Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prabowo Menteri Terpopuler Jokowi

Ternyata Ini Penyebab Prabowo Subianto Jadi Menteri Terpopuler Jokowi Padahal Sering ke Luar Negeri

Ternyata Ini Penyebab Prabowo Subianto Jadi Menteri Terpopuler Jokowi Padahal Sering ke Luar Negeri

Editor: Mansur AM
instagram Jokowi
Ternyata Ini Penyebab Prabowo Subianto Jadi Menteri Terpopuler Jokowi Padahal Sering ke Luar Negeri 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ternyata Ini Penyebab Prabowo Subianto Jadi Menteri Terpopuler Jokowi Padahal Sering ke Luar Negeri

Apakah Prabowo Subianto akan maju kembali di Pilpres 2024

Jawabannya belum pasti.

Namun hasil survei terbaru menempatkan Prabowo sebagai Menteri Jokowi paling populer saat ini.

Menteri Pertahanan Jokowi, Prabowo, saat ini didaulat sebagai menteri paling populer.  

Jenderal Andika Perkasa Dikenal Tegas Tapi Videonya Nangis Jenguk Sertu Rizka Bukti Kelembutannya

Aksi Pegang-pegang Hotman Paris ke Cewek Cantik Ini Bikin Talkshownya Terancam Dihentikan KPI

Survei yang dilakukan Indo Barometer menunjukkan bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto adalah menteri yang paling dikenal publik.

"Saya kira wajar karena beliau adalah mantan calon presiden, dua kali," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari saat konferensi pers di Century Park Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2020).

Dari total 1.200 responden, sebanyak 18,4 persen memilih Prabowo Subianto.

Menteri yang paling dikenal kedua, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dipilih oleh 10,6 persen responden.

Disusul Menteri BUMN Erick Thohir dipilih 8,2 persen.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD yang dipilih 7,9 persen responden.

Setelah itu, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim yang dipilih 5,3 persen responden dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebesar 5,2 persen.

Kemudian, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dengan 5 persen responden dan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dengan 3,2 persen.

Menteri yang menempati urutan dua terakhir dikenal publik, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sebesar 2,5 persen dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung sebesar 2,2 persen.

Tidak hanya sebagai menteri yang paling dikenal publik, Prabowo Subianto rupanya juga dinilai responden sebagai menteri dengan kinerja terbaik.

Selain Prabowo, menteri lain yang dinilai memiliki kinerja baik adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Kemudian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Keamanan Mahfud MD, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.

Qodari berpandangan, keputusan Prabowo untuk menjadi menteri dinilai tepat karena membuat panggung politiknya terus bertahan.

Survei nasional ini dilakukan selama 9-15 Januari 2020 dengan total 1.200 responden yang dipilih secara multistage random sampling.

Survei ini dilakukan Indo Barometer jelang 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

Responden terdiri dari warga negara Indonesia (WNI) yang sudah memiliki hak pilih, yaitu minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah saat survei dilakukan.

Metode survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei tersebut sebesar kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Belakangan ini, kinerja Prabowo jadi pertanyaan mengingat di Menteri Prabowo salah satu menteri  yang paling sering kunjungan ke luar negeri.

Sering ke Luar Negeri Tapi Dibela Prabowo

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto merespons kritik Partai Keadilan Sejahtera soal lawatannya ke sejumlah negara sejak dilantik pada Oktober 2019.

Prabowo menyatakan, kunjungannya ke luar negeri itu demi kepentingan negara, utamanya dalam hal alat utama sistem pertahanan (alutsista).

"Memang kita butuh untuk keliling, menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada," ujar Prabowo di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2020).

Dia menyebutkan, Pemerintah Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari negara lain untuk membangun kekuatan pertahanan.

Menurut Prabowo, pemerintah perlu menjajaki peluang agar negara-negara lain mau menjual alutsista mereka kepada Indonesia.

"Kita juga harus minta dukungan dari negara-negara lain karena belum tentu alutsista itu diberi kepada kita untuk dibeli," ucapnya.

Sebelumnya, sejumlah politisi Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) mengkritik kunjungan kerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang hingga saat itu tercatat sudah ke tujuh negara.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengingatkan mengenai pesan Presiden Joko Widodo yang sempat menyatakan bahwa kunjungan atau studi ke luar negeri juga bisa dilakukan melalui ponsel.

"Pak Jokowi saat 16 Agustus 2019 lalu mengingatkan agar meminimalkan kunjungan ke luar negeri. Bahkan secara demonstratif beliau menunjukkan via HP-nya, kunjungan luar negeri bisa melalui HP (ponsel). Dunia sudah terkoneksi," kata Mardani kepada wartawan, Jumat (17/1/2020).

Selain itu, kata dia, kunjungan kerja ke luar negeri mesti memiliki tujuan yang jelas.

Mardani berharap ada timbal balik yang setimpal dari kunjungan kerja Prabowo ke tujuh negara itu.

"Kunjungan ke luar negeri monggo saja dilakukan, tetapi mesti dipastikan return on investment-nya jauh lebih baik. Dan semua perlu disampaikan kepada publik secara transparan," ujar dia.

Adapun Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, sebelumnya mengatakan, lawatan Prabowo ke tujuh negara sebagai bentuk perhatian khusus terhadap modernisasi alutsista TNI.

"Beliau akan fokus enam bulan ini pada alutsista dan istilahnya ini komponen utama, perhatian khusus beliau terhadap TNI," ujar Dahnil di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Dahnil kemudian menegaskan bahwa kepergian Prabowo ke berbagai negara merupakan bagian dari diplomasi pertahanan.

Bahkan, konsentrasi Prabowo itu membuatnya kerap tak menghadiri undangan seremonial.

"Enam bulan ini Pak Prabowo fokus dengan alutsista, makanya banyak undangan macam-macam masuk ke Pak Prabowo untuk hadir ke acara-acara seremonial itu jarang dihadiri," ucap dia.

Presiden Joko Widodo membela Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang tengah dirundung kritik terkait kunjungan kerjanya ke sejumlah negara.

Jokowi menegaskan, kunjungan kerja yang dilakukan Prabowo adalah dalam rangka diplomasi pertahanan.

"Kalau ada yang mempertanyakan Pak Menhan pergi ke sebuah negara, itu adalah dalam rangka diplomasi pertahanan kita, bukan yang lain-lain," kata Jokowi dalam sambutannya pada rapat pimpinan Kementerian Pertahanan 2020, Kamis (23/1/2020) pagi.

Selain diplomasi, Jokowi menyebut kunjungan Prabowo ke berbagai negara itu juga dalam rangka melihat alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang akan dibeli oleh Indonesia.

"Bagus atau tidak bagus. Benar atau tidak benar. Bisa digunakan atau tidak bisa digunakan, semua dicek secara detail," ucap Jokowi.

"Dan itu sudah kami diskusikan dengan Pak Menhan, tidak sekali dua kali. Banyak yang enggak tahu," kata dia.

Jokowi justru balik mengkritik pihak-pihak yang mengkritik Prabowo, yang merupakan rivalnya pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 itu. "Kalau ada yang bertanya belum ngerti urusan diplomasi pertahanan," kata Jokowi.(*)

Jenderal Andika Perkasa Dikenal Tegas Tapi Videonya Nangis Jenguk Sertu Rizka Bukti Kelembutannya

Aksi Pegang-pegang Hotman Paris ke Cewek Cantik Ini Bikin Talkshownya Terancam Dihentikan KPI

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei Indo Barometer: Prabowo Menteri Terpopuler dan Kinerja Terbaik", 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved