Banjir Jakarta Masalah Besar Anies
Gara-gara Banjir Jakarta, Anies Baswedan Dalam Masalah Besar Pakar Sebut Beda dengan Jokowi & Ahok
Gara-gara Banjir Jakarta, Anies Baswedan Dalam Masalah Besar Pakar Sebut Beda dengan Jokowi & Ahok
TRIBUN-TIMUR.COM - Gara-gara Banjir Jakarta, Anies Baswedan Dalam Masalah Besar Pakar Sebut Beda dengan Jokowi & Ahok
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan pendukungnya kembali jadi perhatian akibat banjir di sejumlah ruas jalan di Ibu Kota jakarta akhir dan awal pekan ini.
Cuaca ekstrem di Jabodetabek kembali membawa Anies Baswedan ke dalam masalah besar.
Siapa Juara Indonesian Idol 2020 Tiara dan Lyodra Nyanyikan Lagu Kemenangan Ini Daftar Hadiahnya
Lowongan Kerja BUMN PT Pelindo 4 Penempatan Indonesia Timur, Segera Daftar Online, Besok Terakhir
10 Fakta Mohamed Anthony Sinclair, Mertua BCL Ucapannya Bikin Haru saat Pemakaman Ashraf, Jual Selai
Banjir dan genangan air di mana-mana membuat aktivitas warga di Ibu Kota terganggu.
Dan sebagai kepala daerah, tanggungjawab Anies Baswedan pun dipertanyakan.
Cara Anies Baswedan mengelola Banjir Jakarta pun dibandingkan dengan dua pendahulunya Gubernur DKI Jakarta; Jokowi dan Ahok.
Pakar Tata Kelola Air, Firdaus Ali, mengkritik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait permasalahan banjir.
Firdaus Ali menilai kerja dua mantan gubernur sebelumnya lebih rapi ketimbang Anies soal perbaikan drainase.
Siapa Juara Indonesian Idol 2020 Tiara dan Lyodra Nyanyikan Lagu Kemenangan Ini Daftar Hadiahnya
Lowongan Kerja BUMN PT Pelindo 4 Penempatan Indonesia Timur, Segera Daftar Online, Besok Terakhir
10 Fakta Mohamed Anthony Sinclair, Mertua BCL Ucapannya Bikin Haru saat Pemakaman Ashraf, Jual Selai
Hal itu diungkapkan Firdaus Ali saat menjadi narasumber di acara Metro Pagi Prime Time pada Senin, (24/2/2020).
Mulanya, Firdaus Ali mengatakan Jakarta memang rawan dengan bencana banjir lantaran berada di pinggir laut dan dilewati 13 sungai besar.
"Situasi geografi Jakarta memang di pinggir laut, kemudian menampung beban aliran 13 sungai yang masuk ke Jakarta memang menempatkan Jakarta sangat rentan terkait bahaya bencana hidrometeorologi," kata Firdaus Ali.
Menurutnya pula, pada zaman perang, Belanda sebenarnya sudah sejak awal mendesain Jakarta menjadi kota kanal.
Namun, seiring berkurangnya daerah resapan air maka lama-lama Jakarta mudah terkena musibah banjir.
"Belanda sejak awal sudah mendesain kota ini hingga menampung beban dari hulu sebagai kota kanal. Lalu menghadapi sistuasi dalam kota sendiri lalu mengantisipasi yang ada di muara"
"Tetapi pertumbuhan kota yang sangat cepat sekali kita tidak sempat membangun lebih banyak ruang terbuka biru atau mempertahankan ruang terbuka biru yang ada. Sehingga dia tidak mampu menjadi buffer ketika curah hujan yang tinggi," jelas Firdaus Ali.