Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BRT Makassar

Pengembangan Bus Rapid Transit Makassar Butuh Rp 1,4 Triliun, Target Selesai 2020

Survei pengembangan BRT ini merupakan implementasi proyek Sustainable Urban Transport Programme Indonesia

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
fadli/tribun-timur.com
Kasubdit Angkutan Umum Ditjen Perhubungan Darat (Hubdat) Kementrian Perhubungan, Hadi Setyabudi P (kiri) bersama Kepala Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XIX Provinsi Sulselbar, Ady Pracoyo 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pra Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) di Makassar telah dipaparkan Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) sebagai lembaga pemberi hibah di Kantor Dishub Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan Makassar, Kamis (5/3/2020).

Survei pengembangan BRT ini merupakan implementasi proyek Sustainable Urban Transport Programme Indonesia (Sutri Nama) dan komponen Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project (Indobus).

Kasubdit Angkutan Umum Ditjen Perhubungan Darat (Hubdat) Kementrian Perhubungan, Hadi Setyabudi P mengatakan, proyek pengembangan BRT Kota Makassar melalui beberapa tahapan.

"Tahap awal studi kelayakan sebelum dieksekusi konstruksi dan pengoperasiannya. Ini kan baru pra, hasil studinya akan keluar September tahun ini," kata Hadi yang ditemui di kantor Dishub Sulsel Jl Perintis Kemerdekaan Makassar, Kamis (5/3/2020).

Dalam pra uji kelayakan ini, pihak GIZ merilis total anggaran fisik pengembangan BRT senilai Rp1,4 triliun.

"Dari hasil survei yang telah dilakukan GIZ kita samakan persepsi dulu. Soal angka itu sifatnya masih dinamis, masih sebatas pra-FS dari tim GIZ yang telah melakukan proses survei selama 3 bulan," katanya.

Anggaran Rp1,4 triliun itu hanya persiapan sistem manajemen dan konstruksi pengembangan BRT.

"Itu untuk membangun 39 stasiun (halte) BRT, hingga 200 bus stop yang tersebar di beberapa titik ruas jalan Kota Makassar dengan penanganan sejauh 26,39 kilometer," jelasnya.

Meski anggaran yang dibutuhkan tergolong besar, ia menilai pemerintah pusat dalam hal ini Kemenhub juga akan membantu anggaran pengembangan BRT ini. Begitupun kesiapan pemerintah daerah.

Namun, secara umum pematangan konsep masih akan dilakukan sembari menyatukan pemikiran dari seluruh stakeholder yang terlibat.

"Baru awal ini. Setelah pra feasibility study, nanti akan ada hasil feasibility study, baru ada DED (Detail Engineering Design). Nanti dari DED baru kelihatan siapa berbuat apa," katanya.

*Ditarget Selesai 2022

Proyek pengembangan BRT dilakukan secara bertahap.

"Tahun ini tahapan yang masih berjalan yakni studi kelayakan, hingga penyusunan masterplan," kata Kasubdit Angkutan Umum Ditjen Hubdat Kementrian Perhubungan, Hadi Setyabudi P.

Tahun 2021 mulai pengerjaan fisiknya, hingga ditarget rampung tahun 2022 mendatang.

"BRT di Makassar ke depan akan lebih baik dari yang sekarang. Utamanya perbaikan dari segi layanan. Beberapa halte yang sudah ada sekarang, pun rencananya akan dilakukan modifikasi," ujarnya.

"Halte yang sudah ada tentu akan digunakan, dengan beberapa modifikasi, karena ke depan kita akan rencanakan halte low deck, artinya dek yang rendah. Sekarang kan high dek," ujar Hadi menambahkan.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved