan berinteraksi dengan masyarakat. Sehingga berpotensi menginfeksi anggota keluarga dan orang-orang di sekitar mereka," ujar Ma kepada Beijing News.
"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya," tambah Ma.
Selama 20 hari terakhir ini, rumah sakit sementara Wuchang adalah medan perang bagi 14 tim kesehatan dari 868 pekerja medis, yang berasal dari sembilan provinsi, kota dan daerah yang berbeda di China.
• Kontak Senjata TNI/Polri, Empat Anggota KKB Meninggal di Mimika Papua, Kronologi
• Bandar Narkoba Paksa Dua Istri Mudanya untuk Nyabu di Kontarakan Padahal Hamil Muda
Beruntung, tidak ada pekerja medis yang terinfeksi selama proses perawatan pasien itu.
Pun dengan jumlah kematian di Rumah Sakit Sementara Wuchang adalah nol alias tidak ada.
"Membangun rumah sakit sementara adalah strategi yang bagus dan tepat waktu dalam menangani masalah kekurangan ruang perawatan dan menghindari penyebaran virus lebih lanjut di kota," kata Ma.
Ma juga mengatakan, semua rumah sakit sementara akan didesinfeksi setelah penutupan.
Sementara para petugas kesehatan yang telah berada di garda terdepan melawan virus corona akan diberikan hari libur. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Fakta di Balik Dokter yang Tidur di Kasur Pasien Virus Corona di Kamar Rumah Sakit yang Sudah Kosong,