Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Guru Honorer Anak Kepsek Arogan Berkelahi dengan Guru yang 20 Tahun Mengabdi, Lihat Apa Pemicunya

guru honorer Anak Kepsek Arogan Bersitegang dengan guru yang 20 Tahun Mengabdi, saat dicari malah bersembunyi dibawah ketek bapaknya

Editor: Waode Nurmin
Tribun Medan/Maurits Pardosi
Jongor Panjaitan, Kepala SMAN 8 Jalan Sampali, Pandau Hulu, Kecamatan Medan Area membeberkan harapannya atas perkelahian sesama guru Deni Panjaitan dengan Herbin Manurung. 

Guru Honorer Anak Kepsek Arogan Berkelahi dengan Guru yang 20 Tahun Mengabdi, Lihat Apa Pemicunya

TRIBUN-TIMUR.COM - Herbin Manurung, seorang guru Matematika di SMAN 8 Medan melaporkan sesama guru di sekolah itu ke Polsek Medan Area, Senin (3/2/2020).

Ia membeberkan kronologi perkelahiannya dengan rekan kerjanya yang juga anak Kepala Sekolah SMAN 8.

Dalam proses belajar di Kelas XII, tepat di Lantai III, Deni Panjaitan, guru honorer sekaligus anak Kepala Sekolah datang ke kelas tanpa ijin memanggil siswa.

"Aku terkejut saat dia datang dan sontak memanggil murid dari kelasku, waktu itu kami sedang bahas soal matematika karena kelas III kan mau ujian.

Kabar Buruk Uang Pensiun PNS Dipotong Gara-gara Presiden Jokowi Alihkan ke BPJS TK, Berlaku Kapan?

Itu baru satu jam proses belajar dari pukul 07.30 WIB," ungkap Manurung, Senin (3/2/2020).

Pasalnya, Deni Panjaitan memanggil murid dari kelas tanpa ijin dari Manurung, sebagai pengampu mata pelajaran yang sedang berjalan.

"Usai dipanggilnya siswa itu, dia (Deni Panjaitan) langsung balik badan dan turun ke bawah.

Lalu murid yang dipanggil itu langsung menghadap saya dan minta ijin.

Saya tidak ijinkan sebab tidak ada keterangan padaku mengapa siswa itu dipanggil.

Lagian, Deni tidak ada kasih tahu apa-apa kepadaku perihal anak yang dipanggil, permisi pun tidak," ujarnya.

Manurung kembali mengajak anak untuk kembali tenang dan belajar seperti biasanya.

"Saya menyuruh anak-anak kembali duduk dan terangkan kepada anak bahwa guru tadi tidak punya etika dan tujuan untuk apa anak dipanggil," tambahnya.

Herbin Manurung menunjukkan surat laporannya ke Polsek Medan Area, Senin (3/2/2020).
Herbin Manurung menunjukkan surat laporannya ke Polsek Medan Area, Senin (3/2/2020). (Tribun Medan/Maurits Pardosi)

Setelah lima belas menit, Deni Panjaitan datang dengan arogansinya serta menyuruh anak yang dipanggilnya turun ke bawah.

Kabar Buruk Uang Pensiun PNS Dipotong Gara-gara Presiden Jokowi Alihkan ke BPJS TK, Berlaku Kapan?

"Anak-anak yang tadinya terkejut, kita ajak lagi belajar.

Lalu, 15 menit kemudian, dia datang dengan arogansinya yang luar biasa.

Dia langsung bilang, 'siapa tadi yang kupanggil itu, kenapa belum turun? Arogansi luar biasa lah," ujarnya.

Lantas, Manurung memperingatkan Deni Panjaitan hingga terjadi debat di depan kelas.

"Lalu saya bilang bahwa harus beretikalah memanggil siswa.

Inilah pemicu kami berdebat.

Terus, dia bentak saya sambil bilang bahwa saya mamak-mamak.

Dimaki-makinya saya sambil dilayangkannya tangannya samaku, memang nggak sampai berbekas," tambahnya.

Siswa laki-laki yang ada di kelas pun memaksa keluar Deni sebab kelas mereka jadi ribut.

"Spontan murid saya yang laki-laki semua langsung maju.

Kabar Buruk Uang Pensiun PNS Dipotong Gara-gara Presiden Jokowi Alihkan ke BPJS TK, Berlaku Kapan?

Ditariklah dia ke bawah, dan bahkan ada seorang siswa laki-laki yang ditariknya untuk minta keterangan mungkin.

Aku pun tidak tahu apa masalah murid yang dipanggilnya itu, cuman etika dan caranya itu tidak pas," ungkapnya.

Perlakuan Deni Panjaitan menyebabkan Manurung kesal dan merasa dilecehkan sebagai guru yang telah mengabdi selama 29 tahun di sekolah tersebut.

"Aku sudah mengabdi selama 20 tahun di sana mengajar, masa tidak ada dihargai nya saya.

Kalau bisa dikatakan, dia pun masih anak kita kan, nah itulah yang buat tergantung mental saya, dilecehkan saya dengan sikapnya itu," katanya dengan nada kecewa.

"Saya langsung mencarinya ke bawah, karena saya tidak siap diperlakukan seperti itu.

Harga diri saya sepertinya tidak ada lagi di hadapan anak-anak.

Sampai kena tangannya ke badanku, main fisik kan.

Kukejar dia ke bawah dan muridku pun spontan turun juga sebab ini tidak bisa dibiarkan," tambahnya.

Manurung mencari Deni dan mendapatinya bersembunyi di kantor Kepala Sekolah. Manurung menyuruhnya keluar, alhasil dia tidak mau dan tetap bertahan di kantor tersebut.

Kabar Buruk Uang Pensiun PNS Dipotong Gara-gara Presiden Jokowi Alihkan ke BPJS TK, Berlaku Kapan?

"Saya temukan dia ternyata di kantor bapaknya bersembunyi. Saya suruh dia supaya keluar dari kantor itu," paparnya.

Kepala Sekolah tidak menasehati anaknya.

"Masalahnya, bapaknya sendiri pun tidak menasehati anaknya itu. Itu yang kusesalkan," ungkapnya.

Setelah diperiksa, ternyata sepeda motor Manurung juga dirusak Deni Panjaitan.

"Kupikir cuma masalah itu, rupanya anaknya ini juga merusak keretaku," tambahnya.

Manurung menyesalkan kebebalan dan arogansi Deni Panjaitan hingga dia membuat laporan ke Polsek Medan Area.

Hingga laporan dibuat ke Polsek Medan Area, Deni Panjaitan belum meminta maaf kepada Manurung.

"Sampai sekarang, dia itu tidak punya niat baik, dia tidak ada minta maaf, saya tunggu sejak kejadian hingga sekarang.

Nah, makanya saya buat laporan, karena yang kayak gini tidak bisa dibiarkan, mau siapa lagi yang mau jadi korbannya," ungkapnya. (cr3/medan-tribun.com)

Reaksi Kepsek /Ayah

Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Medan, Jongor Panjaitan tak terima anaknya disebut tak punya etika oleh Herman Manurung, guru Matematika.

Ia bahkan menyebut Herbin Manurung sebagai provokator atas masalah yang terjadi selama setahun lebih di sekolah tersebut.

"Jangan dia bilang anak saya nggak punya etika," ungkap Jongor Panjaitan kepada www.tribunmedan.com saat ditemui di kantornya di SMAN 8 Jalan Sampali, Pandau Hulu, Kecamatan Medan Area, Selasa (4/2/2020).

"Masalah di SMAN sudah berlangsung selama satu tahun lebih, dan dialah provokator di belakang ini," imbuhnya.

Jongor Panjaitan, Kepala SMAN 8 Jalan Sampali, Pandau Hulu, Kecamatan Medan Area membeberkan harapannya atas perkelahian sesama guru Deni Panjaitan dengan Herbin Manurung.
Jongor Panjaitan, Kepala SMAN 8 Jalan Sampali, Pandau Hulu, Kecamatan Medan Area membeberkan harapannya atas perkelahian sesama guru Deni Panjaitan dengan Herbin Manurung. (Tribun Medan/Maurits Pardosi)

Adapun Herbin Manurung telah melaporkan sesama guru di SMAN 8, Deni Panjaitan yang juga merupakan anak kepala sekolah, ke Polsek Medan Area.

Jongor Panjaitan menguraikan bahwa posisi anaknya di sekolah tersebut hanyalah sebagai guru olahraga, bukan sebagai pengawas kepsek.

Ia menyebutkan bahwa dirinya juga pernah di-bully dari Manurung dan tuduhan selingkuh.

"Jadi akibat satu tahun lebih, kebetulan memang anak saya sebagai guru olahraga, bukan pengawal saya, bukan. Jadi gimana lah (reaksi) anak sama bapak yang sudah dibully, dituduh selingkuh,” ujarnya.

Perihal perkelahian antara Deni Panjaitan dengan Herman Manurung, Kepsek membenarkan peristiwa tersebut.

Perkelahian tersebut berawal dari pemanggilan siswa yang bersangkut paut dengan perkelahian guru pada pagi hari di sekolah.

Perkelahian Deni Panjaitan dengan Herman ditandai dengan adanya adu mulut di dalam kelas.

"Ada masalah guru kita berkelahi pagi-pagi, trus menyangkutlah ke siswa kita dua orang, Disuruh Wakil Kepala Sekolah lah anak saya memanggil siswa itu ke dalam kelas. Setelah disuruh, kebetulan memang si Manurung sedang mengajar di dalam kelas, kemudian ditunggulah sepuluh menit dan tidak datang. Lalu, diulangilah memanggil, terjadilah perkelahian mereka, adu mulut di dalam kelas," tutur Jongor Panjaitan.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kronologi Guru Matematika Herbin Manurung Vs Guru Honorer Olahraga Deni Panjaitan Anak Sang Kepsek, https://medan.tribunnews.com/2020/02/07/kronologi-guru-matematika-herbin-manurung-vs-guru-honorer-olahraga-deni-panjaitan-anak-sang-kepsek?page=all.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved