SDIP Antang 3
Kompak Nyatakan Bukan Pungli, Orangtua Murid SDIP Antang 3 Tak Soal Dana Perpisahan
Sebelumnya, Kepala dan beberapa guru SDIP Antang 3 dihadirkan Komisi D DPRD Makassar di gedung dewan, Rabu (22/1/2020).
Penulis: Ridwan Putra | Editor: Sudirman
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM – Orangtua murid SD Inpres Perumnas (SDIP) Antang 3 Manggala, Kota Makassar, ramai-ramai menyayangkan tudingan pengumpulan dana perpisahan murid kelas 6 sebagai pungutan liar (pungli).
Apalagi jika dikaitkan dengan dugaan instruksi dari sekolah setempat.
Sebelumnya, Kepala dan beberapa guru SDIP Antang 3 dihadirkan Komisi D DPRD Makassar di gedung dewan, Rabu (22/1/2020).
Mereka dimintai keterangan terkait adanya laporan oknum orangtua murid yang merasa keberatan dengan pengumpulan dana perpisahan, oleh paguyuban orangtua murid sebesar Rp 400 ribu per orangtua murid kelas 6.
Pihak sekolah dalam hal ini guru setempat bahkan dikait-kaitkan dengan penggalangan dana perpisahan itu.
Sejumlah orangtua murid yang dikonfirmasi bahkan menepis hal tersebut dan menegaskan penggalangan dana perpisahan itu tidak ada intervensi dan arahan dari kalangan guru.
“Saya sebagai orangtua murid kelas 6 menyatakan tidak pernah ada pungli di sekolah anak kami. Apalagi terkait dana tata boga dan perpisahan. Itu murni inisiatif kalangan orangtua murid. Sama sekali tidak ada arahan dan paksaan dari pihak sekolah baik kepsek maupun guru-guru,” terang orangtua murid kelas 6, Kartawati Askar ST, Jumat (24/1/2020).
“Ini hanya sebagai bentuk rasa terima kasih kami untuk guru yang sudah membimbing dan mengajar anak-anak selama 6 tahun,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan orangtua murid lainnya, Mama Nisa. “Apapun hasil rapat mengenai dana perpisahan dan tata boga senilai 400 ribu itu, saya sepakat. Karena itu murni dari orangtua murid. Tidak ada kaitannya dengan guru maupun kepala sekolah,” tandasnya.
Sebutan pungli yang diduga dilayangkan oknum orangtua murid maupun anggota Komisi D DPRD Makasssar pun, sangat disayangkan banyak orangtua murid kelas 6 SDIP Antang 3.
Salah satu orangtua murid lainnya, Nurul Khotimah, mengaskan dana yang dikumpulkan itu adalah inisiatif dari orangtua murid.
Pihak sekolah tidak pernah mengarahkan, mengimbau, apalagi mewajibkan mengumpulkan dana perpisahan sebesar 400 ribu.
“Ini hanyalah sebagai bentuk rasa terimakasih kami selaku ortu murid yang anak-anaknya menimba ilmu di selama 6 tahun ini di sekolah ini,” tuturnya.
Pengakuan sama diungkapkan orangtua murid kelas 6 lainnya, Rislah Rahim.
Disebutkan, kegiatan tata boga dan perpisahan murid kelas 6 melalui dukungan penggalangan dana dari kalangan orangtua murid kelas 6 sudah dilaksanakan dari tahun ke tahun.