Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kolom Teropong

Memuji

Cerita teman saya ketika menghadiri sebuah acara yang terbilang ‘bergengsi’ cukup membuat kening ini berkerut.

Editor: Jumadi Mappanganro
dokumen Abdul Gafar
Abdul Gafar 

Oleh: Abdul Gafar
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin

Dalam kehidupan kita sehari-hari kata ‘puji’ sudah bukan kata baru lagi. Maknanya tergantung awalan atau akhiran yang menyertainya akan menentukan ‘rasa’ dari kata tersebut.

Ada kalimat yang aktif. Ada juga yang pasif jadinya. Ada yang berbau positif, ada juga yang negatif sekaligus provokatif.

Cerita teman saya ketika menghadiri sebuah acara yang terbilang ‘bergengsi’ cukup membuat kening ini berkerut.

Acara itu dihadiri banyak kalangan termasuk pejabat penting.

Menyentuh Hati, Orangutan Ini Ulurkan Tangan ke Pria yang Masuk ke Kolam Penuh Ular

Tema yang diangkat dalam pertemuan itu menyangkut hajat hidup orang banyak termasuk kepentingan negara di dalamnya.

Kekuatan dan ketangguhan negara ini juga ditentukan ketersediaan sumber daya alam tersebut.

Kita ditantang menghadapi kenyataan masa depan yang sudah pasti dibutuhkan oleh manusia.

Tantangan itu harus diterima dengan segala kemampuan yang dimiliki. Cara-cara lama sudah mesti ditinggalkan, hadapi dengan cara-cara yang lebih cerdas dan terukur.

Jika kita berhasil menghadapi tantangan itu dengan baik dan lulus dari ujian, maka hasilnya wajar diberi pujian.

Sekali lagi pujian.

Terlepas dari tema yang diperbincangkan, justeru menarik dari cerita teman itu adalah lontaran kata ‘pujian’ yang bertubi-tubi dari para pembicara.

Sang pembicara awal dapat menjelaskan secara kronologis kepada khalayak yang hadir tentang sosok yang dipujinya.

Teman itu merasa terkagum-kagum kepada daya ingat sang pembicara ini mengenai sang tokoh yang dipujinya.

Sang tokoh yang dibicarakan pun turut hanyut dalam paparan pujian yang memang layak dimilikinya.

Sejak muda, sudah menjadi tokoh, hingga melegenda sebagai sang pahlawan bagi daerahnya.

Ada karya monumental yang ditinggalkan untuk kepentingan daerah dan bangsanya yang lebih luas. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved