Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Radi A Gany Wafat

Prof Hafidz Abbas: Prof Radi A Gany Ikut Inisiasi Pemberian Gelar Dr HC Kepada Nelson Mandela

Hafidz Abbas (62) adalah Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sekaligus mantan anggota Komnas HAM) RI periode 2012-2017.

Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
tribunnews.com
Mantan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Hafidz Abbas 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Rektor Universitas Hasanuddin (1997-2006) Prof Dr Ir Radi A Gany adalah sosok yang ikut menginisiasi pemberian gelar Dr HC kepada Nelson Mandela.

Nelson adalah seorang revolusioner antiapartheid dan politisi Afrika Selatan yang menjabat Presiden Afrika Selatan (1994-1999).

Gelar kehormatan itu diberikan Unhas kepada Nelson Mandela pada 11 September 2005.

Kenangan bersejarah itu sulit dilupakan Hafidz Abbas (62), Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sekaligus mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI periode 2012-2017.

Maka ketika mendengar kabar Prof Dr Radi A Gany meninggal di Rumah Sakit Unhas, Makassar, Kamis (13/2/2020) dini hari tadi, Hafidz merasa sangat kehilangan.

Sapri Pamulu: Prof Radi A Gany Pernah Beri 200 USD Saat Saya Masih Kuliah di Australia

Mengenang Prof Dr Radi A Gany, Rektor Pertama Unhas yang Dipilih Lewat Pemungutan Suara

Hafidz masih sempat membesuk Prof Radi saat masih dirawat di RS Unhas beberapa hari sebelum mantan Watimpres RI itu meninggal.

Alumni Universitas Negeri Makassar (UNM) kelahiran Bone, 27 Agustus 1957, ini pun menulis kenangannya tentang almarhum.

Tulisan Prof Hafidz Abbas itu diterima tribun-timur.com melalui whastApp yang dikirimkan Wakil Sekertaris Umum Pengurus Pusat IKA Unhas (2017-2020) Sapri Pamulu PhD, beberapa menit lalu.

Prof Dr Radi A Gany bersama Sapri Pamulu (kanan) dan Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu.
Prof Dr Radi A Gany bersama Sapri Pamulu (kanan) dan Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu. (dok.tribun)

Begini tulisan Prof Hafidz Abbas:

Innalilllah lillahi wainna ilaihi Raji'un,

Turut berdukacita atas kepergian seorang tokoh nasional, seorang ilmuwan, mantan anggota Wantimpres, Rektor Unhas ke-10 (1997-2006), Prof Dr Ir Radi A Gany.

Kami dari Senat Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sempat menjenguk beliau di ruang ICU RS Unhas pada 10 Februari 2020 siang, seusai pertemuan kami dengan Senat Akademik UNHAS.

Pada saat masih Dirjen HAM di Kementerian Kehakiman dan HAM, saya bersama Prof Radi Gany menginisiasi pemberian Dr HC kepada Nelson Mandella, 11 September 2005.

Waktu itu, kami di Ditjen HAM banyak mengirim dosen, peneliti dan pejabat daerah dan pusat untuk memetik pengalaman Afrika Selatan yang telah dinilai amat berhasil menyekesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalunya melalui mekanisme Truth and Reconciliation Commission (TRC) sebagai badan restorative justice yang dibentuk Mandella pada 1996.

Pada era Presiden Wahid, 1999, ada Kementerian urusan HAM yang kebetulan saya diangkat sebagai Deputi Menteri HAM.

Pada masa awal reformasi, salah satu masalah besar bangsa yang kita hadapi adalah bagaimana menyelesaikan konflik sosial dan politik yang yang ada dan kasus-kasus HAM masa lalu melalui mekanisme rekonsiliasi.

Untuk mewujudkan ikhtiar itu, kami membentuk puluhan pusat-pusat studi HAM dan Perdamaian di sejumlah perguruan tinggi, termasuk Unhas.

Kami bersyukur, Prof Radi telah amat mendukung agenda kami di pusat studi HAM di Unhas.

Atas usulan kami, beliau mendukung pemberian Dr HC ke Nelson Mandella.

Saya melihat Mandella adalah tokoh ke lima yang telah mendapat gelar doktor Honoris Causa dari Unhas setelah:

(1) Ir. Soekarno, Presiden Pertama RI,
(2) Drs. Mohammad Hatta, Wakil Presiden Pertama,
(3) Chaerul Saleh, Wakil Perdana Menteri RI,
(4) Prof. Dr. BJ Habibie, Presiden ke-3 RI.

Setelah Nelson Mandella, Unhas juga memberikan penghargaan yang sama kepada Tun Najib Tun Razak (saat itu masih menjabat Perdana Menteri Malaysia) dan Jusuf Kalla (Wakil Presiden ke-10 RI).

Kebersamaan saya dengan Prof Gany, saya abadikan di artikel the Jakarta Post yang dipublikasikan beberapa hari setelah wafatnya Nelson Mandella.

Selamat jalan Prof Radi, selamat beristirahat selamanya di alam sana dalam pelukan kasih sayang-Nya.

Sungguh banyak keteladanan dan warisan intelektual yang telah engkau wariskan bagi negeri tercinta ini.

Semoga dedikasi dan pengabdianmu di dunia akademik akan dikenang selamanya di negeri tercinta ini.

Hafidz Abbas.

Dimakamkan

Prof Dr Radi A Gany saat ini disemayamkan di rumah duka di Jalan Perintis Kemerdekaan Km 18 No 237 A, Kecamatan Biringkanaya, Makassar (depan Indogrosir).

Almarhum akan disalati di Masjid An Nur, Jl Perintis Kemerdekaan 237, Kota Makassar.

Lalu dikebumikan di Pekuburan Unhas Pate’ne setelah lohor. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved