Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pelecehan Seksual

Tahanan Va Alami Pelecehan Seksual Menyimpang di Rutan, Saat Malam Digerayangi dan Lakukan Hal Ini?

Kejadian pelecehan seksual menyimpang terbongkar di Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIa/Lapas Perempuan Klas II A, Bandung, Jawa Barat.

Editor: Arif Fuddin Usman
PIXABAY
Ilustrasi Korban Pelecehan Seksual // Tahanan Va Alami Pelecehan Seksual Menyimpang di Rutan, Saat Malam Digerayangi dan Lakukan Hal Ini? 

Tahanan Va Alami Pelecehan Seksual Menyimpang di Rutan, Saat Malam Digerayangi dan Lakukan Hal Ini?

TRIBUN-TIMUR.COM - Bukan hal baru terkait perilaku seksual menyimpang di balik ruang penjara yang rapat.

Kejadian serupa terbongkar di Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIa/Lapas Perempuan Klas II A, Bandung, Jawa Barat.

Dalam ruang tahanan yang baru beroperasi 5 bulan lalu, seorang tahanan wanita mengalami pelecehan seksual.

TERBARU, 7 Fakta Kasus Ikan Asin, Fairuz Stres Akut, Rey Utami Tak Enak Badan dan Galih Ginanjar?

Gadis 17 Tahun Jadi Korban Rudapaksa 17 Orang Teman, Kejadian Selama 3 Bulan, Begini Kronologinya?

Aksi pelecehan seksual itu pun menyimpang karena melibatkan sesama kaum perempuan.

Dan korbannya yang baru masuk melaporkan perlakuan menyimpang seorang tahanan kepada petugas.

Pihak rutan, yang segera menindaklanjuti laporan, kemudian memisahkan keduanya.

Informasi adanya perilaku seksual menyimpang yang dilakukan tahanan kepada tahanan lainnya di rutan khusus perempuan ini diakui LI (48).

Dia merupakan orangtua salah seorang tahanan yang menjadi korban pelecehan seksual sesama tahanan.

LI mengatakan, peristiwa itu menimpa anaknya, Va (22), pada awal Januari lalu.

Ini Warga Indonesia Pertama Positif Terjangkit Virus Corona di Singapura, Diduga Tertular Majikan

Terungkap, Baca Isi Curhat Delis Siswi Cerdas Ditemukan Tewas di Gorong-gorong Sekolah, Ulah Teman

"Anak saya bercerita sambil menangis. Katanya, malam-malam digerayangi sama teman satu kamarnya yang perempuan."

"Saya khawatir dengan kondisi anak saya," ujar LI saat dihubungi Tribun melalui telepon, beberapa hari setelah peristiwa itu terjadi.

Selain khawatir dengan keselamatan anaknya, kata LI, ia juga sangat khawatir perilaku lesbian itu menular kepada anaknya jika penyimpangan perilaku seksual itu terus menimpa anaknya.

"Saya bilang sama dia, laporkan saja perbuatan si pelakunya ke petugas. Jangan berantem atau ngelawan," kata LI mengulang ucapannya kepada anaknya ketika itu.

Laporan anaknya, kata LI, rupanya langsung direspons oleh petugas.

Pelaku langsung ditindak dan ditempatkan di sel isolasi selama sepekan, sedangkan Va dipindah ke salah satu lembaga pemasyarakatan di Jawa Barat.

Pengakuan Korban Va

Sebelum akhirnya bisa menemui Va secara langsung, komunikasi pertama Tribun Jabar dengan Va berlangsung melalui surat.

Dalam suratnya, Va menceritakan kronologi aksi tahanan lesbian kepadanya.

"Awalnya saya tidur di tengah. Tiba-tiba teman saya minta pindah dan saya iyakan," ucap Va dalam tulisan pembukanya.

INGAT Lapor SPT Tahunan, Jika Telat Dapat Surat Tagihan Pajak hingga Denda Rp 100 Ribu & Rp 1 Juta

Dosen PTN Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Mahasiswi di Toilet, Ajak Korban ke Hotel, Ini 7 Fakta

Namun, sekitar pukul dua dini hari, Va terbangun karena merasakan sesuatu yang janggal.

"Ada yang mengusap rambut saya. Saya masih berpikir itu adalah rasa sayang sebagai teman. Tapi lama-lama saya risih karena dia mencium pipi dan bibir saya," tulis Va.

Karena tahanan itu terus menciuminya, tulis Va, ia pun berontak.

"Saya yang tadinya pura-pura tidur langsung bangun dan pergi ke kamar mandi, dan dia pura-pura tidur."

"Kemudian saya bangunkan teman saya untuk pindah posisi," tulis Va.

Keesokan harinya, setelah mengadu kepada ibunya, Va pun melaporkan peristiwa itu ke petugas rutan.

Laporan itu, kata Va, langsung direspons oleh petugas rutan.

"Saya tidak menyukai sesama jenis," tulis Va.

Ditemui di salah satu lapas di Jabar, Va mengatakan, pascalaporan itu, tahanan lesbian tersebut dijatuhi hukuman, ditempatkan di ruang isolasi selama sepekan.

Va kemudian juga dipindah, tak lagi ditahan di Rutan Perempuan Bandung.

"Ya, itu surat yang saya buat," kata Va saat Tribun menunjukkan surat berisi tulisan tangan yang menjelaskan kronologi pelecehan seksual yang dialami Va di Rutan Perempuan Bandung.

"Saya melapor karena orientasi seksual saya masih normal. Saya enggak belok (lesbi). Kalau belok, ya saya enggak laporan," ujar Va.

Di lapas yang ia huni ini, kata Va, ia merasa lebih baik dibanding sebelumnya.

"Sekarang saya fokus untuk menyelesaikan sisa hukuman," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Tahanan Perempuan Jadi Korban Perilaku Seksual Menyimpang, Begini Reaksi Petugas saat Korban Melapor"

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved