Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ashraf Sinclair

Fakta Baru: Ashraf Sinclair Suami Bunga Citra Lestari Meninggal Bukan karena GERD, Dokter Buka Suara

Fakta baru: Ashraf Sinclair suami Bunga Citra Lestari BCL meninggal bukan karena GERD, dokter buka suara.

Editor: Edi Sumardi
FACEBOOK.COM/ALYA ALIYAH
Fakta baru: Ashraf Sinclair suami Bunga Citra Lestari BCL meninggal bukan karena GERD, dokter buka suara. 

#Bila keluhan Maag Anda disertai rasa terbakar dari Ulu Hati menjalar hingga Leher dan Pangkal Lidah, disertai Mulut terasa pahit.., Gigi mudah berlubang,
Serta bau Mulut..
maka kemungkinan Anda mengalami Gerd (Gastroesofagal Refluks).
Yaitu bentuk Maag yang lebih berat karena terjadi aliran balik Asam Lambung..
dan menyebabkan iritasi sepanjang saluran pencernaan atas..

#Banyak mereka yang sakit Maag mengira bahwa konsumsi Sayur dan Buah bisa membantu mengurangi gejala sakit Maag..

SALAH BESAR.

Konsumsi Daging yang lebih banyak justru sangat membantu penderita sakit Maag.
Karena Daging lebih lama proses pencernaannya daripada Sayur atau Buah..
Sehingga Asam Lambung bekerja maximal menghancurkan Daging yang Anda makan..

#Sakit MAAG karena Bakteri HELICOBACTERPYLORI

Ada salah satu penyebab sakit Maag yang disebabkan karena serangan Bakteri..
Jika parah hal ini perlu penanganan medis khusus.

#Kalau tidak percaya coba test sendiri..
Tidak usah sikat gigi sebelum tidur..
Maka besoknya jika sakit Maag anda kambuh maka kemungkinan sakit Maag anda disebabkan oleh Bakteri Helicobacterpylori yang sebenarnya Bakteri yang penting juga untuk proses pencernaan dan umumnya bersarang di Mulut..
Tapi jika berlebihan karena tidak sikat gigi dan kemudian tertelan hingga ke Lambung maka akan menyebabkan Tukak Lambung..

Kalau yang jenis ini obatnya gampang..
Rajin-rajinlah sikat gigi sebelum tidur.
Bangun tidur dan setelah makan..

#Sakit Maag itu TIDAK BISA SEMBUH SEUMUR HIDUP..

Karena maag sebenarnya itu bukan penyakit.
Tapi sudah mekanisme alami Tubuh..
Seperti Anda makan terus diproses dan dibuang oleh Anus..
Demikian pula Asam Lambung itu wajar adanya..
Bahkan berperan penting bagi proses pencernaan..

Karena itu..
Biasanya sesekali tetap akan muncul namanya Tukak Lambung tersebut..
Yang penting adalah menjaganya untuk tidak berlebihan dan menyebabkan sakit dan komplikasi yang lebih parah..

#Asam Lambung itu normal dan penting bagi proses pencernaan dalam Tubuh..

Tapi jika berlebihan dan tidak dikelola dengan baik bisa melumpuhkan..

dr. Imam Susilo."

Hingga pada Jumat (21/2/2020), pukul 6:45 Wita, unggahan itu telah disukai sebanyak 629 kali dan telah dibagikan sebanyak 3.700-an kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Penjelasan Dokter

Menanggapi adanya info viral tersebut, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof DR dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH mengungkapkan, info viral yang menyebut GERD menyebabkan serangan jantung adalah tidak benar.

"Info yang viral ini tidak benar. GERD tidak menyebabkan serangan jantung," ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/2/2020).

Menurutnya, GERD sebenarnya termasuk penyakit kronis, jika penyakit berlanjut memang bisa menyebabkan gangguan pada paru-paru.

Namun, GERD sendiri tidak bisa menyebabkan terjadinya kematian langsung.

GERD merupakan suatu kondisi naiknya asam lambung atau gastroesofagheal reflux disease (GERD).

"Sebenarnya ada 2 gejala utama GERD yaitu nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heart burn) biasanya nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik," ujar Ari.

Penyebab GERD

GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan.

"Awalnya hanya perlukaan, luka yang terjadi bisa makin meluas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah," kata dia.

Bahkan, GERD dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan, di mana menyebabkan penyakit Barrett's yang merupakan lesi pra kanker.

Selain itu, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernapasan bawah (asma), bahkan sampai paru-paru (fibrosis paru Idiopatik).

Pengobatan GERD

Ari mengungkapkan, prinsip utama mengobati pasien GERD adalah dengan menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi.

"Tata laksana penyakit GERD berupa tata laksana non obat/perubahan gaya hidup dan tata laksana obat-obatan," imbuh dia mengatakan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tata laksana non obat bagi pasien GERD, antara lain:

* Menghindari konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, tetap mengonsumsi sayur dan buah-buahan.

* Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan. Langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung termasuk asam lambung akan berbalik arah kembali ke kerongkongan.

* Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas.

* Hindari minum kopi, alkohol atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD tersebut.

* Hindari makanan yang mengandung cokelat dan keju.

* Menghindari stres.

Mengontrol berat badan sampai mencapai berat badan ideal.

Kemudian, beberapa data penelitian menunjukkan bahwa pada pasien yang memang sudah mengalami GERD, apabila mengonsumsi daging yang berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada.

Di sisi lain, untuk tata laksana obat-obatan, yakni berupa pemberian obat yang memproduksi asam lambung atau dikenal sebagai anti-sekresi asam lambung.

Obat-obat kelompok ini terdiri dari 2 kelompok obat yaitu penghambat reseptor H2 (antagonis H2 reseptor) antara lain ranitidin, famotidin, nizatidin atau simetidin.

"Untuk kelompok lainnya termasuk obat anti-asam yang kuat yaitu penghambat pompa proton, seperti omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, esomeprazol, atau pentoprazol," kata dia.

Tak hanya itu, ada juga antasida obat penetral asam yang banyak dijual bebas, digunakan untuk mengurangi gejala akibat GERD.

Ari menyampaikan, pasien dengan GERD bisa sembuh dengan menghindari faktor pencetus dan mengonsumsi obat-obatan sampai tuntas sesuai petunjuk dokter.(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved