VIRAL Kabar Sumir Paus Fransiskus Sakit dan Terkena Corona, Ini Pernyataan Vatikan, Benarkah?
VIRAL Kabar Sumir Paus Fransiskus Sakit dan Terkena Corona, Ini Pernyataan Vatikan, Benarkah?
VIRAL Kabar Sumir Paus Fransiskus Sakit dan Terkena Corona, Ini Pernyataan Vatikan, Benarkah?
TRIBUN-TIMUR.COM - Italia, menjadi negara di Eropa dengan jumlah penderita corona terbesar.
Karenanya imbasnya mencapai Negara Kota Tahta Suci Vatikan, tempat tinggal Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia, dikabarkan sedang sakit.
Bahkan, simpang siur berita yang menjadi perhatian publik, bahwa Paus Fransiskus yang kini berusia 38 tahun, terjangkit virus Corona.
Benarkah?
Ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu (1/3/2020), Duta Besar Republik Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan Agus Sriyono membenarkan Paus Fransiskus sedang tidak enak badan.
”Dari pantauan kami sampai Sabtu (29/2/2020) malam, baik melalui berita resmi dari Vatikan, Italia, maupun kontak pribadi dengan pejabat Vatikan, tidak satu pun menyatakan Paus Fransiskus terinfeksi virus korona. Mereka menyatakan, Paus sedang kurang enak badan. Kami terus memonitor perkembangan kesehatan Paus Fransiskus,” tulis Agus Sriyono melalui layanan pesan pendek.
Laman vaticannews.va juga menyebutkan bahwa Paus sedang kurang enak badan.
Paus Fransiskus terlihat batuk dan mengusap hidungnya selama Misa Rabu Abu.
Pada Rabu (26/2/2020), dia sempat memberikan dukungan bagi penderita virus corona.
"Saya ingin, sekali lagi, untuk menyatakan kedekatan saya dengan mereka yang sakit dengan virus corona dan kepada petugas kesehatan yang merawat mereka," katanya.
Kondisi itu membuat beberapa audiensi yang telah dijadwalkan terpaksa dibatalkan.
Namun, Paus masih menerima tamu, menghadiri sejumlah pertemuan, dan memimpin misa di kediaman resminya di Santa Marta, Vatikan.
Pada Jumat lalu, juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, mengatakan, Paus memimpin misa pagi seperti hari-hari biasanya di kapel rumah di Santa Marta. Namun, karena kondisi kesehatan, Paus, menurut Bruni, memilih menunda audiensi resmi yang digelar hari itu.
”Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung di Santa Marta tetap digelar seperti biasa,” kata Bruni.
Terkait dengan keprihatinan publik tentang kesehatan Paus, Jumat sore, Bruni telah menegaskan bahwa tidak ada bukti yang mengarah pada diagnosis apa pun. Bruni mengatakan, Paus sedikit tidak sehat.
Sabtu, Paus telah menggelar sejumlah pertemuan, termasuk dengan Uskup Agung Ukraina dan Duta Besar Vatikan untuk Lebanon dan Perancis.
Dua audiensi yang sebelumnya dijadwalkan, yaitu audiensi dengan Legiun Kristus dan organisasi bioetika internasional, terpaksa dibatalkan.
Dijadwalkan, pada hari ini Paus akan meninggalkan Vatikan bersama sejumlah pejabat Vatikan menuju sebuah perdesaan di Italia.
Mereka akan mengikuti olah rohani, retret tahunan, yang secara rutin digelar awal masa puasa.
Rabu Abu
Kesehatan Paus Fransiskus secara umum cukup baik.
Dia kehilangan sebagian paru-parunya ketika masih muda karena penyakit pernapasan, dan menderita linu panggul, yang membuatnya sulit berjalan.
Akhir-akhir ini, Paus Fransiskus memiliki jadwal yang sibuk, termasuk audiensi publik pada hari Rabu dan layanan Rabu Abu di basilika Romawi.
Sementara, mengutip New York Post, Paus belum secara khusus bertemu dengan penderita virus corona.
Namun dia berjabat tangan dengan umat di barisan depan selama audiensi.
Dia juga mencium seorang bayi saat mobil popemnya berputar melalui Lapangan Santo Petrus dan menyapa para uskup yang berkunjung.
Namun, anggota rohaniwan tampak menahan diri untuk tidak mencium cincinnya atau memeluknya seperti biasanya.
Beberapa layanan Rabu Abu sempat dibatalkan atau dibatasi di wilayah Italia utara yang terkena penyebaran virus corona.
Keprihatinan
Perkembangan kondisi kesehatan Paus menjadi perhatian publik ketika pada Rabu lalu saat memimpin Misa Rabu Abu, Paus tampak batuk-batuk.
Sehari berikutnya, Paus membatalkan sejumlah acara, termasuk audiensi dengan peserta konferensi tentang kecerdasan buatan.
Kecemasan publik itu kemungkinan dikaitkan dengan mewabahnya Covid-19 yang telah meluas ke beberapa negara.
Italia, terutama wilayah Italia utara, menjadi salah satu wilayah dengan banyak kasus penularan Covid-19.
Hingga Sabtu, jumlah kasus Covid-19 di Italia tercatat sebanyak 1.128, dan 29 di antaranya diikuti dengan kematian.
Sehari sebelumnya, Jumat, jumlah kasus tercatat sebanyak 888.
Otoritas kesehatan Italia mengatakan, sebagian dari kasus infeksi virus korona tipe baru itu yang mereka uji hanya menunjukkan sedikit gejala, bahkan tanpa gejala.
Angka resmi mengatakan, sebanyak 105 pasien Covid-19 mendapat perawatan intensif. Sebanyak delapan kasus paling serius terjadi di wilayah Lombardi utara.
Berita ini sudah terbit di Kompas.com Vatikan: Paus Sedang Kurang Enak Badan
