Prabowo vs Fahrul Razi soal Eks ISIS
Bandingkan Pendapat Prabowo dan Menag Fachrul Razi, Menteri Jokowi Beda Soal Pemulangan WNI Eks ISIS
Rencana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) menuai pro dan kontra masyarakat. Beda pendapat bukan hanya terjadi di tengah masyarakat, tetapi jug
Dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (5/2/2020), Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara pribadi menegaskan dirinya menolak rencana pemulangan WNI eks ISIS.
"Ya kalau bertanya kepada saya, ini belum Ratas ya. kalau bertanya kepada saya, saya akan bilang tidak," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Namun Jokowi mengatakan keputusan akhir masih dalam proses.
"Sampai saat ini masih dalam proses pembahasan, dan nanti sebentar lagi kita akan putuskan kalau sudah dirataskan. Semuanya masih dalam proses," kata Jokowi.
• Lowongan Kerja BUMN PT Hutama Karya (Persero) Cari Karyawan Baru, Daftar Online di Link Ini
• Viral Menteri Pertanian Syahrul YL Main Tik Tok Bareng Anak & Cucunya yang Cantik, Ini Videonya
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-4.45:
Korban Teroris: Mengapa Negara Memikirkan Pengkhianat
Korban dari serangan-serangan terorisme angkat bicara soal wacana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) bekas anggota teroris ISIS yang kini sedang ramai dibicarakan.
Pendamping korban Bom Samarinda Birgaldo Sinaga mengatakan para korban sangat tidak setuju apabila WNI bekas anggota teroris tersebut dipulangkan kembali ke tanah air.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Kompastv, Sabtu (8/2/2020), Birgaldo menyebut wacana pemulangan WNI eks ISIS sangat melukai perasaan para keluarga korban terorisme.
"Sangat melukai perasaan keluarga korban terorisme, itu yang ada di benak saya," kata Birgaldo.
Suasana kamp pengungsian bekas anggota ISIS al-Hol, Desember 2019 (Delil Souleiman/AFP)
• FOTO: Konser Rapsodia Nusantara 2020, Ananda Sukarlan Tampilkan Dua Pianis Muda
• Menyentuh Hati, Orangutan Ini Ulurkan Tangan ke Pria yang Masuk ke Kolam Penuh Ular
Menurutnya pemerintah tidak seharusnya memikirkan nasib para WNI eks ISIS.
"Saya kira pemerintah memikirkan mereka untuk dipikirkan saja sebuah kekeliruan, sebuah kesalahan," terangnya.
"Bagaimana bisa pemerintah begitu mudah melemparkan isu ini, membuat gaduh, melukai perasaan dari pada korban, Ayah, Ibu, saudara, anak yang kehilangan anggota keluarganya, yang sampai saat ini berjuang untuk pulih."