Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kuliah Umum

Deputi Menkopolhukam Beri Kuliah Umum di HI Unhas

Departemen Ilmu Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menggelar Kuliah Umum.

Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Hasriyani Latif
wahyu susanto/tribun-timur.com
Departemen Ilmu Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menggelar Kuliah Umum menghadirkan Duta Besar Lutfi Rauf di Aula Prof Syukur Abdullah, Lantai 3, FISIP Unhas Tamalanrea, Senin (24/2/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Departemen Ilmu Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menggelar Kuliah Umum.

Kuliah umum ini menghadirkan Duta Besar Lutfi Rauf (Deputi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Urusan Politik Luar Negeri) di Aula Prof Syukur Abdullah, Lantai 3, FISIP Unhas Tamalanrea, Senin (24/2/2020).

Dekan FISIP Unhas, Prof Dr Armin Arsyad M Si menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas kesediaan Lutfi Rauf untuk memberi kuliah.

Dengan demikian, pengalaman sebagai diplomat karir Lutfi dapat memberi inspirasi bagi mahasiswa FISIP, khususnya mahasiswa HI.

"HI merupakan prodi favorit di Unhas. Untuk masuk ke prodi ini, tingkat persaingan sangat ketat. Begitu juga mahasiswanya memiliki wawasan dan motivasi yang tinggi. Mudah-mudahan kehadiran Dubes Lutfi bisa memberi inspirasi bagi mahasiswa," papar Prof Armin.

Lutfi Rauf dalam kuliah umum bertema mengambil tema “Kawasan Asia Tenggara : Potensi Konflik dan Upaya Penyelesaian Secara Damai”.

Secara umum, Dubes Lutfi memaparkan tentang konstalasi internasional dan dinamika di kawasan, khususnya Asia Pasifik, dan bagaimana negara-negara Asia Tenggara memainkan peranan.

“Berbeda dengan organisasi regional lainnya, kita memiliki cara yang unik dalam setiap upaya penyelesaian persoalan. Itulah yang kita sebut sebagai ASEAN Way," uajar Lutfi

"Saya pernah dikritik oleh wartawan dalam Foreign Correspondent Meeting di Bangkok. Kata wartawan itu, ASEAN Way is No Way. Saya jawab, tidak. ASEAN Way is Our Way," tegasnya.

Menanggapi berbagai dinamika dan potensi konflik di Asia Tenggara, negara-negara di kawasan dapat menyelesaikannya dengan cara-cara negosiasi.

Langkah mengutamakan perdamaian ini disebut sebagai ‘constructive approach’, seperti yang kita tempuh dalam mencari solusi untuk kasus Myanmar.

“Ada yang bilang, kenapa ASEAN tidak mengambil tindakan tegas terhadap Myanmar. Saya sampaikan, Myanmar itu negara yang sudah berpengalaman hidup dalam isolasi," ungkapnya.

"Jika negara itu memutuskan untuk menarik diri bahkan keluar dari ASEAN, kita bisa apa? Yang penting adalah mencari solusi terbaik, tanpa mengorbankan semangat regionalisme,” pungkas Dubes Lutfi.

Duta Besar Lutfi Rauf merupakan alumni Hubungan Internasional FISIP Unhas, yang mengawali karir di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia pada tahun 1986.

Beliau menapak karir sebagai diplomat yang berpengalaman dalam berbagai penugasan, baik di dalam maupun di luar negeri.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved